diselesaikan secara manual). menemukan intisari dan tujuan mengenai soal-soal seleksi mulai dari toki.or.id/toki2006/pseudopascal.pdf.
31 pages

27 KB – 31 Pages

PAGE – 2 ============
Materi Uji Olimpiade Sains Nasional Bidang Komputer Tim Olimpiade Komputer Indonesia – 2009 halaman 1 Daftar Isi I. Pengantar.2 I.1. Olimpiade Sains Nasional..2 I.2. International Olympiad in Informatics2 II. Karakteristik Materi Uji4 II.1. Tingkat IOI..4 II.2. Tingkat OSK/OSP..4 II.3. Tingkat OSN..5 III. Kisi-kisi Materi Nonprogramming.6 III.1. Umum6 III.2. Tipe Soal untuk Menguji Deskripsi Soal.6 III.3. Tipe Soal Pemahaman Algoritma..7 III.4. Tipe soal Kemampuan Dasar Logika7 III.5. Menguji kemampuan dasar Aritmatika.7 III.6. Tipe Soal Kemampuan Dasar Penunjang..7 III.7. Lain-lain yang releva n dengan potensi akademis..8 IV. Penutup.9 Lampiran A Materi Uji10 1. Materi Uji Aritmatika10 2. Materi Uji Analitika dan Logika..13 3. Materi Uji Algoritmika.15 4. Materi Uji Programming.20 Lampiran B Contoh Soal OSK/OSP..23 Lampiran C Contoh Soal OSN..25 Lampiran D Contoh Soal Pelatnas.27 Lampiran E Daftar Bacaan & Refensi29

PAGE – 3 ============
Materi Uji Olimpiade Sains Nasional Bidang Komputer Tim Olimpiade Komputer Indonesia – 2009 halaman 2 I. Pengantar I.1. Olimpiade Sains Nasional Dalam beberapa tahun terakhir Departemen Pendidikan Nasional telah meyelenggarakan Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang di antaranya terdapat bidang Komputer/Informatika. Pemilihan peserta yang akan bertanding di OSN dilakukan melalui seleksi berjenjang dan serentak di seluruh Indonesia, yaitu: tingkat kabupaten/kota (OSK), kemudian tingkat provinsi (OSP). Pada dua tahun terakhir, untuk bidang informatika di tingkat propinsi tercatat diikuti lebih dari 1500 siswa peserta seleksi pertahunnya. Sedangkan di tingkat kabupaten/kota tentunya sekian kali lebih banyak lagi (estimasi kasar ada di atas 8- 12 ribuan siswa 1). Hasil dari seleksi tingkat propinsi menentukan siapa yang akan menjadi salah seorang dari ke 90 siswa peserta OSN. Selain sebagai ajang prestasi tingkat nasional, OSN bertujuan juga untuk mendapatkan calon peserta pembinaan dan seleksi lebih lanjut hingga dipilih empat siswa terbaik untuk menjadi anggota TOKI (Tim Olimpiade Komputer Indonesia). Mereka itulah yang akan mewakili negara dan bangsa untuk ber tanding di tingkat dunia yaitu International Olympiad in Informatics (IOI). I.2. International Olympiad in Informatics IOI adalah ajang kompetisi pemrograman di tingkat Internasional yang sudah berlangsung sejak 1985. Indonesia mulai mengikuti IOI sejak 1995. Saat ini IOI diikuti oleh 80-an negara (termasuk semua negara maju) sehingga IOI merupakan lomba paling akbar dalam bidang ini untuk tingkat SMA. Pada awalnya IOI sendiri adalah lomba murni pemrograman semata berdasarkan masalah-masalah yang sederhana. Para peserta dari berbagai negara secara perseorangan berusaha menyelesaikan sejumlah masalah dalam waktu yang singkat dengan membuat program penyelesaian masalah. Program yang dihasilkan diuji dengan sejumlah data test (test case) yang mewakili sejumlah kondisi yang mungkin dari input soal tersebut. Program yang dibuat peserta dinilai dari berapa banyak test case yang berhasil dijawab dengan benar oleh program tersebut. Nilai akhir peserta adalah jumlah nilai yang diperoleh dari setiap program yang dibuatnya. Peringkat peserta diurutkan berdasar nilai tersebut dan 1/12 (atau 8.33%) dari 1 Ini hanya perkiraan kasar saja karena di tingkat kabupaten/kota, penyelenggaraan beserta proses seleksi diserahkan ke masing-masing kabupaten/kota yang bersangkutan sehingga data peserta tidak tercatat dengan lengkap. Sementara, di tingkat propinsi, proses seleksi di lakukan di pusat sehingga bisa diketahui jumlah keseluruhan peserta.

