Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zaman yang baru sekali di tengah-tengah suatu rumpun bangsa yang baru, yaitu bangsa Eropa barat. Filsafat yang
15 pages

177 KB – 15 Pages

PAGE – 1 ============
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU FILSAFAT PADA MASA ABAD PERTENGAHAN Filsafat abad pertengahan adalah suatu arah pemikir an yang berbeda sekali dengan arah pemikiran dunia kuna. Filsafat abad pertengahan men ggambarkan suatu zaman yang baru sekali di tengah-tengah suatu rumpun bangsa yang ba ru, yaitu bangsa Eropa barat. Filsafat yang baru ini disebut Skolistik. Sebutan Skolistik mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan oleh sekolah-sekolah, d an bahwa ilmu itu terkait pada tuntutan pengajaran di sekola-sekolah itu. Semula Skolistik timbul di biara-biara tertua di Gallia Selatan, tempat pengungsian ketika ada perpindahan bangsa-bangsa. Sbb di situlah tersimpan hasil-hasil karya para tokoh kuna dan para penulis Kristiani. Pada awal abad ke-6 filsafat berhenti untuk waktu y ang lama. Segala perkembangan ilmu pada waktu itu terhambat. Hal ini disebabkan k arena abad ke-6 dan ke-7 adalah abad- abad yang kacau. Pada waktu itu ada perpidahan bang sa-bangsa, yang mengakibatkan adanya serangan-serangan bangsa-bangsa yang masih belum be radab terhadap kerajaan Romawi, sehingga kerajaan itu runtuh. Bersamaan dengan keru ntuhan kerajaan Romawi itu runtuhlah juga segala peradabat Romawi, baik peradaban yang b ukan Kristiani maupun peradaban Kristiani yang sedang dibangun selama 5 abad terakh ir. Filsafat barat abad pertengahan ( 476- 1492 M ) juga dapat dikatakan sebagai abad gelap. B erdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia. Manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Para ahli pikir saat itu juga tidak mempunyai kebebasan berpi kir. Apalagi terdapat pemikiran- pemikiran yang bertentangan dengan agama ajaran ger eja. Siapa pun orang yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman berat. Akan tetapi di sepanjang perjalanan abad-abad keada an berubah. Buku-buku pegangan dialektika lama-kelamaan diganti dengan karangan-ka rangan Aristoteles mengenai logika, sedang dalam perkembangannya yang lebih lanjut lagi pelajaran artes liberales makin diubah menjadi studi filsafat, terutama filsafat Aristotel es. Untuk itu setelah mempelajari mengenai sejarah perkembangan ilmu filsafat pada masa abad p ertengahan ini, kita akan mampu membedakan baik dari segi karakteristik, filosof, d an pemikiran tokoh itu sendiri, menginat pentingnya filsafat bagi kehidupan kita sehari-hari . DEFINISI TENTANG PEMIKIRAN MASA ABAD PERTENGAHAN Filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaan de ngan hasil yang sangat gemilang, yaitu melahirkan peradaban Yunani. Menuru t pandangan sejarah filsafat, dikemukakan bahwa peradaban Yunani merupakan titik tolak peradaban manusia di dunia. Maka pandangan sejarah filsafat dikemukakan manusia di dunia. Giliran selanjutnya adalah warisan peradaban Yunani jatuh ke tangan kekuasaan Romawi. Kekuasaan Romawi memperlihatkan kebesaran dan kekuasaan hingga darat an Eropa (Britania), tidak ketinggalan pula pemikiran filsafat Yunani juga ikut terbawa. H al ini berkat peran Caesar Augustus yang menciptakan masa kemasan kesusastraan Latin, kesian , dan arsitektur Romawi. Setelah filsafat Yunani sampai ke daratan Eropa, di sana me ndapatkan lahan baru dalam petumbuhan. Karena bersamaan dengan agama kristen, filsafat Yun ani berintegrasi dengan agama Kristen, sehingga membentuk suatu formasi baru. Maka, muncul lah filsafat Eropa yang sesungguhnya sebagai pejelmaan filsafat Yunani setelah berintegr asi dengan agama Kristen. Di dalam masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat Eropa (kira-kira selama 5 abad) belum memunculkan ahli pikir (filosof), akan tetapi setelah abad ke-6 Masehi, muncullah para ahli pikir yang mengadakan penyelidikan filsafat. J adi, filsafat Eropa yang mengawali kelahiran filsafat barat abad pertengahan. Filsafat Barat Abad Pertengahan (467 Œ 1492) juga

PAGE – 2 ============
