seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi Negara Kesatuan Republik pada acara peringatan Hari Pahlawan di Denpasar

494 KB – 73 Pages

PAGE – 3 ============
KETERANGAN COVER DARI REDAKSI 4NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN, ARSIP DAN REVOLUSI MENTAL Peristiwa Pertempuran Surabaya hanya merupakan salah satu contoh perjuangan dan pengorbanan arek-arek Surabaya yang dapat dikategorikan sebagai sikap heroik. Masih ada beberapa pertempuran seperti Bandung Lautan Api, Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan Area dimana semua menunjukkan sikap heroik dari kelompok masyarakat yang ikut bertempur. 5Karseno : PERAN ARSIP DALAM PENGUSULAN KEPAHLAWANAN NASIONAL 10 15R. Suryagung SP : SYEKH YUSUF: PEJUANG NEGERI ASIA AFRIKA18 Ghesa Ririan Mitalia : LAYAR PERAK DAN NASIONALISME MASYARAKAT SURABAYA 21Raistiwar Pratama : ABDUL WAHAB CHASBULLAH : PAHLAWAN NU, PAHLAWAN NKRI24DAFTAR ISI SEPENGGAL CATATAN TENTANG KEPAHLAWANAN DALAM AR SIPIna Mirawati : Arsip sebagai sumber informasi merupakan rekaman kegiatan atau peristiwa keberadaannya memegang peranan utama sebagai bukti memori kolektif dan jati diri bangsa. Peran arsip dalam konteks masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang tetap menjadi catatan penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.Sebuah buku dapat kita buat lagi tetapi arsip hanya sekali dibuatnya dan itulah yang menjadikan arsip itu unik karena tanpa pengganti. Oleh karena itu setiap pejabat yang membuat arsip dituntut untuk jujur dalam melaporkan setiap kejadian pada masa pemerintahannya. LAB LABA-LABA: KOMUNITAS PERAWAT ARSIP FILM INDONESIA 27Octavia Syafarwati : MENYUSUN GUIDE ARSIP PETA BATAS WILAYAH PROVINSI 30Rayi Darmagara : QUO VADIS PEDOMAN RETENSI ARSIP 32Manca Negara :NAPAK TILAS HUBUNGAN INDONESIA-SERBIA 36Manca Negara :NARA DAN KETERLIBATAN PADA PENANGANAN ARSIP KEPRESIDENAN 39Regional : ARSIP MASUK SEKOLAH : TEROBOSAN KARSIPDA KOTA BEKASI 43Achmad Dedi Faozi : BAPAKKU, PAHLAWANKU 45LIPUTAN 48Suasana Hotel Yamato pada saat peristiwa perobekan bendera Belanda, 19 September 1945Sumber : ANRI, Kempen R. 531204 FG 1-12

