bersifat abadi, yang mana pengetahuan sudah ada di dalam spirit/jiwa kebiasaan belajar yang diharapkan, ganjaran hendaknya diberikan ketika kebiasaan-.

112 KB – 45 Pages

PAGE – 1 ============
Landasan Filosofis Pendidikan Tatang Sy File 2010 52 BBM 2 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN Pendahuluan Landasan filosofis pendidikan perlu dikuasai oleh p ara pendidik, adapun alasannya antara lain: Pertama , karena pendidikan bersifat normatif, maka dalam r angka pendidikan diperlukan asumsi yang bersifat normati f pula. Asumsi-asumsi pendidikan yang bersifat normatif itu antara lain dapat bersum ber dari filsafat. Landasan filosofis pendidikan yang bersifat preskriptif dan normatif a kan memberikan petunjuk tentang apa yang seharusnya di dalam pendidikan atau apa yang d icita-citakan dalam pendidikan. Kedua , bahwa pendidikan tidak cukup dipahami hanya melal ui pendekatan ilmiah yang bersifat parsial dan deskriptif saja, melainkan per lu dipandang pula secara holistik. Adapun kajian pendidikan secara holistik dapat diwu judkan melalui pendekatan filosofis. Ada berbagai aliran filsafat pendidikan, antara lai n Idealisme, Realisme, Pragmatisme, dsb. Namun demikian, bangsa Indonesia sesungguhnya memiliki filsafat pendidikan nasional tersendiri, yaitu filsafat pend idikan yang berdasarkan Pancasila. Sehubungan dengan hal ini berbagai aliran filsafat pendidikan perlu kita pelajari, namun demikian bahwa pendidikan yang kita selenggarakan h endaknya tetap berlandaskan Pancasila. Pemahaman atas berbagai aliran filsafat pendidikan akan dapat membantu Anda untuk tidak terjerumus ke dalam aliran filsafa t lain. Di samping itu, sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, ki ta pun dapat mengambil hikmah dari berbagai aliran filsafat pendidikan lainnya, dalam rangka memperkokoh landasan filosofis pendidikan kita. Dengan memahami landasan filosofis pendidikan diharapkan tidak terjadi kesalahan konsep tentang pendidikan yang akan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam praktek pendidikan. Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini akan membantu Anda untuk memahami pengertian filsafat, pengertian landasan filosofis pendidikan dan konsep landasan filosofis pendidikan menurut berbagai aliran filsafat. Adapun aliran filsafat yang dimaksud yaitu: Idealisme, Realisme, Pragmatisme, dan filsafat pen didikan nasional yang berdasarkan Pancasila. Lebih khusus lagi BBM ini akan membantu Anda untuk memahami implikasi konsep filsafat umum setiap aliran filsafat terhada p konsep pendidikan.