PAGE – 4 ============
Materi Uji Olimpiade Sains Nasional Bidang Komputer Tim Olimpiade Komputer Indonesia – 2009 halaman 3 semua peserta pada peringkat teratas peserta mendapatkan medali emas, 1/6 (atau 16.67%) berikutnya mendapatkan medali perak dan 1/3 (atau 33.33%) mendapatkan medali perunggu. Sisanya terdapat 50% yang tidak mendapatkan medali. Peringkat negara disusun atas total perolehan medali peserta. Dalam perjalanannya problem-problem yang diberikan mengalami peningkatan tingkat kesulitannya terutama sejak akhir tahun 90-an, hingga pada saat ini pemrograman hanya satu aspek kecil semata di dalam lomba ini. Dengan demikian, aspek utama yang diuji adalah kemampuan menyelesaikan masalahnya sendiri. Sehingga bisa dikatakan bahwa kompetisi IOI adalah menguji kemampuan peserta dalam problem solving dengan pemrograman komputer 2. Setiap peserta dalam waktu yang amat terbatas harus mengerjakan sejumlah masalah yang diberikan dengan menyusun program yang menyelesaikan masalah tersebut. 2Harap bagian yang digarisbawahi tersebut dipahami secara lengkap; bukan HANYA menguji kemampuan membuat program komputer, bukan pula HANYA menguji kemampuan menyelesaikan masalah, tetapi KEDUANYA!!!

PAGE – 5 ============
Materi Uji Olimpiade Sains Nasional Bidang Komputer Tim Olimpiade Komputer Indonesia – 2009 halaman 4 II. Karakteristik Materi Uji II.1. Tingkat IOI Secara umum penyelesaian masalah di tingkat IOI memerlukan aspek-aspek dalam proses berfikir sebagai berikut. 1. Peserta harus mampu membaca deskripsi soal (termasuk input-proses- output) yang dinarasikan sebagai suatu cerita yang di dalamnya terkandung suatu permasalahan yang hendak diselesaikan. 2. Terkait dengan itu, diperlukan juga pemahaman logika yang baik. Agar berdasarkan deskripsi tersebut peserta mampu menyusun model/abstraksi permasalahan. Model dapat berupa interrelasi antar entitas sebagai suatu graf atau bahkan sudah menjadi lebih matang lagi sebagai suatu model atau fungsi rekurens 3. Menemukan metoda dalam penyusunan algoritma berdasarkan model/abstraksi sebelumnya 4. Mampu melakukan optimasi model penyelesaian masalah di aspek 2 dan 3 tersebut untuk mencapai efisiensi algoritma terbaik. Hanya sekedar solusi naïf saja tidak dapat mencapai nilai maksimum) 5. Konversi rancangan algoritma di atas menjadi program serta evaluasi hasil kerja pemrograman di atas berdasarkan seluruh kemungkinan test case yang akan diberikan. a. mendeduksi proses dari test case (Input – Output) b. mengenali variabilitas test case (kasus ekstrim, kasus sederhana) 6. Melakukan manajemen waktu, memelihara ketelitian dan stamina dalam mengerjakan hal-hal di atas (tahan terhadap presure keterbatasan waktu dan memiliki endurance, keuletan dan ketelitian untuk tidak meloloskan sedikitpun kesalahan) Sebagai catatan, kemampuan dalam penyusunan program hanyalah salah satu aspek saja, yang lebih sulit adalah dalam kelima aspek-aspek. Efisiensi akan ditentukan dari metodologi apa yang digunakan pada tahap ke 3. II.2. Tingkat OSK/OSP Proses seleksi idealnya adalah mengacu model IOI di atas yaitu problem solving dengan pemrograman. Namun, berbeda dengan bidang OSN lain seperti Fisika, Matematika, Kimia dan Biologi, bidang Informatika khususnya pemrograman belum menjadi pelajaran resmi. Kalaupun ada, hanya di sekolah-sekolah tertentu saja dan itupun belum tentu mengajarkan pemrograman. Dalam kurikulum TIK Diknas, pemrograman hanya diberikan dalam porsi yang amat kecil (sebagian besar adalah penggunaan perangkat lunak MS Office).

