by A Yazidi · Cited by 17 — Model pembelajaran adalah kerangka konseptual tentang prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, baik
7 pages
159 KB – 7 Pages
PAGE – 1 ============
89MEMAHAMI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM2013 (THE UNDERSTANDING OF MODEL OF TEACHING IN CURRICULUM 2013)Akhmad Yazidi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan, Jalan Pakuan Bogor, e-mail tasyrifin_karim@yahoo.co.id AbstractCurriculum 2013 is a strategic action in addressing the problems of our education today and to anticipate future challenges our nation is full of open competition globally. Exist-ing measures taken related to the subject, learning objectives, and strategies of learning, including learning models. The learning model is a conceptual framework of a systematic procedure for orga- nizing learning experiences for both learners achieve the learning objectives and faculty. In this 2013 curriculum learning model presented here include: Learning Model Discovery/Inquiry, Prob- lem Based Learning Model, Project-Based Learning Model, Contextual Model of Learning and Cooperative Learning Model. Key words: curriculum, model of teaching, discovery, inquiry, problem based learning, project- based learning, contextual model of learning, cooperative learning modelAbstrakMemahami Model-Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakantindakan strategis dalam menyikapi permasalahan pendidikan kita dewasa ini serta untuk mengantisipasi tantangan ke depan bangsa kita yang penuh dengan persaingan terbuka secara global. Kebijakan yang diambil ada yang terkait dengan mata pelajaran, tujuan pembelajaran, serta strategi pembelajaran, termasuk model pembelajaran. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual tentang prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, baik pembelajar maupun pengajar. Dalam kurikulum 2013 ini, model pembelajaran yang diketengahkan meliputi model Pembelajaran discovery atau inquiry, model pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran berbasis proyek, model pembelajaran kontekstual, dan model pembelajaran kooperatif. Kata-kata kunci:kurikulum, model pembelajaran, discovery, inquiry, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran kooperatifPENDAHULUANKurikulum merupakan bagian integral dalam pendidikan dan persekolahan. Pembaharuan kurikulum adalah suatu keharusan di dalam perencanaan pendidikan dalam upaya menyiap- kan generasi muda bangsa untuk berpacu dalam konstelasi kehidupan yang terus maju dan berkembang seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam menghadapi arus globalisasi yang sudah di hadapan kita. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang adalah suatu keharusan dalam kehidupan sekarang.Terdapat berbagai macam isu di seputar pendidikan kita, seperti banyaknya beban mata pelajaran di sekolah yang harus dipelajari peserta didik, pembelajaran lebih banyak berorientasi pada hafalan kurang pada pemahaman, rendahnya mutu pembelajaran terlebih dalam bidang
PAGE – 2 ============
90matematika dan IPA, rendahnya budi pekerti siswa, terjadi krisis karakter bangsa, serta ujian nasional menjadi momok dalam pendidikan, siswa, guru, dan masyarakat. Berbagai kesepakatan global telah dibuat dan ditandatangani, termasuk kita bangsa In-donesia sebagai warga masyarakat dunia, mulai dari Masyarakat Ekonomi ASEAN, AFTA, APEC, WTO. Semua bentuk kerjasama tersebut menuntut kesamaan kedudukan, harkat dan kemampuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang teraplikasikan dalam berbagai macam produk. Semakin tinggi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan semakin mampu menciptakan produk yang unggul dalam kualitas dan kuantitas, maka akan semakin mampu bersaing dalam globalisasi ini. Sementara dalam kondisi riil bangsa kita sekarang dalam berbagai macam kompetisi dan persaingan global, kita bangsa Indonesia selalu dalam posisi di belakang.Hal-hal di atas merupakan permasalahan internal pendidikan kita yang harus diatasi serta tantangan global ke depan yang harus disiapkan. Mengantisipasi berbagai permasalahan tersebut, kurikulum 2013 membuat berbagai kebijakan strategis, baik terkait dengan mata ajar, paradigma pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, maupun evaluasi pembelajaran. Tulisan ini khusus membahas tentang model pembelajaran dalam kurikulum 2013.Permasalahan yang dibahas dalam artikel ini