dapat dikatakan sebagai fiabad gelapfl. Pendapat ini disarankan pada pendekatan sejarah gereja. Memang pada saat itu tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untu k mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Para ahli pikir pada saat i tu pun tidak memiliki kebebasan berfikir. Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentan gan dengan ajaran gereja, orang yang mengemukakan akan mendaptkan hukuman berat. Pihak g ereja melarang diadakannya penyelidikan-penyelidikan berdasarkan rasio terhada p agama. Karena itu, kajian tentang agama/teologi yang tidak berdasarkan ketentuan gere ja akan mendapatkan larangan yang ketat. Yang berhak mengadakan penyelidikan terhadap agama hanyalah gereja. Walaupun demikian, ada juga yang melanggar larangan tersebut dan mereka dianggap orang murtad dan kemudian diadakan pengejaran (inkusisi). Ciri-ciri pemikiran filsafat barat abad petengahan antara lain: – Cara berfikirnya dipimpin oleh gereja. – Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles. – Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain- lain. Masa abad pertengahan ini juga dapat dikatakan seba gai suatu masa yang penuh dengan upaya mengiringi manusia ke dalam kehidupan sistem kepercayaan yang picik dan fanatik, dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta. Karena iru paerkembangan ilmu pengetahuan terhambat. Masa ini penuh dengan domina si gereja, yang tujuannya untuk membimbing umat ke arah hidup yang saleh. Namun, di sisi lain, dominisi gereja ini tanpa memikirkan martabat dan kebebasan manusia yang memp unyai perasaan, pikiran, keinginan, dan cita-cita untuk menentukan masa depannya sendir i. Zaman Abad Pertengahan ditandai dengan tampilnya pa ra teolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini hampir semu a adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan . Semboyang yang berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah ancilla theologia atau abdi agama. Namun demikian harus diakui bahwa banyak juga temuan bidang ilmu yang terjadi pada ma sa ini. Periode Abad Pertengahan mempunyai perbadaan yang mencolok dengan abad sebel umnya. Perbedaan itu terutama terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama Krist en yang dijarkan oleh Nabi Isa as. pada permulaan Abad Masehi membawa perubahan besar terha dap kepercayaan keagamaan. Agama Kristen menjadi problem kefilsafatan karena m engajarkan bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbe da dengan pandangan Yunani Kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemam puan akal. Mereka belum mengenal adanya wahyu. Mengenai sikap terhadap pemikiran Yunani ada dua: a. Golongan yang menolak sama sekali pemikiran Yunani, karena pemikiran Yunani merupakan pemikiran orang kafir, karena tidak menga kui wahyu. b. Menerima filsafat Yunani yang mengatakan bahwa kare na manusia itu ciptaan Tuhan, kebijaksanaan manusia berarti pula kebijaksa naan yang datangnya dari Tuhan. Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran yang sejati maka akal dapat dibantu oleh wahyu. Masa Abad Pertengahan ini terbagi menjadi dua masa yaitu masa Paratistik dan masa Skolatistik. Sedangkan masa Skolatistik terbagi men jadi Skolastik Awal. Skolastik Puncak, dan Skolastik Akhir. a. Masa Parastik Istilah parastik berasal dari kata Latin pater atau bapak, yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari golon gan atas dan atau golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya. Mereka ada yang menolak filsafat Yuna ni dan ada yag menerimanya. Bagi mereka yang menolak, alasanya karena beranggap an bahwa sudah mempuyai

PAGE – 3 ============
sumber kebenaranyaitu firman Tuhan, an tidak dibena rkan apabila mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari filsafat Yunani. B agi mereka yang yang menerima sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cara berfikir). Juga, walaupu n filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga sebagai cipt aan Tuhan. Jadi, mereka/menerima filsafat Yunani diperbolehkan selam a dalam hal-hal tertentu tidak bertentagan dengan agama. Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang yang menerima filsafat Yunani menuduh bahwameeka (orang-orang Kri sten yang menolak filsafat Yunani) itu menarik. Kemudian, orang-orang yang dit uduh munafik tersebut menyangkal, bahwa tuduhan tersebut dianggap fitnah. Dan pembelaan dari orang- orang yang menolak filsafat Yunani mngatakan bahwa dirinyalah yang bena-benar hidup sejalan dengan Tuhan. b. Masa Skolatik Istilah Skolatik adalah kata sifat yang berasal dar i kata school, yang berarti sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad per tengahan. Terdapat beberapa penegrtian dari cork khas Skolatik, sebagai berikut ; · Filsafat Skolatik adalah