PAGE – 6 ============
Materi Uji Olimpiade Sains Nasional Bidang Komputer Tim Olimpiade Komputer Indonesia – 2009 halaman 5 Oleh sebab itu, materi uji IOI fiditerjemahkanfl ke dalam materi yang menguji potensi akademis/skolastik tinggi yang relevan dengan aspek-aspek di atas. Diharapkan dari proses seleksi ini, siswa yang berpotensi walaupun belum mahir dalam pemrograman dapat terjaring untuk diberikan pembinaan yang intensif di Pelatnas. Aspek yang sangat bergantung pada ketrampilan peserta dalam pemrograman dikurangi dan digantikan dengan materi uji fianalisa dan logikafl dan materi uji kemampuan algoritmika. Tingkatan seleksi OSK-OSP dibedakan atas komposisi dari ketiga komponen materi uji: Kemampuan analitika/logika/aritmatika (nonprogramming) Kemampuan algoritmika (programming) Komponen uji pemrograman tidak mungkin untuk diadakan sehingga digantikan dengan kemampuan dan algoritmika saja. 3 Metoda pengujiannya pun tidak bisa dihindari bersifat test obyektif (pilihan ganda). Metoda ini memang banyak sekali kelemahannya yaitu memungkinkan jawaban asal tapi benar, namun, memungkinkan pemeriksaan yang segera dan efisien. Dampak negatif tersebut bisa dikurangi dengan pembuatan soal dan pilihan jawaban yang dirancang dengan matang. Komposisi analitika/logika di tingkat kabupaten/kota adalah yang paling besar. Di tingkat propinsi pada dasarnya sama dengan di tingkat kabupaten/kota kecuali komposisi algoritmika diperbesar. Ini adalah untuk memacu peserta yang lolos di tingkat kabupaten/kota untuk memperdalam pemahamannya dan ketrampilan prakteknya dalam pemrograman. II.3. Tingkat OSN Materi uji semula adalah mirip dengan di tingkat IOI, namun berhubung belum siapnya sebagian besar peserta dalam hal praktek pemrograman maka materi uji pemrograman dikombinasikan dengan materi uji non programming seperti di OSK/OSP. 3 Uji pemrograman di tingkat provinsi, apalagi di tingkat kabupaten/kota, masih perlu beberapa tahun lagi hingga infrastruktur di setiap daerah sudah merata.

PAGE – 8 ============
Materi Uji Olimpiade Sains Nasional Bidang Komputer Tim Olimpiade Komputer Indonesia – 2009 halaman 7 III.3. Tipe Soal Pemahaman Algoritma Dalam menjawab soal-soal ini peserta harus bisa memahami algoritma yang diberikan dalam notasi pseudopascal dan menelurusi eksekusi algoritma. Kemampuan ini diperlukan sebagai indikator aspek ke-3 dari proses berpikir IOI pada bagian B.1. Jadi soal-soal dibuat untuk mengujur Kemampuan memahami konsep elemen konstruksi (if-then-else,loop dan variasinya) Kemampuan membaca algoritma secara menyeluruh Kemampuan mengeksekusi (termasuk rekursif) dan process tracing yang terjadi Kemampuan menkonstruksi (coding) III.4. Tipe soal Kemampuan Dasar Logika Dalam kaitannya dengan bagian C.1. sejumlah pernyataan logika terkait dengan aspek-aspek sebagai berikut. implikasi ‘jika dan hanya jika’ kalkulus preposisi induksi-deduksi Pertanyaan yang diajukan dikombinasikan dengan bagian C.1. untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan penguasaan dasar logika tersebut. III.5. Menguji kemampuan dasar Aritmatika Bagaimanapun juga Aritmatika tidak dipisahkan dari problem solving. Namun supaya agak berbeda dari materi uji Olimpiade Matematika maka aspek aritmatika yang akan dipertanyakan adalah yang: berisikan unsur langkah-langkah komputasi menuntut kemampuan penyusunan model matematis keterkaitan dengan sifat dari deret bilangan menuntut kemampuan penyusunan model keterkaitan (graf) III.6. Tipe Soal Kemampuan Dasar Penunjang Dalam dunia komputasi (problem solving) elemen dasar (matematika) penunjangnya secara teoritis dikenal sebagai matematika diskret 4. Pada umumnya soal-soal jenis ini akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan 4 Matematika diskret merupakan salah satu cabang ilmu matematika. Soal-soal bertipe C.3 (logika dasar) dan C.4.(aritmatika) sebenarnya termasuk ke dalam bagian ini. Namun berhubung kedua hal