meliputi pengertian model pembelajaran, model pembelajaran discovery/inquiry, model pembelajaran berbasis masalah, modelpembelajaran berbasis proyek, model pembelajaran kontekstual, dan model pembelajaran kooperatif. PEMBAHASAN Pengertian Model PembelajaranModel pembelajaran merupakan suatu pendekatan untuk menyiasati perubahan perilakupeserta didik secara adaptif maupun generatif, dan model pembelajaran berkaitan erat dengan gaya belajar peserta didik dan gaya mengajar guru yang sering dikenal dengan style of learn-ing and teaching (solat) (Hanafiah dan Suhana, 2009: 41). Model pembelajaran adalah kerangkakonseptual tentang prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, baik pembelajar maupun pengajar (Suprijono, 2009: 46 dan Sani, 2013: 89). Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tuto- rial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk buku-buku, film, komputer, dan lain-lain untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran (Joyce, dalam Trianto, 2007: 5). Demikian pula, ahli lain mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual prosedural yang sistematik berdasarkan teori dan digunakan dalam mengorganisasikan proses belajar-mengajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran terkait dengan pemilihan strategi dan pembuatan struktur meto- de, keterampilan, dan aktivitas peserta didik yang memiliki tahapan (sintaks) dalam pembelajaran (Sani, 2013: 89).Rusman (2010: 144-145) dalam bukunya yang berjudul Model-Model PembelajaranMengembangkan Profesionalisme Guru mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (sebagai rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Beliau menjelaskan bahwa model pembelajaran memiliki ciri sebagai berikut, yaitu (1) berdasar teori pendidikan dan teori belajar, (2) mempunyai misi dan tujuan tertentu, (3) sebagai pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar-mengajar di kelas,
PAGE – 3 ============
91(4) mempunyai bagian yang disebut (a) urutan langkah-langkah pembelajaran, (b) ada prinsip- prinsip reaksi, (c) sistem sosial, dan (d) sistem pendukung. (5) memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran, (6) membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilih. Iru dan Arihi (2012: 6-7) mengemukakan bahwa model pembelajaran dikembangkan atas beberapa asumsi, yaitu (1) mengajar adalah upaya menciptakan lingkungan yang sesuai, dimana terdapat berbagai lingkungan mengajar yang memiliki saling ketergantungan; (2) terdapat berbagai komponen yang meliputi isi, keterampilan peran-peran mengajar, hubungan sosial, bentuk-bentuk kegiatan, sarana/fasilitas fisik dan penggunaannya, yang keseluruhannya membentuk sebuah sistem lingkungan yang bagian-bagiannya saling berinteraksi, yang mendesak perilaku seluruh partisipan, baik guru maupun siswa; (3) antara bagian-bagian tersebut akan menghasilkan bentuk lingkungan yang berbedamdengan hasil yang berbeda pula; dan (4) karena model mengajar menciptakan lingkungan, maka model menyediakan spesifikasi yang masih bersifat kasar untuk lingkungan dalam proses belajar-mengajar di kelas. Dari asumsi tersebut maka model pembelajaran memiliki komponen: fokus, sintaks, sistem sosial, dan sistem pendukung (Iru dan Arihi, 2012: 7). Model-model pembelajaran memiliki ciri-ciri umum, yaitu (1) memiliki prosedur yang sistematis, (2) hasil belajar diterapkan secara khusus, (3) ada ukuran keberhasilan, dan (4) mempunyai cara interaksi dengan lingkungan (Iru dan Arihi, 2012: 8). Chauchan (Iru dan Arihi, 2012: 9) menyebutkan fungsi model pembelajaran adalah (1) sebagai pedoman, (2) sebagai alat bantu dalam mengembangkan kurikulum, (3) sebagai acuan dalam menetapkan bahan pembelajaran, dan (4) untuk membantu perbaikan dalam mengajar. Model Pembelajaran Discovery/InquiryModel pembelajaran Discovery/Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaranyang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan tingkah laku (Hanafiah dan Suhana, 2009: 77). Ada 3 macam model pembelajaran ini, yaitu discovery/inquiry terpimpin, discovery/inquiry bebas, dan discovery/inquiry yang dimodifikasi. Model ini berfungsi sebagai (a) membangun komitmen di kalangan peserta didik untuk belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran, (b) membangun sikap, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pengajaran, dan (c) membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya (Hanafiah dan Suhana, 2009: 78). Langkah-langkah dalam model discovery/inquiry, yaitu: 1.Mengidentifikasi kebutuhan siswa; 2.Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari; 3.Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari; 4.Menentukan peran yang akan dilakukan setiap peserta didik; 5.Mencek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan; 6.Mempersiapkan setting kelas; 7.Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan; 8.Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan dan penemuan;9.Menganalisis sendiri atas data penemuan; 10.Merangsang terjadinya dialog interaktif antarpeserta didik;