filsafat yang mempunyai co rak semata-mata agama. Skolatik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pe rtengahan yang religius. · Filsafat Skolatik adalah filsafat yang mengabdi pad a teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai be rfikir, sifat ada, kejasmanian, kehormatan, baik buruk. Dari rumusan t ersebut kemudian muncul istilah skolastik Yahudi, skolastik Arab dan lain-l ainnya. · Filsafat Skolastik adalah suatu sistem filsafat yan g termasuk jajaran enegetahuan alam kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintes is yang lebih tinggi anatar kepercayaan dan akal. · Filsafat Skolastik adalah filsafat Nasrani karena b anyak diperngaruhi leh ajaran gereja. Faktor Skolastik ini dapat berkambang dan tumbuh ka rena beberapa faktor, diantaranya faktor Religius dan fakktor Ilmu Pengetahuan. Skolastik Awal (800-1200) Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsa fat Patristik mulai merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad k acau. Hal ini disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap Romawi sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun selama berabad-abad. Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada di baw ah Karel Agung (742 – 814) dapat memberika suasana ketenangan dalam bidang pol itik, kebudayaan, dan ilmu pegetahuan, termaksud kehidupan manusia serta pemik iran filsafat yang semuanya menampakkan mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan i nilah yang merupakan kecermelangan abad pertengahan, di mana arah pemiki ran berbeda sekali dengan sebelumnya. Skolastik Puncak ( 1200-1300) Masa ini merupakan kejayaan skolastik yang berlangs ung dari tahum 1200-1300 dan masa ini juga disebut masaberbunga. Masa itu di tandai dengan munculnya universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan, d i samping juga peranan

PAGE – 4 ============
universitas sebagai sumber atau pusat ilmu pengetah uan dan kebudayaan. Berikut ini beberapa faktor mengapa masa skolistik mencapai pada puncaknya. · Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak abad ke-12 sehingga sampai abadke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas. · Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Peran cis, Universitas inu merupakan gabungan dari beberpa sekolah. Almamater inilah sebagai awal (embrio) berdirinya Universitas di Paris, di Oxford , di Mont Pellier, di Cambridge dan lain-lainnya. · Berdirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pad a abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan-kehidupan keroh anian di mana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peran di bidang filsafat dan teologi, seperti Albertus de Grote, Thomas Aquinas, Binavent ura, J.D.Scotus, William Ocham. Skolastik Akhir (1300-1450) Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperliha tkan stagnasi (kemandegan). Selain itu, ditandai dengan pemikiran kefilsafatan yang berkebang ke arah nominalisme, ialah yang berpendapat bahwa universal isme tidak memberi petunjk tentang aspek yang sma dan yang umum mengenai adany a sesuatu hal. Pengetia umum hanya momen yang tidak mempunyai nilai-nilai k ebenaran yang objektif. Perkembangan Skolisik yang paling memuncak dicapai pada pertengahan kedua abad ke-13 dan perempatan pertama abad ke-14. Pada abd ke-14 itu makin lama timbullah rasa jemu terhadap segala macam filsafat yang konstruktip. Sebab orang- orang yang setia kepada pemikiran yang mebangun men ampakkan gejala pembekuan. Timbullah dua kelompok pemikir, yaitu da ri aliran Thomisme dan Scotisme. TOKOH YANG HIDUP MASA ABAD PERTENGAHAN Dari definisi yang telah dijelaskan diatas, ada beb erapa tokoh/filosof yang berbendapat antara lain: Pada Masa Patristik – Justinus Martin Nama aslinya Justinus, kemudiam nama Marin diambil dari istilah fiorang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaanfl. Menurut pe ndapatnya, agama Kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua dari fils afat Yunani, dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal, Musa hidup sebelu Socrates dan Plato. Socrates dan Plato sendiri sebenarnya te lah menurunkan hikmahnya dngan mmakai hikmah Musa. Selanjutnya dikatakan bah wa filsafat Yunani ini mengambil dari kitab Yahudi. Pandangan ini didasark an bahwa Kristus adalah logos. Dalam mengembangkan aspek logosnya ini orang -oran Yahudi (Socrates, Plato dan Lin-lain) kurang memahami apa yang terkan dung dan memacar dari logosnya, yaitu pencerahan sehingga orang-orang Yun ani dapat dikatakan menyimpang dari ajaran murni. Mengapa mereka menyim pang? Karena orang- orang Yahudi terpengaruh leh demon atau setan. Demo n atau setan tersebut dapat mengubah pengetahuan yang benar kemudian dipalsukan . Jadi, agama Kristen lebih bermutu dibanding dengan filsafat Yunani. Demikian pembelaan Justinus Martir. – Klemens ( 150 Œ 215 )