PAGE – 4 ============
DARI REDAKSIelum genap tiga bulan setelah proklamasi kemerdekaan, di Surabaya para pejuang kemerdekan menghadapi ultimatum dari tentara musuh untuk meletakkan senjata. Para pejuang tidak tunduk melainkan melakukan perlawanan yang kemudian dikenal dengan pertempuran 10 November 1945, sehingga peristiwa tersebut dapat menunjukkan eksistensi Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Dua tahun kemudian dan dua tahun setelahnya, kedaulatan Negara Republik Indonesia kembali mendapat ancaman dari luar dalam bentuk agresi militer yang dikenal dengan Agresi I dan II . Sementara itu, ancaman dari dalam mulai nampak berupa benih- benih disintegrasi. Perjuangan tanpa mengenal lelah yang disertai dengan kesadaran tentang arti penting memelihara persatuan dan kesatuan di dalam kerangka NKRI dapat dirasakan sampai saat ini. Gambaran di atas menujukkan bahwa perjuangan tidak mengenal jeda. Di hadapan kita sekarang terbentang beragam persoalan yang membutuhkan pahlawan-pahlawan masa kini. Tidaklah keliru jika sebutan pahlawan masa kini ditujukan kepada mereka yang mampu mengatasi persoalan sesuai bidang yang dikuasainya melalui dedikasi yang melebihi tuntutan.Untuk itu, Majalah ARSIP edisi ke-64 menurunkan kepahlawanan sebagai laporan utama dan beberapa artikel terkait selain berbagai artikel rubrik tetap. Semoga sajian majalah edisi kali ini dapat memenuhi harapan pembaca. Jika pada majalah ini terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun tampilan, dimohonkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang. Terima kasih dan selamat menikmati majalah kami. 4Majalah ARSIP Edisi 64 2014Pembina: Kepala Arsip Nasional RI, Sekretaris Utama Arsip Nasional RI, Deputi Bidang Konservasi Arsip, Deputi Bidang Pembinaan Kearsipan,Deputi Bidang Informasi & Pengembangan Sistem KearsipanPenanggung Jawab: Dra. Multi Siswati, MMPemimpin Redaksi: Dra. Listianingtyas M.Wakil Pemimpin Redaksi: Eli Ruliawati, S.Sos., MAPDewan Redaksi: Drs. Azmi, M.Si., Drs. Hilman Rosmana, M. Ihwan, S.Sos., M.Si.,Drs. Bambang Parjono Widodo, M.Si,Drs. Langgeng Sulistyo B,Redaktur Pelaksana: Bambang Barlian, S.AP, Susanti, S.Sos., M.Hum., Eva Julianty, S.Kom., Adhie Gesit Pambudi, S.Sos., MA.,Raistiwar Pratama, S.SSekretariat: Octavia Syafarwati, S.SiReporter: Annawaty Betawinda M, S.Sos., Tiara Kharisma, S.Ikom., Erieka Nurlidya, S.Sos., Octavia Syafarwati, S.Si., Rayi Darmagara, SH., R. Suryagung Sudibyo P., S.S, M.Hum Fotografer: Hendri Erick Zulkarnaen, S.Kom,Supriyono, S.ST.Ars, Firmansyah, A.Md, Editor: Tiara Kharisma, S.I.Kom., Khoerun Nisa Fadillah, S.IP., Achmad Dedi Faozi, S.Hum., Yuanita Utami, S.IP., Perwajahan/Tata Letak: Isanto, A.Md Distributor: Farida Aryani, S.Sos Achmad SadariMajalah ARSIP menerima artikel dan berita tentang kegiatan kearsipan dan cerita-cerita menarik yang merupakan pengalaman pribadi atau orang lain. Jumlah halaman paling banyak tiga halaman atau tidak lebih dari 500 kata. Redaksi berhak menyunting tulisan tersebut, tanpa mengurangi maksud isinya. Artikel sebaiknya dikirim dalam bentuk hard dan soft copy ke alamat Redaksi: Subbag. Publikasi dan Dokumentasi, Bagian Humas, Arsip Nasional RI, Jalan Ampera Raya No. 7 Cilandak, Jakarta 12560, Telp.: 021-780 5851 Ext. 404, 261, 111, Fax.: 021-781 0280, website: www.anri.go.id, email: info@anri.go.id Redaksi B