PAGE – 2 ============
Landasan Filosofis Pendidikan Tatang Sy File 2010 53 Setelah mempelajari BBM ini, Anda diharapkan memili ki wawasan tentang landasan filosofis pendidikan sebagai titik tolak d alam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan lebih lanjut. Adapun secara k husus, Anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan karakteristik filsafat. 2. Menjelaskan konsep landasan filosofis pendidikan. 3. Menjelaskan asumsi-asumsi filosofis pendidikan Idea lisme. 4. Menjelaskan asumsi-asumsi filosofis pendidikan Real isme.. 5. Menjelaskan asumsi-asumsi filosofis pendidikan Prag matisme. 6. Menjelaskan asumsi-asumsi filosofis pendidikan nasi onal (Pancasila). BBM ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiata n belajar pertama mencakup pengertian serta karakteristik filsafat dan landasa n filosofis pendidikan. Kegiatan belajar 2 meliputi pembahasan landasan filosofis pendidikan Idealisme dan Realisme. Kegiatan belajar 3 meliputi pemabahasan landasan filosofis P ragmatisme dan landasan filosofis pendidikan nasional, yaitu Pancasila. Agar dapat memahami materi modul ini dengan baik se rta mencapai kompetensi yang diharapkan, gunakan strategi belajar berikut i ni: 1. Sebelum membaca BBM ini, pelajari terlebih dahulu g losarium yang terdapat pada akhir BBM yang memuat istilah-istilah khusus yang digunakan dalam BBM ini. 2. Baca uraian dalam BBM ini secara seksama, tambahka n catatan pinggir, berupa tanda tanya, pertanyaan, konsep lain yang relevan, dll. s esuai pemikiran yang muncul. Dalam menjelaskan suatu konsep atau asas, seringkal i digunakan istilah dan diberikan contoh, pahami hal tersebut sesuai konteks pembahas annya. 3. Terdapat keterkaitan antara materi sub pokok bahasa n kesatu (kegiatan pembelajaran satu) dengan materi sub pokok bahasan kedua (kegiat an pembelajaran kedua) dst. Materi pada kegiatan pembelajaran kesatu berimplika si terhadap materi kegiatan pembelajaran kedua dst. Karena itu untuk menguasai keseluruhan BBM ini mesti dimulai dengan memahami secara berurutan materi BBM pada setiap sub pokok bahasan yang disajikan pada kegiatan pembelajaran s atu s.d. kegiatan pembelajaran tiga secara berurutan. 4. Cermati dan kerjakan tugas yang diberikan. Dalam me ngerjakan tugas tersebut,

PAGE – 3 ============
Landasan Filosofis Pendidikan Tatang Sy File 2010 54 gunakan pengetahuan yang telah Anda kuasai sebelumn ya, pengetahuan dan penghayatan berkenaan dengan pengalaman hidup Anda sehari-hari akan dapat membantu. 5. Kerjakan tes formatif seoptimal mungkin, dan gunaka n rambu-rambu jawaban untuk menentukan penilaian benar /tidaknya jawaban Anda. 6. Buat catatan khusus hasil diskusi dalam tutorial ta tap muka dan tutorial elektronik, untuk digunakan dalam pembuatan tugas kuliah dan uj ian akhir mata kuliah.

PAGE – 4 ============
Landasan Filosofis Pendidikan Tatang Sy File 2010 55 Kegiatan Belajar 1 PENGERTIAN FILSAFAT DAN LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN Kegiatan belajar ini menyajikan dua pokok bahasan , yaitu (1) filsafat dan (2) landasan filosofis pendidikan. Kajian pada pokok b ahasan pertama meliputi definisi filsafat, karakteristik filsafat, sistematika filsa fat dan aliran-aliran filsafat. Sedangkan kajian pada pokok bahasan kedua meliputi definisi l andasan filosofis pendidikan, karakteristik landasan filosofis pendidikan, strukt ur landasan filosofis pendidikan dan aliran-aliran dalam landasan filosofis pendidikan. Dengan demikian, setelah mempelajari kegiatan belajar ini Anda akan dapat memahami penge rtian filsafat dan landasan filosofis pendidikan. Pemahaman ini akan sangat membantu Anda untuk memahami permasalahan pokok yang akan dikaji dalam kegiatan belajar selan jutnya, yakni mengenai konsep filsafat pendidikan menurut berbagai aliran filsafa t. 1. Pengertian dan Karakteristik Filsafat Definisi Filsafat secara Etimologis. Istilah filsafat (Inggris: philosophy; Arab: falsafah ) berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu philein atau philos yang berarti cinta atau sahabat, dan s ophia atau s ophos yang berarti kebijaksanaan Dengan demikian, secara etimologis philosophia (filsafat) berarti cinta kepada kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan. Dalam tradisi Yunani Kuno istilah filsafat telah di gunakan. Sekitar abad keenam sebelum masehi, Pythagoras (580-500 SM) telah mengg unakannya. Berkenaan dengan pengertian istilah philosophia Phythagoras pernah menyatakan bahwa dirinya buka nlah orang yang bijaksana, melainkan seorang filsuf atau seorang yang mencintai kebijaksanaan (Dagobert D. Runes, 1981). Demikian pula Socrates (470-399 SM), sebagaimana tercatat dalam salah satu tulisan Plat o yang berjudul Phaedrus, Socrates dengan rendah hati menyatakan tentang filsuf sebagai berikut: fiTak akan kusebut arif bijaksana mereka itu (maksudnya: filsuf), karena se butan demikian itu hanya berlaku bagi

