92 KB – 49 Pages

PAGE – 3 ============
ISBN978-602-9290-20-2 Penerbit Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Pelindung Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D. Pembina Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M.P. Penanggung jawab Yayat Hendayana Penyunting Naskah Doddy Zulkifli Indra Atmaja, Dinna Handini, Firman Hidayat, Neni Herlina, M. Syarifuddin Fajri, M. Fasha Rouf Penulis Yayat Hendayana, Doddy Zulkifli Indra Atmaja, Dinna Handini, Firman Hidayat, Neni Herlina, Nita Nurita, Rian Sari, Dwi Yunanto, Satya Herlina, M.S Fajri, Tito Edy Priandono, Citra Larasati, Gamma Edy Satria, M. Fasha Rouf, Suryo Boediono Kontributor Materi Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Layout dan Grafis Youngest Arsyani Akmad, Indra Poltak Natanael Nainggolan Fotografer Dwi Rustandi, Tulus Jogolo DistribusiMayong Krisna Dhani, Alvin Eka Priyadi Sekretariat Andriansyah, Annisa Prajna, Karina Ayu, Sumaryanto Alamat Redaksi Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Gedung D, Lt.8, Jl. Jenderal Sudirman, Pintu 1 Senayan, Jakarta © Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2020 Sumber Foto: Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Tim Penyusun Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2

PAGE – 4 ============
Tim Penyusun 2 Daftar Isi .. ..3 Daftar Tabel 4 Pendahuluan Kata Pengantar plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi ..6 Kata Pengantar Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi .7 Latar Belakang . .8Pembahasan Merdeka Belajar di Masa Pandemi ..14 Praktik Baik Pembelajaran Daring PTN di Masa Pandemi 16 Praktik Baik Pembelajaran Daring PTS di Masa Pandemi 32 Tantangan Dalam Pembelajaran di Masa Pandemi ..36 Evaluasi Pembelajaran Daring di Masa Pandemi .40 Tumbuh Bersama Membantu Sesama Perguruan Tinggi .44 Penutup Harapan ke Depan..46 Ucapan Terima Kasih ..47 Daftar IsiPembelajaran Perguruan Tinggi dan Implementasi Merdeka Belajar di Masa Pandemi Covid 3

PAGE – 8 ============
Kata Pengantar fiBuku ini hadir untuk memotret bagaimana upaya aktor-aktor di pendidikan tinggi dapat melaksanakan pembelajaran yang berkualitas di masa pendidikan pandemi inifiCovid-19 berpengaruh banyak terhadap kondisi pendidikan, termasuk jenjang pendidikan tinggi akademik. Instruksi pemerintah untuk melaksanakan physical distancing bagi semua sektor, membuat ruang-ruang kelas kosong, kampus sepi, karena pembelajaran diubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui medium internet. Secara tak sadar, Covid-19 telah menjadi katalis untuk implementasi revolusi industri 4.0 pada bidang pendidikan tinggi. Dosen-dosen dituntut untuk lebih adaptif dengan teknologi sebagai medium pembelajaran tanpa mengurangi esensi pendidikan. Sementara mahasiswa diminta untuk tetap aktif dan mandiri dalam pembelajaran jarak jauh.Selain itu, program Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengenai Merdeka Belajar: Kampus Merdeka, menemukan momentum untuk diimplementasikan. Kebijakan yang memberikan peluang pembelajaran secara fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa, serta menuntut terlibat langsung dengan realita, memberikan peluang model pembelajaran yang beragam. Setidaknya dua kondisi itu mendorong proses pendidikan dan pengajaran yang menjadi salah satu tugas utama pendidikan tinggi tidak berhenti meski dalam kondisi pandemi. Dosen-dosen merancang, menjalankan, dan mengevaluasi proses pembelajarannya agar dapat terus berlangsung meski berubah medium. Begitupun pihak Rektorat di perguruan tinggi, berlomba-lomba mengeluarkan kebijakan yang akan menjamin Mahasiswanya tetap meraih capaian pembelajaran dan menjadi alumni yang membanggakan, bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Ke depannya, apa yang ternyata mampu dilaksanakan dalam kondisi terdesak selama Covid-19, harus dijadikan bahan belajar agar perguruan tinggi berani mengambil inovasi-inovasi dalam pendidikan dan pengajaran. Terima kasih kepada berbagai perguruan tinggi yang telah berkenan mengirimkan tulisannya, juga kepada tim dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah mewujudkan buku ini menjadi karya yang baik, karya di mana hikmah dapat dipetik. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Dr. Paristiyanti Nurwardani, M.P. Pembelajaran Perguruan Tinggi dan Implementasi Merdeka Belajar di Masa Pandemi Covid 7