PAGE – 5 ============
5Majalah ARSIP Edisi 64 2014LAPORAN UTAMA NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN, ARSIP DAN REVOLUSI MENTAL asih teringat dalam memori betapa besar keberanian arek-arek Surabaya mem- perjuangkan kemerdekaan Indonesia dari tangan Sekutu pada 10 November 1945. Peristiwa ini diawali dengan Kedatangan tentara sekutu dibawah kepemimpinan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby pada 25 Oktober 1945. Pembebasan terhadap para perwira Sekutu dan pegawai RAPWI (Recovery of Allied Prisoners of War and Internees ) serta ultimatum bagi orang Indonesia yang bersenjata untuk meletakkan senjata dan menyerahkan diri, memicu perlawanan dari arek- arek Surabaya. Sehingga terjadi pertempuran Surabaya yang ke- mudian kita peringati sebagai Hari Pahlawan. Peristiwa Pertempuran Surabaya merupakan salah satu contoh per- juangan dan pengorbanan arek-arek Surabaya yang dapat dikategorikan sebagai sikap kepahlawanan. Masih ada beberapa pertempuran seperti Bandung Lautan Api, Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan Area dimana semua menunjukkan sikap kepahlawanan dari kelompok masyarakat yang ikut bertempur. Semua memberikan pengorbanan besar baik materi maupun imateri bahkan nyawa, mereka sebagai pahlawan. Pahlawan yang berjuang demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia tanpa pamrih. Kategori perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan tidak hanya dilakukan juga melalui perjuangan diplomasi. Dengan demikian mereka yang ikut dalam perjuangan diplomasi juga dikategorikan sebagai pahlawan.Eksistensi sebuah negara tidak terlepas dari peran pahlawan yang ada di dalam negara yang bersangkutan. Peran dari perbuatan yang dilakukan oleh para pahlawan, maka sebuah MPeristiwa heroik para pemuda Surabaya menentang tentara Belanda di seiktar Hotel Yamato Surabaya (sekarang Hotel Gajah Mada). Peristiwa heroik Insiden Surabaya ini kemudian diperingati oleh bangsa Indonesia sebagai Hari Pahlawan 10 Nopember 1945Sumber: ANRI: Kempen 531304 FG1-6

PAGE – 6 ============
6Majalah ARSIP Edisi 64 2014LAPORAN UTAMA negara menjadi merdeka, maju, dan bahkan fimenduniafl. Mereka yang telah berjuang dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan baik pada umumnya memperoleh gelar sebagai Pahlawan Nasional. Hingga saat ini, ada sekitar 159 orang yang tercatat sebagai pahlawan nasional. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, Pahlawan nasional merupakan gelar yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan Negara Republik Indonesia. Melihat dari pengertian tersebut, artinya seorang pahlawan adalah orang yang telah berkorban dalam pertempuran merebut dan mempertahankan kemer- dekaan serta orang yang berhasil memberi keharuman nama bangsanya dalam kancah internasional dengan prestasi dan karyanya. Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan re- daksi Media Kearsipan Nasional, menurut Dirjen Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian Sosial, Hartono Laras, Pahlawan adalah orang yang melampaui panggilan diri dan tugasnya. Artinya seorang pahlawan adalah orang yang melakukan sesuatu yang lebih besar dari tugas dan kemampuannya sebagai bentuk pengabdian bagi bangsanya. Dalam kesempatan yang berbeda, Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, Mustari Irawan, mengatakan bahwa fiPahlawan adalah orang yang berjuang demi kepentingan masyarakat, negara dan bangsa dan mengabaikan kepentingan pribadi. Pengabdian yang dilakukan oleh para pahlawan didasari oleh niat yang ikhlas untuk berkorban yang disertai dengan rasa tanggung jawab yang tinggi sekali dan kecintaan akan tanah airfl. Pahlawan bukan hanya orang yang gugur dalam medan perang, seseorang yang menghasilkan pres- tasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan Negara Republik Indonesia juga bisa disebut sebagai pahlawan. Indonesia sudah tidak terlibat dalam pertempuran bersenjata, negara ini tetap membutuhkan pahlawan dalam berbagai bidang yang dapat membawa keharuman bangsa ini. Mereka yang telah berprestasi dalam bidangnya adalah pahlawan bagi bangsa ini. Dalam bidang jurnalistik ada Tirto Adisuryo, dalam bidang seni ada Ismail Marzuki, dan dalam bidang kedokteran ada Prof. Dr. Suharso. Pada masa kini, mereka yang berprestasi dan membawa harum nama bangsa Indonesia di kancah internasional memperoleh penghargaan baik dari negara maupun pihak swasta yang ikut berpartisipasi. Salah satunya adalah Yulianti Laksmi Parani, yang pernah memperoleh Hal yang lebih penting adalah nilai-nilai kepahlawanan yang bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semuaKepala ANRI Mustari Irawan