PAGE – 5 ============
Ia juga termaksud pembela Kristen, tetapi ia tidak membenci filsafat Yunani. Pokok-pokok pikirannya adalah sebagai berikut: · Memberikan batasan-batasan terhadap ajaran Kristen untuk memprtahankan diri dari otoriter filsafat Yunani; · Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggunakan filsafat Yunani; · Bagi orang Kristen, filsafat dapat dipakai untuk me mbela iman Kristen, dan pemikiran secara mendalam; – Tertullianus (160-222) Ia dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, tetapi s etelah melaksanakan pertobatan ia menjadi gigih membela Kristen secara fanatik. Ia me nolak khadiran filsafat Yunani karena filsafat dianggap sesuatu yang tidak perlu. Baginya berpendapat, bahwa wahyu Tuhan sudahlah cukup. Tidak ada hubugan antar a teologi dengan filsafat, tidak ada hubungan antara Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani (pusat filsafat), tidak ada hubungan antara gereja akademi , tidak ada hubungan antara Kristen dengan penemuan baru. Selanjutnya ia megatakan bahwa dibanding dengan cah aya Ktisten, segala yang dikatakan oleh para filosof Yunani dianggap tidak p enting. Apa yang dikatakan oleh para filosof Yunani tentang kebenaran pada hakikatn ya sebagai kutipan dari kitab Suci. Akan tetapi karena kebodohan para filosof, ke benaran kitab suci tersebut dihapuskan. Akan tetapi lama-kelamaan, Tertullianus akhirnya menerima juga filsafat Yunani sebagai cara berfikir yang rasional . Alasanya bagaimanapun juga berfikir yang rasional diperlukan sekali. Pada saat itu, karena pemikiran filsafat yang diharapkan tidak dibakukan,, saat itu filsafat hanya mengajarkan pemikiran- pemikiran ahli pikir Yunani saja, sehingga, akhirny a Tertullianus melihat filsafat hanya demensi praktisnya saja, dan ia menerima fils afat sebagai cara atau metode berfikir untuk memikirkan kebenaran-kebenaran Tuhan beserta sifat-sifatnya. – Augustinus (354 Œ 430) Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam a liran filsafat, antara lain Plantoniasme dan Skeptisisme. Ia telah diakui keber hasilannya dalam membentuk filsafat Kristen yang berpengaruh besar dalam filsa fat abad pertengahan sehingga ia dijuluki sebagai guru skolistik yang sejati. Ia seo rang tokoh besar di bidang teologi dan filsafat. Setelah mempelajari aliran Skeptisisme, ia kemudia tidak menyetujui atau menyukainya, karena di dalamnya terdapat pertentang an batiniah. Orang dapat meragukan segalanya, tetapi orang tidak dapat merag ukan bahwa ia ragu-ragu. Seseoran yang ragu-ragu sebenarnya ia berfikir dan seseorang yang berfikir sesungguhnya ia berada (eksis). Menurut pendapatnya , daya pemikiran manusia dan batasnya, tetapi pikiran manusia dapat mencapai keb enaran dan kepastian yang tidak ada batasnya, yang bersifat kekal abadi. Artinya, a kal pikiran manusia dapat berhubungan dengan sesuatu kekayaan yang lebih ting gi. Akhirnya, ajaran Augustinus berhasil menguasai sepu luh abad dan mempengaruhi pemikiran Eropa. Perlu diperhatikan bahwa para pemi kir Patristik itu sebagai pelopor pemikiran skolastik. Mengapa ajaran Augusti nus sebagai akal dari skolastik dapat mendominan hampir sepuluh abad? Karena ajaran nya lebih bersifat sebagai metode daripada suatu sistem sehingga ajarannya mam pu meresap sampai masa skolistik. Pada masa Skolistik Skolastik Awal – Peter Abaelardus (1079 – 1180)

PAGE – 6 ============