PAGE – 9 ============
Latar Belakang Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) yang menerpa dunia sejak awal tahun 2020 telah berdampak signifikan pada segala aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan tinggi. Mudahnya penularan virus corona dan dampak kematian tinggi bagi penderitanya telah mengubah pembelajaran tatap muka yang semula mendominasi, dihentikan sementara dan didesak untuk bermigrasi ke pembelajaran berbasiskan jaringan internet. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merespon kondisi ini dengan memberikan kemudahan pembelajaran di masa darurat Covid-19 kepada mahasiswa di perguruan tinggi. Tertuang dalam Surat Edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19. Aturan ini kemudian diperkuat oleh surat tertanggal 31 Maret 2020 yang ditujukan kepada: 1). Seluruh Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (PTN/PTS), dan 2). Seluruh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah I sampai dengan XIV. Adapun salah satu isi suratnya mengenai masa belajar paling lama bagi mahasiswa yang seharusnya berakhir pada semester genap 2019/2020, dapat diperpanjang 1 semester, dan pengaturannya diserahkan kepada Pimpinan Perguruan Tinggi sesuai dengan kondisi dan situasi setempat. Covid-19 sebenarnya mampu mendorong percepatan implementasi pendidikan jarak jauh berbasiskan teknologi informasi. Wabah menjadi momentum penting bahwa pendidikan jarak jauh harus sudah mulai dijajaki secara serius. Berdasarkan survei yang dilakukan Ditjen Dikti, 98 persen perguruan tinggi telah melakukan pembelajaran daring. Setali tiga uang, mahasiswa menilai pembelajaran daring berjalan cukup efektif. Menurut Pelaksana Tugas (plt.) Direktur Jenderal (Dirjen) Dikti, pencapaian ini merupakan suatu hal yang luar biasa sekali, mengingat hampir sebelum pandemi, Kemendikbud telah mendorong pemanfaatan teknologi untuk memperkaya pembelajaran. tetapi belum mencapai hasil optimal. Sedikit sekali perguruan tinggi yang telah melakukan pembelajaran daring, bisa dikatakan wabah pandemi ini seperti berkah terselubung bagi praktik pembelajaran kampus. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 8