PAGE – 5 ============
Landasan Filosofis Pendidikan Tatang Sy File 2010 56 Tuhan; lebih suka aku menamakan mereka (para filsuf ) sahabat-sahabat kebijaksanaan; begitulah gelar yang bersahaja bagi merekafl (Fuad H assan, 1986). Rasa cinta kepada kebijaksanaan yang ada pada diri filsuf diwujudkan oleh para filsuf melalui berbagai perbuatan, yaitu: (1) berfi kir secara radikal/kontemplatif untuk mengetahui kebenaran atau hakikat segala sesuatu; ( 2) Mengamalakan kebenaran; (3) Mengajarkan kebenaran; dan (4) Berjuan mempertahank an keberanan dengan penuh pengorbanan. Hal ini sebagaimana dicontohkan oleh S ocrates dan Pythagoras. Definisi Filsafat secara Operasional. Ada diantara para ahli yang mendefinisikan filsafat dari segi proses berpikirn ya, dan ada pula yang mendefinisikan filsafat dari segi hasil berpikir (hasil berpikir para filsuf). Namun demikian, dalam rangka membangun pengertian filsafat, antara kedua nya itu (filsafat sebagai proses dan filsafat sebagai hasil) sesungguhnya tak dapat dipi sahkan. Sebagai suatu proses berpikir, filsafat dapat d idefinisikan sebagai suatu proses berpikir reflektif sistematis dan kritis kontempl atif untuk menghasilkan sistem pikiran atau sistem teori tentang hakikat segala sesuatu se cara komprehensif. Sejalan dengan ini Titus dkk. (1979) mengemukakan bahwa: Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquiry (Filsafat adalah metode atau cara berpikir reflekti f dan penyelidikan melalui menalar). Sebagai suatu hasil berpikir, filsafat dapat didefi nisikan sebagai sekelompok teori atau sistem pikiran. Titus dkk., (1979) merumuskann ya dalam kalimat: fiPhylosophy is a group of theories or systems of thougtfl. Hasil berfilsafat yang telah dilakukan oleh para filsuf tiada lain adalah sistem teori atau sistem p ikiran mengenai segala sesuatu. Sistem teori atau sistem pikiran ini tentunya sudah ada a tau sudah tergelar di dalam kebudayaan umat manusia. Kita dapat menemukannya dalam bentuk tulisan atau buku, puisi, dsb., sebagaimana telah dihasilkan oleh para filsuf besa r seperti: Socrates, Plato, Aristoteles, Rene Descartes, Iqbal, Alghazali, John Dewey, John Locke, dsb. Dengan redaksi lain, filsafat sebagai hasil berpikir dapat didefinisikan sebagai suatu sistem teori atau sistem pikiran tentang hakikat segala sesuatu yang bersifa t komprehensif, yang diperoleh melalui berpikir reflektif sistematis dan kritis ko ntemplatif. Definisi Filsafat Secara Leksikal. Ditinjau secara leksikal, sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahw a filsafat berarti sikap hidup atau