Ia dilahirkan di Le Pallet, Perancis. Ia mempunyai kepribadian yang keras dan pandangannya sangat tajam sehingga sering kali bert engkar engan para ahli pikir dan pejabat gereja. Ia termaksud orang konseptualis me dan sarjana terkenal dalam sastra romantik, sekaligus sebagai rasionalistik, a rtiya peranan akal dapat menundukkan kekuatan iamn. Iman harus mau didahului akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapa t diterima oleh akal. Berbeda dengan Anselmus yang mengatakan bahwa berfikir haru s sejalan sengan man. Aberlardus memberikan alasan bahwa berfikir itu ber ada di luar iman (di lur kepercayaan). Karena itu berfikir merupakan sesuatu yang berdiri sendiri. Hal ini sesuai dengan metode dialektika yang tanpa ragu-ra gu ditunjukkan dalam teologi, yaitu bhwa teologi harus memberikan tempat bagi sem ua bukti-bukt. Dengan demikian, dalam teologi itu iman hampr kehilangan t empat. Ia mencontohkan, seperti ajaran Trinitas juga berdasarkan pada bukti -bukti, termaksud bukti dalam wahyu Tuhan. – Johanes Scotus Eriugena (815 Œ 870) Ia adalah seorang yang sangat ajaib sekali. Ia meng uasai bahasa Yunani dengan amat baik pada suatu zaman orang banyak hampir tida k mengenal bahasa itu. Juga ia berhasil menyusun suatu sistem filsafat yang ter atur serta mendalam pada suatu zaman ketika orang masih berfikir hanya dengan meng umpulkan pendapat- pendapat orang lain saja. Sekalipun demikian ia mas ih juga dipengaruhi tokoh- tokoh lain, yaitu Augustinus dan Dionisios dari Aer opagos. Pemikiran filsafatinya berdasarkan keyakinan Kristi ani. Oleh karena itu segala penelitian dimulai dari iman, sedang wahyu ilahi di pandang sebagai sumber bahan-bahan filsafatnya. Menurut dia, akal bertugas mengungkapkan arti yang sebenarnya dari bahan-bahan filsafatnya yang digali nya dari wahyu ilahi itu. Hal ini disebabkan karena, menurut dia, wahyu ilahi, ka rena kelemahan kita, dituangkan dalam bentuk simbul-simbul. Sekalipun si mbul-simbul itu telah disesuikan dengan akal kita, namun realitas atau is i simbul-simbul itu diungkapkan secara kurang sempurna. Umpamanya: di d alam Kitab Suci terdapat arti yang bermacam – macam dari suatu simbul. Hal i ni bermaksud supaya akal didorong mencari arti yang benar. Akibatnya pandang an ini ialah, bahwa arti yang benar itu ditemukan oleh Johanes dengan jalan penaf siran allegoris atau kiasan. Pangkal pemikiran metafisis Johanes adalah demikian : Makin umum sifat sesuatu, makin nyatalah sesuatu itu. Yang paling bersifat um um itulah yang paling nyata. Oleh karena itu zat yang sifatnya paling umum tentu memiliki realitas yang paling tinggi. Zat yang demikian itu adalah alam semesta. Alam adalah keseluruhan realitas. Oleh karena itu hakekat alam adalah satu, esa. – Anselmus dari canterbury (1033 Œ 1109) Dilahirkan di Aosta, Piemont, yang kemudian menjadi uskup di Canterbury. Sekalipun sebagian karyanya di tulis pada abad ke-1 1, akan tetapi karena karya Œ karyanya itu besar sekali pengaruhnya atas pemikira n Skolastik, maka tiada keberatan untuk untuk membicarakan tokoh ini sebaga i termaksud tokoh abad ke- 12. Dapat katakan bahwa ia adalah Skolastikus perta ma dalam arti yang sebenarnya. Di antara karya Œ karyanya yang penting adalah fi Cur deus homofl (Mengapa Allah menjadi manusia), Monologion, Proslogion, dll. Pemilam artkiran dialektika, atau pemikiran dengan akal, di terima sepenuhnya bagi pemikiran teologia. Akan tetapi bukan dalam arti ba hwa hanya akallah yang dapat memimpin orang kepada kepercayaan, melainkan bahwa orang harus percaya dahulu supaya dapat mendapatkan penegrtian yang ben ar akan kebenaran. Pandangan yang demikian ini ternyata menguasai pana ngan orang pada abad-abad

PAGE – 8 ============
Skolastik Akhir – William Ockham (1285 Œ 1349) Ia merupakan ahli pikir Inggris yang beraliran skolastik. Karena terlibat d alam pertengkatran umu denga Paus John XXII, ia dipenjar a di Alvignon, tetapi ia dapat melarikan diri dan mencari perlindungan pada Kaisar Louis IV. Ia menolak ajaran Thomas dan Mendahlilkan bahwa kenyataan itu hanya terdapat pada benda-benda atu demi satu dan hal-hal yang umum itu hanya tanda-tanda abstrak. Menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat me ngetahui barang-barang atau kejadian-kejadian individual. Konsep Œ konsep atau kesimpulan Œ kesimpulan umum tentang alam hanya merupakan abstra ksi buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yang demikian ini, dapat dilal ui hanya lewat intuisi, bukan lewat logika. Disamping itu, ia membantah anggapan skolistik bahwa logika dapat mebuktikan doktrin teologis. Hal ini akan membawa k esulitan dirinya yang pada waktu itu sebagai penguasanya Paus John XXII. – Nicolas Cusasus (1401 Œ 1464 ) Ia sebagi tokoh pemikiran yang berada paling akhir masa skolastik. Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengena, yait u lewat indra, akal, dan instuisi. Dengan indra kita akan mendapatkan penget ahuan tentang benda-benda berjsad, yang sifatnya tidak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasar pada sajian atau tangkapan indra. Dengan intuisi, kita akan mendapatkan pengetahuan y ang lebih tinggi. hanya dengan intuisi inilah kita akn dapat mempersatukan apa yang oleh akal tidak dapat dipersatukan. Manusia seharusnya menyadari akan ket erbatasan akal, sehingga banyak hal yang seharusnya menyadari akan keterbata san akal, sehingga banyak hal yang seharusnya dapat diketahui. Karena keterba tasan akal tersebut, hanya sedikit saja yang dapat diketahui oleh akal. Dengan intuisi inilah diharapkan akan sampai pada knyataan, yaitu suatu tempat di mana se gala sesuatu bentuknya menjadi larut, yaitu Tuhan. Pemikran Nicolas ini sebagai upaya mempersatukan se luruh pemikiran abad pertengahan, yang dibuat ke suatu sintesis yang leb ih luas. Sintesis ini mengarah ke masa depan, dari pemikiranya ini tersirat suatu pemikiran para humanis. TOKOH ATAU FILOSOF YANG HIDUP PADA MASA MODERN Tidak dapat dipungkiri, zaman filsafat modern tlah dimulai secara historis, zaman modern dimuali sejak adanya krisis zaman pertengaha n selama dua abad (abad ke-14 dan ke- 15), yang ditandai dengan munculnya gerakan Renaiss ance. Renaisance berarti klahiran kembali, yang mengacu kpaa gerakan keagamaan dan ke masyarakatan yang bermula di Italia (pertengahan abad ke-14) tujuan utamanya adalah mer ealisasikan kesempatan pandangan hidup Kristiani dengan mengaitkan filsafat Yunani d engan ajaran agama Kristen. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mempersatukan kembal gereja yang terpecah-pecah. Di samping itu, para humanis bermaksud meningkatkan suatu perkemban gan yang harmonis dari keahlian- keahian dan sifat-sifat alamiah manusia dengan meng upayakan kepustakaan yang baik dan mengikuti kultur klasik. Renaissance akan banyak me mberikan segala aspek realitas. Perhatian yang sungguh-sungguh atas segala hal yang konkret dalam lingkup alam semesta, manusia, kehidupan masyarakat, dan sejarah. Aliran yang menjadi pendahuluan ajaran filsafat modern ini didasarkan pada suatu kesadaran atas yan g individual dan yang konkret. Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dala m bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pegetahuan pada zaman modern sesu ngguhnya sudah dirintis sejak zaman renaissance. Seperti Rene descartes, tokoh ya ng terkenal sebagai bapak filsafat

PAGE – 9 ============
modern. Rene Descartes juga seorng ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti adalhsistem koordinat yang terdiri atas dua garis l urus X dan Y dalam bidang datar. Isaac Newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles Da rwin dengan teorinya struggle for life (perjuangan untuk hidup). Dalam era modern, yang kemudian dilanjutkan dengan era filsafat abad ke-20, muncullah berbagai aliran pemikiran: Rasionalsme, E mpirisme, Kristisisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionisme, Materialisme, Neo-Kanti anisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomenologi, Eksistensialisme, dan Neo-Thomisme. · Pelopor aliran pemikiran: a) Rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596 Œ 1650) yang desebut sebagai bapak filsafat modern. b) Sebagai tokoh empirisme adalah Thomas Hobbes, dan J ohn Locke. c) Isaac Newton (1642 Œ 1727) dan Immanuel Kant (1724 Œ 1804) adalah tokoh dari Kristinisme. d) Pelopor Idealisme: I.G Fichte (1762 Œ 1814), F.W.J. Scheling ( 1775-1854), G.W.T. Hengel (1770-1831), Schopenhauer (1788 Œ 1860). e) Beberapa tokoh positivisme: August Comte (1798 Œ 1 857), John S. Mill (1806 Œ 1873), Herbert Spencer (1820 Œ 1903) f) Aliran evolusionisme dipelopori oleh seorang Zoolog i yang mempunyai pengaruh sampai saat ini yaitu, Charles Robert Darwin (1809 Œ 1882). Ia mendominasi pemikiran filsafat abad ke-19. g) Tokoh dari materialisme adalah Julien de Lamettrie (1709 Œ 1751), Ludwig Feueurbach (1804 Œ 1872), dan Karl Marx (1818 Œ 188 3). h) Wilhelm Windlband (1848 Œ 1915), Herman Cohen (1842 Œ 1918), Paul Natrop (1854 Œ 1924), Heinrich Reickhart (1863 Œ 1939) ada lah tokoh dari Neo- Kantianisme. i) Tokohnya pragmatisme adalah William James (1842 Œ 1 910). j) Tokoh dari filsafat hidup adalah Henry Bergson (185 9 Œ 1941), dan John Dewey (1859 Œ 1952). k) Tokoh dari fenomenologi adalah Edmund Husserl (1839 Œ 1939), dan pengikutnya Max Scheler (1874 Œ 1928). l) Pelopor dari eksistensialisme adalah Soren Kierkega ard (1813 Œ 1855), Martin Heidegger, J.P.Sartre, Karl Jaspers, Gabriel Marcel . m) Aliran yang mengikuti neo-thomisme adalah paham