PAGE – 10 ============
Implementasi pembelajaran daring ini menghadapi sejumlah kendala di lapangan. Pertama, dari sisi budaya pembelajaran, masih banyak dosen maupun mahasiswa yang belum terbiasa menggunakan sistem pembelajaran daring. Kondisi ini menggambarkan terjadi kesenjangan digital atau literasi digital. Dosen dan mahasiswa perlu adaptasi keras untuk mampu terampil dalam menggunakan pembelajaran daring. Misalnya, dosen dituntut harus meningkatkan metode pengajarannya agar proses pembelajaran mahasiswa tidak berhenti karena pandemi dan hasil kualitas pembelajaran tidak turun meskipun tanpa tatap muka. Ditjen Dikti proaktif menyiapkan pelatihan pembelajaran daring bagi 100 ribu dosen. Pelatihan ini merupakan salah satu upaya penyegaran dan peningkatan keterampilan para dosen dalam menyampaikan materi melalui berbagai platform dan teknologi pendukung pembelajaran daring. Pelatihan ini juga memperhatikan ketersediaan akses internet. Ditjen Dikti pun menyusun modul digital untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Materi dalam modul digital tersebut mencakup lima sektor penggerak ekonomi di Indonesia, yakni agribisnis, pariwisata, layanan kesehatan, penjualan daring, dan ekspor tenaga kerja. Terdapat sekitar 600 modul terkait penggerak ekonomi tersebut. Modul ini nantinnya dapat dimanfaatkan mahasiswa. Masalah kedua, pembelajaran daring menghadapi kendala jaringan internet. Indonesia saat ini masih menghadapi kendala kesenjangan digital antar wilayah dalam akses internet. Berdasarkan kajian Kemendikbud, pembelajaran daring oleh perguruan tinggi selama masa pandemi Covid-19 menghadapi kendala utama masih soal jaringan internet. Untuk menyiasatinya, Ditjen Dikti berusaha mempersiapkan pembelajaran semester depan dengan lebih baik, melalui kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk penyediaan internet di daerah blank spot . Di masa pandemi mahasiswa sudah kembali ke daerah mereka masing-masing di mana jaringan internet belum merata. Masalah ketiga, belum semua perguruan tinggi memiliki sistem pembelajaran daring, baik secara infrastruktur maupun platform pembelajaran. Kemendikbud memiliki berbagai program kegiatan terkait pendidikan berbasiskan teknologi informasi ini. Kemendikbud berusaha memaksimalkan platform Sistem Pembelajaran Daring (SPADA). Platform digital antarperguruan tinggi itu kini telah memiliki 3.000 modul yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa maupun Pembelajaran Perguruan Tinggi dan Implementasi Merdeka Belajar di Masa Pandemi Covid 9

PAGE – 11 ============
dosen dalam kegiatan belajar mengajar secara dalam jaringan (daring). Dosen dan mahasiswa dapat mengakses langsung sumber pembelajaran dari perguruan tinggi lain di www. spada.kemdikbud.go.id. Sementara, bagi perguruan tinggi dengan keterbatasan sumber daya pembelajaran daring, Dikti menyediakan kuliahdaring.kemdikbud.go.id. Pemerintah juga bekerja sama berbagai platform swasta menyediakan aplikasi pembelajaran daring seperti Google, Huawei, Microsoft. Keempat, pendidikan daring membutuhkan jaringan internet yang seringkali biayanya mahal sehingga memberatkan kalangan mahasiswa. Ditjen Dikti dan berbagai perguruan tinggi mengupayakan pengurangan beban ekonomi mahasiswa untuk mengeluarkan biaya kuota internet tersebut dengan subsidi kuota dan/atau pulsa. Semangat gotong royong sangat terasa, ketika sejumlah penyedia layanan telekomunikasi seperti Telkom, Indosat, XL melalui program tanggung jawab perusahaan turut berpartisipasi memberikan akses internet gratis. Masa pandemi yang belum menentu kapan berakhir menjadi tantangan berat bagi perguruan tinggi ke depan. Kita semua berharap perguruan tinggi mampu adaptif untuk menghasilkan kualitas pembelajaran daring setara seperti layaknya sebelum pandemi menerpa. Mahasiswa menyerap ilmu dengan baik sehingga pembelajaran daring diharapkan tidak serta merta mengorbankan kualitas lulusan.Selain mempercepat pelaksanaan metode pembelajaran jarak jauh di kampus-kampus Indonesia, pandemi menjadi sebuah ujian dan tantangan konsep Merdeka Belajar: Kampus Merdeka. Seluruh sivitas akademika di Indonesia mencoba sebuah konsep pembelajaran yang bersifat mandiri. Pembelajaran di masa akan datang memungkinkan terbentuk sebuah normal baru di mana akan sangat bergantung pada penggunaan gawai dan layar komputer alih-alih tatap muka. Kita harus mampu menghadapinya. Latar Belakang Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 10

92 KB – 49 Pages