PAGE – 9 ============
Materi Uji Olimpiade Sains Nasional Bidang Komputer Tim Olimpiade Komputer Indonesia – 2009 halaman 8 Himpunan Aljabar logika Sifat Bilangan (deret) Finite State Machine Kombinatorik Pemahaman yang diperlukan bukanlah pemahaman teoritis tetapi pemahaman deduksi atas permasalahan (artinya dengan kemampuan induksi-deduksi maka pertanyaan tetap dapat dijawab tanpa mempelajari matematika diskret secara khusus). III.7. Lain-lain yang relevan dengan potensi akademis Terdapat sejumlah soal yang memiliki re levansi dalam menguji potensi akademis yang tidak terkategorikan dalam tipe-tipe soal di atas. tersebut. memiliki porsi yang relatif cukup besar ma ka dalam kisi-kisi ini dikelompokkan secara tersendiri-tersendiri.

PAGE – 10 ============
Materi Uji Olimpiade Sains Nasional Bidang Komputer Tim Olimpiade Komputer Indonesia – 2009 halaman 9 IV. Penutup Melalui dokumen ini penulis berharap peserta ataupun pembina peserta dapat menemukan intisari dan tujuan mengenai soal-soal seleksi mulai dari tingkat Kabupaten/Kotamadya, tingkat Provinsi dan tingkat Nasional. Peserta yang lolos ke Tingkat Pelatihan Nasional (Pelatnas) diharapkan merupakan peserta yang memiliki kemampuan analitikal dan merancang algoritma yang ti nggi. Referensi mengenai hal tersebut jauh lebih sulit ditemukan daripada referensi untuk pemrograman itu sendiri. Tulisan awal ini merupakan versi yang perlu diolah lebih lanjut agar bisa menjadi referensi yang membantu para peserta namun diharapkan bisa memenuhi kebutuhan, sekurangnya sebagai petunjuk, bagaimana soal-soal seleksi olimpiade sains bidang informatika dan komputer ini dibuat. Masukan untuk menyempurnakan tulisan ini sangat diharapkan untuk meningkatkan manfaat terutama para calon peserta dan pembina peserta dalam mempersiapkan diri menghadapi proses seleksi.

PAGE – 11 ============
Materi Uji Olimpiade Sains Nasional Bidang Komputer Tim Olimpiade Komputer Indonesia Р2009 halaman 10 Lampiran A Materi Uji 1. Materi Uji Aritmatika Sekali lagi, walaupun mengambil topik mengenai aritmatika, aspek terpenting dari materi ini bukan pada hitung menghitungnya tetapi pada uji kemampuan analitisnya. Aspek-aspek analitis dalam persoalan aritmatika dijelaskan pada bagian berikut ini. 1.1. Mampu Membentuk Model Aritmati ka/Matematika serta melakukan deduksi/induksi Model Dalam problem solving, seringkali diperlukan tahapan pemodelan masalah yang sebagian menggunakan model matematika/aritmatika dan menyederhana-kannya sehingga menjadi model yang lebih sederhana dan siap dikomputasikan dalam bentuk algoritma. Model yang tidak tepat berakibat pada kegagalan dalam pemecahan masalah. Contoh: Uang Amir lebih banyak dari uang Ali. Jika dijumlahkan uang keduanya lebih dari 50 ribu rupiah, sementara selisih uang Amir dengan uang Ali lebih dari 30 ribu rupiah. Berapakah kemungkinan uang Amir yang paling tepat? Model permasalahan: Uang Amir = x, Uang Ali = y, dan dari deskripsi di atas Pers-I: x > y Pers-II: x+y > 50000 Pers-III: |x-y| > 30000 Dari Pers-I dan Pers-III: menghasilkan Pers-IV: x-y > 30000 Dari Pers-II dan Pers-IV: jika dijumlahkan menghasilkan 2x>80000. Maka, x > 40000 1.2. Memahami Sifat-sifat Bilangan Untuk sejumlah masalah, sifat-sifat dari bilangan harus dipahami secara logis Contoh: Jika n dan p adalah dua bilangan bulat, dan n + p berharga ganjil, manakah dari berikut ini bil ganjil? (A) n Πp + 1 (B) np (C) n2 + p2 Π1 (D) 3p + 5n (E) (p Πn)(n Πp) A bukan, karena ( n+p) adalah ganjil maka dari n dan p salah satu ganjil dan yang lain genap. Selisih antara n dan p pasti ganjil sehingga jika ditambah 1

27 KB – 31 Pages