Th omas Aquinas. PEMIKIRAN TOKOH a) Rasionalisme Rene Descartes yang mendirikan aliran rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal. Hanya pengetahuan yang diperoleh lewat akallah yang mmenuhi syarat yang dituntut oleh semu a ilmu pengetahuan ilmiah. Dengan akal dapat diperoleh kebenaran dengan metodee deduktif, seperti yang dicintohkan dalam ilmu pasti. Ia menemukan ilmu pasti ialah sistem koordin at yang terdiri atas du garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Garis X letaknya horizotal dan disebut axis atau simbol X, sedangkan garis Y letaknya tegak lurus sumbu X. Karena sistem tersebut didasarkan pada dua garis lurus yang berpotongan tegak lurus, maka sistem koordinat itu dinamakan orthogonal coordinate system. Kedudukan tiap titik dalam bidang tersebut diproye ksikan dengan garis-garis lurus pada sumbu X dan sumbu Y. Dengan demikian kedudukan tiap titik potong kedua sumbu menyusuri sumbu-sumbu tadi. Latar belakang munuclnya rasionalisme adalah keingi nan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (skolastik), yang pern ah diterima, tetapi ternyata tidak mampu

PAGE – 10 ============
menangan hasil-hasil ilmu pengetahuan yang dipahami . Apa yang ditanam Aristoteles dalam pemikiran saat itu juga masih dipengaruhi oleh khay alan-khayalan. b) Empirisme – Thomas Hobbes Ia seorang ahli inggris lahir di Malmesbury. Pada u sia 15 tahun ia pergi ke Oxford untuk belajar logika Skolistik dan fisika, yang ter nyata gagal, karena ia tidak bermiat sebab guruna beralih Aristotelian. Sumbangan yang besar s ebagai ahli pikir adalah suatu sistem materialistis yang besar, termaksuk juga perikehidu pan organis dan rohaniah. Dalam bidang kenegaraan ia mengemukakan teori Kontak Sosial. Pen dapatnya adalah bahwa ilmu filsafat adlah suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya umum. Me nurutnya filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tetang akibatakibat atau tentang gejala -gejala yang diperoleh dari sebabnya. Sasaran filsafat adalah fakta, yaitu untuk mencari sebab-sebabnya. Segala yang ada ditentukan oleh sebab, sedangkan prosesnya sesuai dengan hukum ilmu pasti/ilmu alam. Namanya sangat terkenal karena teorinya tentang Kontrak Sosial, ya itu manusia mempunyai kecenderungan untuk mempertahaakan diri. Apabila setiap orang mem punyai kecenderungan demikian, maka pertentangan, pertengkaran atau perang total tak da pat dihindari. – John Locke Ia dilahirkan di Wrington, dekat Btistol, Inggris. Di samping ahli hukum, ia juga menyukai filsafat dan teologi mendalami ilmu kedokt eran dan penelitian kimia. Dalam mencapai kebenaran, sampai seberapa jauh (bagaimana ) manusia memakai kemampuanya. Dalam penelitiannya ia memeakai istilah sensation dan reflection Sensation adalah suatu yang dapat berhubungan dengan dunia luar, tetapi manusia tidak dapat mengerti dan meraihnya. Sementara itu, reflection adalah pengenalan intuitif yang memberikan pengetah uan kepada manusia, yang sifatnya lebih baik daripaada sensation. Tiap-tiap pengetahuan yang diperoleh manusi aterdiri dari sensation dan relection. Walau;oun demikia, manusia harus mendahulukan sensation. Mengapa demikian? Karen jiwa manusia di saaat dila hirkan putih bersih (tabula rasa) yaitu jiwa kosong bagaikan ker tas putih yang belum tertulis. Tisak ada sesuatu yang dlam jiwa yang dibawa sejak lahir, mel ainkan yang membentuk jiwa seseorang. c) Kristisisme – Isaac Newton Memberikan dasar-dasar berfikir dengan induksi, yai tu pemikiran yang bertitik tolak pada gejala-gejala dan mengembalikan kepada dasar-d asar yang sifatnya umum. Untuk itu dibutuhnkan analisis. Gerakan ini dimulai di Inggri s, kemudian ke Prancis, an sekanjutnya menyebar seluruh Eropa, terutama ke Jerman. Di Jerm an pertentangan antara rasionalisme denga empirisme semakin berlanjut. Masing-masing be rebut otonomi. Kemudian timbul maslah, siap ayang sebenarnya dikatakan sebagai sum ber pengetahuan? Apakah pengetahauan yang benar itu lewat rasio atau empiri? Berperan da lam ilmu pengetahuan modern terutama penemuan dalam tiga bidang, yaitu teori Gravitasi, perhitungan Calculus, dan optika. – Immanuel Kant Ia mencoba menyelsaikan persoalan di atas. Pada awa lnya, Kant mengikuti rasionalisme, tetapi kemudian terpengaruh oleh empi risme ( Hume) . Walaupun demikian, Kant tidak begitu mudah menerimanya karena ia mengetahui bahwa empirisme terkadang skep- tisisme. Untuk itu, ia tetap mengakui kebenaran ilm u, dan dengan akal manusi akan dpat mencapai kebenaran. Akhirnya, Kant menakui peranan akal dan keharusan empiri, kemudian dicobanya mengadakan sintesis. Walaupun semua penge tahuan bersumber pada akal (rasinalisme), tetapi adanya pengertian timbul dari benda (empirisme). Ibarat burung terbang harus memunyai sayap (rasio) dan udara (empiri). Ja di, metode berfikirnya disebut metode kritis. Walaupun didasarkan diri pada nilai yang ti nggi dari akal, tetapi ia tidak mengingkari