PAGE – 6 ============
Landasan Filosofis Pendidikan Tatang Sy File 2010 57 pandangan hidup (Balai Pustaka, 2005). Kita sering atau mungkin pernah mendengar pernyataan berikut ini: fifilsafat hidup saya adalah –.fl, atau fiPancasila adalah filsafat hidup bangsa Indonesiafl. Istilah filsafat dalam per nyataan-pernyataan tadi memiliki arti sebagai sikap hidup atau pandangan hidup. Dalam pengertian di atas, setiap orang baik secara individual maupun secara kelompok tentu memiliki filsafatnya masing-masing. Adapun filsafat tersebut akan tercermin di dalam pernyataan-pernyataan atau perbu atan-perbuatannya. Contoh: Orang yang apabila bepergian ke luar rumah selalu membawa senjata tajam untuk membela diri, mencerminkan sebagian kecil dari keseluruhan pandangan hidupnya. Orang tersebut memiliki pandangan bahwa alam di luar dirinya berb ahaya dan memusuhinya, sebab itu hendaknya selalu waspada untuk mempertahankan diri atau untuk membela diri. Sebagai sikap hidup atau pandangan hidup, filsafat tentunya bukan slogan-slogan yang tidak diyakini kebenarannya dan tidak dijadika n dasar tindakan atau perbuatan dalam hidup sehari-hari. Sebaliknya, bahwa sikap hi dup dan pandangan hidup itu sudah diyakini kebenarannya dan dijadikan dasar tindakan dalam hidup sehari-hari. Filsafat sebagai sikap hidup dan pandangan hidup da pat dimiliki seseorang secara alamiah melalui pengalaman hidup bersama di dalam m asyarakatnya. Sikap hidup atau pandangan hidup itu dimiliki melalui pengalaman yan g relatif tidak disadari secara rasional dan diperoleh tidak dengan cara-cara berfi lsafat. Sebaliknya, filsafat sebagai sikap hidup atau pandangan hidup itu dapat pula di miliki seseorang melalui cara-cara belajar yang disadari misalnya melalui belajar tent ang filsafat. Dengan mempelajari filsafat, seseorang atau suatu kelompok masyarakat atau bangsa akan dapat membangun sikap hidup atau pandangan hidupnya. Selain itu, fi lsafat sebagai sikap hidup atau pandangan hidup bahkan dapat pula dimiliki seseoran g melalui berfilsafat sebagaimana telah dilakukan oleh para filsuf. Karakteristik Filsafat. Dapat didentifikasi enam hal berkenaan dengan karakteristik filsafat, yaitu objek yang dipelajari filsafat (objek studi), proses berfilsafat (proses studi), tujuan berfilsafat, hasil berfilsaf at (hasil studi), penyajian dan sifat kebenarannya. Objek studi filsafat adalah segala sesuatu , melip uti segala sesuatu yang telah tergelar dengan sendirinya (ciptaan Tuhan) maupun segala sesuatu sebagai hasil kreasi

PAGE – 8 ============
Landasan Filosofis Pendidikan Tatang Sy File 2010 59 relnya masing-masing. Adapun hasil berfilsafat ters ebut disajikan para filsuf secara tematik sistematis dalam bentuk naratif (uraian lisan/tertulis) atau profetik (dialog/tanya jawab lisan/tertulis). Sistematika/Cabang-cabang Filsafat. Berdasarkan objek yang dipelajarinya filsafat dapat diklasifikasi ke dalam: 1) Filsafat Umum atau Filsafat Murni, dan 2) Filsafat Khusus atau Filsafat Terapan (Redja Mudyah ardjo, 1995). Cabang Filsafat Umum terdiri atas: a. Metafisika yang meliputi: (1) Metafisika Umum a tau Ontologi, dan (2) Metafisika Khusus yang meliputi cabang: (a) Kosmologi, (b) T eologi, dan (c) Antropologi. b. Epistemologi. c. Logika. d. Aksiologi yang meliputi cabang: (1) Etika dan (2) Estetika. Adapun cabang Filsafat Khusus antara lain: (1) Fils afat Hukum, (2) Filsafat Ilmu, (3) Filsafat Pendidikan, dsb. Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari atau membah as hakikat realitas (segala sesuatu yang ada) secara menyeluru h (komprehensif). Ontologi adalah cabang filsafat (metafisika umum) yang mempe lajari atau membahas tentang hakikat ada- nya segala sesuatu yang ada secara komprehensif. Co ntoh tentang apa yang dibahas atau dipermasalahkan di da lam Ontologi antara lain: apakah hakikat yang ada (realitas) itu bersifat material a tau ideal? Apakah hakikat yang ada itu bersifat tunggal, dua, atau plural? Apakah yang a da itu menetap atau berubah? Dsb. Jawaban terhadap pertanyaan tersebut tentunya tidak satu, melainkan berbeda-beda. Kosmologi adalah cabang filsafat (bagian metafisika khusus) yang mempelajari atau membahas tentang hakikat alam termasuk segala isinya, kecuali manusia. Teologi adalah cabang filsafat (bagian dari metafisika khu sus) yang mempelajari atau membahas tentang keberadaan Tuhan. Dalam teolo gi permasalahan tentang keberadaan Tuhan ini dibahas secara rasional terle pas dari kepercayaan agama. Misalnya: pengakuan akan adanya Tuhan itu bukan at as dasar keimanan, melainkan atas argumentasi rasional. Contohnya fiArgumen Kosmologifl yang menyatakan bahwa: segala sesuatu yang ada mesti mempunyai suatu sebab. Adany a alam semesta – termasuk manusia – adalah sebagai akibat. Di alam semesta te rdapat rangkaian sebab-akibat,