PAGE – 4 ============
9211. Memberi penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam melakukan penemuan; 12. Memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atashasil temuannya. Impak model discovery/inquiry, yaitu: 1.Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif;2.Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikiran;3.Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi;4.Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing;5.Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas (Hanafiah dan Suhana, 2009: 79).Model Pembelajaran Berbasis MasalahModel pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik, yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan nyata (Trianto, 2007: 67). Menurut Dewey, model pembelajaran berdasarkan masalah ini adalah interaksi antara simulus respon, hubungan antardua arah belajar dan lingkungan. Dalam model ini, siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiry dan keterampilan berpikir tingkat tinggi,mengembangkan kemandirian dan percaya diri (Trianto, 2007: 67-68). Rusman (2009: 232) mengemukakan ciri-ciri model pembelajaran berbasis masalah, yaitu (a) permasalahan merupakan langkah awal dalam belajar, (b) permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang nyata yang membutuhkan perspektif ganda, (c) permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki dan membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar baru, (d) belajar pengarahan diri menjadi utama, (e) pemanfaaatan sumber pengetahuan yang beragam, (f) belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif, (g) pengembangan keterampilan inquiry danpemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan, (h) keterbukaan proses dalam Proses Belajar-Mengajar meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar, dan (i) Proses Belajar-Mengajar melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar. Model Pembelajaran Berbasis ProyekSani (2013: 226-227) menjelaskan bahwa model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang dilakukan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan cara membuat karya atau proyek terkait dengan materi ajar dan kompetensi. Proyek yang dibuat berkaitan dengan kebutuhan masyarakat, seperti pompa air sederhana, pupuk organik, barang kerajinan dari limbah plastik atau limbah kertas/karton, dan lain-lain. Proyek yang dibuat bisa sederhana atau prototipenya saja. Model pembelajaran berbasis proyek ini mencakup kegiatan menyelesaikan masalah, pengambilan keputusan, investigasi, dan keterampilan membuat karya. Peserta didik belajar berkelompok dan setiap kelompok bisa membuat proyek yang berlainan. Guru hanya sebagai fasilitator dalam
PAGE – 5 ============
93membantu merencanakan, menganalisis proyek, namun tidak sampai memberikan arahan dalam menyelesaikan proyek. Sintaks dalam model pembelajaran berbasis proyek sebagai berikut. Tahap pertama, guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi, dan kompetensi yang akan dicapai. Tahap kedua, peserta didik mengidentifikasi permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan topik yang dikaji. Pertanyaan juga dapat diajukan oleh guru. Tahap ketiga, kelompok membuat rencana proyek terkait dengan penyelesaian permasalahan yang diidentifikasi. Tahap keempat, kelompok membuat proyek atau karya dengan memahami konsep atau prinsip yang terkait dengan materi pelajaran. Tahap kelima, guru atau sekolah memfasilitasi pameran atas pekerjaan/karya yang dihasilkan oleh peserta didik. Model Pembelajaran KontekstualPembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar dengan cara mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antarpengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat (Nurhadi dalam Rusman, 2010: 190 dan Trianto, 2007: 101). Rumusan