PAGE – 11 ============
adanya persoalan-[ersoalan yang melampaui akal. Seh ngga akal mengenal bats-batasnaya. Karena itu aspek irrasionalitas dari kehidupan dpat diterima kenyataanya. d) Idealisme – I.G Fichte (1762 Œ 1814), F.W.J. Scheling ( 1775- 1854), G.W.T. Hengel (1770-1831), Schopenhauer (1788 Œ 1860). Apa yang dirintis olej Kant mencapai puncak perkembangannya pada Hegel. Hegel lahir di Struttgart, Jerman. Pega ruhnya begitu besar sampai luar Jerman. Menjadi profesor ilmu filsafat samapai meninggal. S etelah ia mempelajari emikiran Kant, ia tidak merasa puas tentang ilmu pengetahuan yang dib atasi secara kritis. Menurut pendapatnya, segala peristiwa di sunia hanya dapat dimengerti jika suatu syarat dipenuhi, yaitu jika peristiwa-peristiwa itu sudah secara oto matis mengandung penjelasan-penjelasan. Ide yang berfikir itu sebenarnya adla gerak yang me nimbulkan gerak lain. Artinya, gerak yang menimbulkan tesis, kemudian menimbulkan anti tesis (gerak yang bertentangan), kemudia timbul sintesis yang merupakan tesis baru, yang nan tinya menimbulkan antitesis da seterusnya. e) Positivisme – August Comte Ia lahir di Montpellier, Perancis. Sebuah karyanya dalah Cours de philosophia positive ( Kursus tentang filsafat tahap positif ) dan berjasa dala menciptakan ilmu sosiologi. Menurut pendapatnya, perkembangan pemikiran manusia berlang sung dlam tiga tahap: tahap teologis. Tahap metfisis, dan tahap ilmiah/positif. Tahap teo logis, manusia mengarahkan pandangan kepada hakikat batiniah (sebab pertama). Di sini ma nusia percaya kepada kemungkinan adanya sesuatu yang mutlak. Artinya, di balik setia p kejadian tersirat adanya maksud tertentu. Pada tahap metafisis manusia hanya sebagai tujuan p ergeseran dari tahap teologis. Sifat yang khas adlah kekuatan yang tadinya bersifat adi kodra ti, diganti dengan kekuatan-kekuatan yang mempunyai pengertian abstrak, yang diitegrasikan de ngan alam. Pada tahap ilmiah/positif, manusia telah mulai mengatahui dn sdar bahwa upaya pengenalan teologis dan metafis tidak da gunanya. Sekrang manusia berusaha mencari hukum- hukum yang bersal dari fakta-fakta pengamatan denan memakai akal. Tahap-tahap tersebut berlaku pad setap individu (dalam perkembangan rohami) juga di bidang ilmu pngetahuan . Pada akhir hidupnya, ia brupaya untuk membangun agama baru tanpa teologi atas dasar filsafat positifnya. Agama baru tanpa teologi ini menggunakan akal dan mendambakan kemanu siaan dengan semboyang fiCinta sebagai prinsip, teratur sebagai basis, kmajauan se bagai tujuanfl. f. Evoluisme Pada tahun 1838 membaca bukunya Malthus An Essay on the Princple of Population. Buku tersebut memberikan inspirasi kepada Darwin un tuk membentuk kerangka nerfikir dari teorinya. Menurut Malthus, manusia akan cenderung m eningkat jumlahnya (deret ukur), di atas batas bahan-bahan makanan (deret ukur). Degnga n demikian, Darwin memberikn kesimpulan bahwa untuk mengatasi hal tersebut manus ia harus bekerja sama, harus berjuang di antara sesamanya untuk mempertahankan hidupnya. Karena itu hanya hewan yang ulet yang mampu untuk menyelesaikan diri dengan iklim se kitarnnya. Dalam pemikiranya, ia mengajukan konsepnya tentang perkembangan tentang s egala sesuatu termaksud manusia yang diatur oleh hukum-hukum mekanik, yaitu survival of the fittest dan struggle for life. Pada hakikatnya antra bintang dan manusia dan benda pa pun tidak ada bedanya. Dimungkinkan terdapat perkembangan pada masa yang akan datang lebi sempurna. Dalam pemikirannya, Darwin tidak melahirkan sistem filsaf at, tetapi pada ahli pikir berikutnya (Herbert Spencer) berfilsafat berdasarkan pada evol usionisme. g. Materialisme Munculnya Positivisme dan Evolusionisme menambah te rbukanya pintu pengingkaran terhadap aspek kerohanian. Julien de La mettrie men gemukakan pemikirannya bahwa bintang dan manusia tidak ada bedanya, karena semuanya dian ggap sebagai mesin. Buktinya, bahan

177 KB – 15 Pages