PAGE – 9 ============
Landasan Filosofis Pendidikan Tatang Sy File 2010 60 namun tentunya mesti ada Sebab Pertama yang tidak d isebabkan oleh yang lainnya. Sebaliknya, Sebab Pertama adalah sumber bagi sebab- sebab yang lainnya, tidak berada sebagai materi, melainkan sebagai “Pribadi” atau “K halik”, yaitu Tuhan Antropologi adalah cabang filsafat (bagian metafisika khusus) yang mempelajari atau membahas tentang hakikat manusia. Persoalan ya ng dibahas dalam antropologi antara lain: siapakah manusia itu, ciptaan Tuhan at au muncul dari alam sebagai hasil evolusi? Apakah yang hakiki pada manusia itu badann ya atau jiwanya? Bagaimanakah hubungan antar badan dan jiwa? Bagaimanakah hubung an manusia dengan tuhannya, dengan alam, dengan sesamanya, dsb. Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari atau memba has tentang hakikat pengetahuan. Persoalan yang dibahas dalam e pistemology antara lain mengenai sumber-sumber pengetahuan, cara-cara memperoleh pen getahuan, kriteria kebenaran pengetahuan, dsb. Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari atau memba has tentang asas-asas, aturan-aturan, prosedur dan kriteria penalaran (be rpikir) yang benar. Logika antara lain membahas tentang bagaimana cara berpikir yang terti b agar kesimpulan-kesimpulannya benar. Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari atau memba has tentang hakikat nilai. Aksiologi terdiri dari Etika adalah cabang filsafat (bagian aksiologi) yang mempelajari atau membahas tentang hakikat baik jaha tnya perbuatan manusia; dan Estetika adalah cabang filsafat (bagian aksiologi) yang mem pelajari atau membahas tentang hakikat seni ( art ) dan keindahan ( beauty ). Aliran Filsafat. Sebagaimana dapat dipahami dari uraian dimuka, bah wa karakteristik berpikir para filsuf yang bersifat ko ntemplatif dan subjektif telah menghasilkan system gagasan yang bersifat individua listik-unik. Namun demikian, dalam peta perkembangan system pikiran filsafat para ahli filsafat menemukan kesamaan dan konsistensi pikiran dalam bentuk beberapa aliran p ikiran dari para filsuf tertentu. Dengan demikian, maka dikenal adanya berbagai aliran filsa fat seperti Idealisme, Realisme, Pragmatisme, dsb. 2. Pengertian dan Karakteristik Landasan Filosofis Pendidikan.