lain, model pembelajaran kontekstual merupakan proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna berkaitan dengan konteks kehidupan nyata, sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan dari konteks permasalahan ke satu permasalahan lain (Hanafiah dan Suhana, 2009: 67).Pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan. Model pembelajaran ini menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan karena model ini mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari dengan konteks kehidupan nyata dan dihubungkan dengan gaya belajar siswa (Trianto, 2007: 104) Karakteristik model pembelajaran kontekstual adalah (Hanafiah dan Suhana, 2009: 69):1.Kerjasama antarpeserta didik dan guru ( cooperative)2.Saling membantu antarpeserta didik dan guru ( assist)3.Belajar bergairah ( enjoyfull learning)4.Pembelajaran terintegrasi secara kontekstual 5.Menggunakan multimedia dan sumber belajar 6.Cara belajar siswa aktif 7.Sharing bersama teman8.Siswa kritis dan guru kreatif 9.Dinding kelas dan lorong kelas penuh dengan karya siswa 10. Laporan siswa bukan hanya buku rapor, tetapi juga hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan sebagainya. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam model pembelajaran kontekstual menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 72-73), yaitu: 1.Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental peserta didik. 2.Membentuk kelompok belajar yang saling bergantung. 3.Mempertimbangkan keberagaman peserta didik. 4.Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri dengan tiga karakteristik umum: kesadaran berpikir, penggunaan strategi, dan motivasi berkelanjutan.5.Memperhatikan multi-intelegensi.
PAGE – 6 ============
946.Menggunakan teknik bertanya dalam rangka meningkatkan peserta didik dalam pemecahan masalah dan keterampilan baru.7.Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna jika diberi kesempatan untuk belajar menemukan, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru.8.Memfasilitasi kegiatan penemuan ( inquiry) supaya peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuan sendiri.9.Mengembangkan rasa ingin tahu di kalangan peserta didik melalui pengajuan pertanyaan. 10. Menciptakan masyarakat belajar ( learning community) dengan membangun kerja samadi antara peserta didik.11. Memodelkan sesuatu agar peserta didik dapat beridentifikasi dan berimitasi dalamrangka memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.12. Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari. 13. Menerapkan penilaian autentik.Model Pembelajaran kooperatifModel pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri atas empat sampai enam orang yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kelompok untuk saling berinteraksi, sehingga dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Dari hasil penelitian Slavin dinyatakan bahwa (1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap tolerans dan menghargai pendapat orang lain, (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman. Terdapat empat hal penting dalam adanya aturan main dalam kelompok, (3) adanya upaya belajar dalam kelompok, dan (4) adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif, yaitu (1) menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, (2) menyajikan informasi, (3) mengelompokkan siswa, (4) membimbing kelompok bekerja dan belajar, (5) evaluasi, dan (6) memberikan penghargaan (Rusman, 2010: 202-211). Terdapat beberapa tipe dalam pembelajaran kooperatif, seperti Student Teams Achieve- ment Division (STAD), Jigsaw, Group Investigation, Make a Match, Teams Games Tournaments (TGT),Think Pair Share (TPS), dan lain-lain.KESIMPULAN DAN SARAN KesimpulanKurikulum 2013 merupakan tindakan strategis dalam menyikapi permasalahan pendidi-kan kita dewasa ini serta untuk mengantisipasi tantangan ke depan bangsa kita yang penuh dengan persaingan terbuka secara global. Kebijakan yang diambil ada yang terkait dengan mata pelajaran, tujuan pembelajaran, dan strategi pembelajaran, termasuk model pembelajaran. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual tentang prosedur sistematis dalammengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, baik pembelajar maupun pengajar. Dalam kurikulum 2013 ini, model pembelajaran yang diketengahkan meliputi model pembelajaran discovery/inquiry, model pembelajaran berbasis masalah, model
159 KB – 7 Pages