PAGE – 10 ============
Landasan Filosofis Pendidikan Tatang Sy File 2010 61 Definisi Landasan Filosofis Pendidikan. Landasan filosofis pendidikan adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari filsafat yan g dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Struktur Landasan Filosofis Pendidikan. Landasan filosofis pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem gagasan tentang pendidikan yang dideduksi atau dijabarkan dari suatu sistem gagasan filsafat umum (Metafisika, Epistemologi, Aksiologi) yang dianjurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu . Hal ini dapat dipahami sebagaimana disajikan oleh Callahan and Clark (1983) dalam kary anya fiFoundations of Educationfl, dan sebagaimana disajikan Edward J. Power (1982) da lam karyanya Philosophy of Education, Studies in Philosophies, Schooling and E ducational Policies. Berdasarkan kedua sumber di atas dapat Anda pahami bahwa terdapat hubungan implikasi antara gagasan-gagasan dalam cabang-caban g filsafat umum terhadap gagasan- gagasan pendidikan. Hubungan implikasi antara gagas an-gagasan dalam cabang-cabang filsafat umum terhadap gagasan pendidikan tersebut dapat divisualisasikan seperti berikut ini: BAGAN IMPLIKASI KONSEP FILSAFAT UMUM TERHADAP KONSEP PENDIDIKAN KONSEP FILSAFAT UMUM KONSEP PENDIDIKAN – Hakikat Realitas – Tujuan Pendidikan – Hakikat Manusia – Kurikulum Pendidikan – Hakikat Pengetahuan – Metode Pendidikan – Hakikat Nilai – Peranan Pendidik dan Peserta Dididik Karakteristik Landasan Filosofis Pendidikan. Landasan filosofis pendidikan berisi tentang gagasan-gagasan atau konsep-konsep y ang bersifat normatif atau preskriptif. Landasan filosofis pendidikan dikatakan bersifat n ormatif atau preskriptif, sebab landasan filosofis pendidikan tidak berisi ko nsep-konsep tentang pendidikan apa

PAGE – 11 ============
Landasan Filosofis Pendidikan Tatang Sy File 2010 62 adanya (faktual), melainkan berisi tentang konsep-k onsep pendidikan yang seharusnya atau yang dicita-citakan (ideal), yang disarankan o leh filsuf tertentu untuk dijadikan titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan/atau stud i pendidikan. Aliran dalam Landasan Filosofis Pendidikan. Sebagaimana halnya di dalam filsafat umum, di dalam landasan filsafat pendidika n juga terdapat berbagai aliran. Sehubungan dengan ini dikenal adanya landasan filos ofis pendidikan Idealisme, landasan filosofis pendidikan Realisme, landasan filosofis p endidikan Pragmatisme, dsb. Latihan: Setelah selesai mempelajari uraian materi pada kegi atan belajar ini, coba Anda rumuskan: 1) definisi filsafat secara leksikal dan operasional; 2) peta konsep cabang- cabang atau sistematika filsafat; 3) definisi landa san filosofis pendidikan; 4) deskripsikan hubungan implikasi antara gagasan dala m cabang-cabang filsafat dengan gagasan dalam pendidikan; 5) makna bahwa landasan f ilosofis pendidikan bersifat normatif atau preskriptif. Petunjuk Jawaban Latihan: Untuk dapat menjawab tugas latihan nomor 1) Anda pe rlu mengingat kembali pengertian filsafar berdasarkan asal-usul katanya. Untuk dapat menjawab tugas latihan nomor 2) Anda perlu mengacu kepada konsep t entang cabang-cabang filsafat umum dan filsafat khusus. Untuk dapat menjawab tuga s latihan nomor 3) Anda perlu mengacu kepada isi dari suatu landasan pendidikan y ang bersifat konseptual, beserta sumber-sumber dari asumsi pendidikan tersebut. Lati han nomor 4) dapat Anda jawab dengan mengacu kepada bagan hubungan implikasi anta ra gagasan-gagasan filsafat umum terhadap konsep pendidikan. Adapun untuk menja wab latihan nomor 5) Anda terlebih dahulu perlu memahami makna dari istilah n ormatif dan preskriptif sebagai salah satu karakteristik filsafat. Rangkuman Istilah filsafat berasal dari dua kata dalam baha sa Yunani kuno, yaitu philein atau philos yang berarti cinta atau sahabat, dan s ophia atau s ophos yang

112 KB – 45 Pages