PAGE – 8 ============
8Majalah ARSIP Edisi 64 2014LAPORAN UTAMA kegigihan, keberanian, dan keuletan. Keberhasilan dalam membangun kembali nilai-nilai kepahlawanan ke dalam karakter masyarakat Indonesia saat ini akan memberi harapan untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik. Setelah pergantian pimpinan, upaya perbaikan karakter bangsa juga terus dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, hanya saja istilahnya berganti menjadi revolusi mental. Mengenai wacana revolusi mental, Presiden Joko Widodo pernah menulisnya dalam surat kabar Kompas edisi 10 Mei 2014, Sudah saatnya Indonesia melakukan tindakan korektif, tidak dengan menghentikan proses reformasi yang sudah berjalan, tetapi dengan mencanangkan revolusi mental menciptakan paradigma, budaya politik, dan pendekatan nation building baru yang lebih manusiawi, sesuai dengan budaya nusantara, bersahaja, dan berkesinambungan. Revolusi mental diharapkan dapat membawa perubahan besar yang lebih baik bagi negara ini, terutama untuk membawa Indonesia kepada negara yang merdeka, adil, makmur dan sejahtera bagi rakyatnya. Menurut Kepala ANRI Mustari Irawan, revolusi dalam waktu yang singkat, sedangkan atau watak manusia. Ada watak yang merupakan pembawaan, imitasi, dapat merubah watak ke arah yang lebih baik dibutuhkan proses yang memakan waktu dan dibutuhkan sarana. Terkait dengan trisakti pembangunan manusia dengan kepribadian yang berkebudayaan se- perti yang dikonsepkan oleh Presiden Joko Widodo adalah karakter-karakter bangsa Indonesia misalnya rasa nasionalisme yang telah memudar. Dalam media Kompas 10 Mei 2014, Presiden Joko Widodo menulis, fiDalam melaksanakan revolusi mental, kita dapat menggunakan konsep Trisakti yang pernah diutarakan Bung Karno dalam pidatonya tahun 1963 dengan tiga pilarnya, flIndonesia yang berdaulat secara politikfl, flIndonesia yang mandiri secara ekonomifl, dan flIndonesia yang berkepribadian secara sosial-budayafl. Peringatan Hari Pahlawan diharapkan dapat dijadikan sebagai momentum dalam penerapan nilai-nilai kepahlawanan yang relevan dengan pembinaan karakter bangsa atau yang lebih dikenal dengan revolusi mental, kata Hartono Laras.Penganugerahan gelar pahlawan diberikan langsung oleh Presiden RI yang biasanya dilakukan menjelang peringatan hari Pahlawan pada 10 November setiap tahun. Pengangkatan sebagai pahlawan dalam rangka penghormatan, penghargaan yang diberikan negara atas jasa seseorang. Gelar pahlawan tidak diberikan begitu saja kepada seseorang, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk memperolehnya. Syarat umum untuk memperoleh gelar pahlawan di antaranya Warga Negara Indonesia atau seseorang yang berjuang di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; memiliki integritas moral dan keteladanan; berjasa terhadap bangsa dan negara; berkelakuan baik; setia dan tidak mengkhianati bangsa dan negara serta tidak pernah dipidana penjara. Selain syarat umum, masih ada syarat khusus untuk bisa memperoleh gelar pahlawan di antaranya pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan dan mengisi kemer- dekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa; tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan; melakukan pengabdian dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya dan melebihi tugas yang diembannya; pernah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara; pernah menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa; serta memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan yang Yulianti Laksmi Parani

PAGE – 9 ============
9Majalah ARSIP Edisi 64 2014tinggi dan/atau melakukan perjuangan yang mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.Dalam pengajuan gelar ini, dibutuhkan beberapa dokumen terkait calon pahlawan yang bersangkutan seperti daftar riwayat hidup dan perjuangan calon pahlawan, uraian bukti tanda kehormatan yang pernah diterima, catatan pandangan/pendapat orang dan tokoh masyarakat tentang pahlawan nasional yang bersangkutan, serta foto dokumentasi yang menjadi perjuangan calon pahlawan nasional yang bersangkutan. Dengan ka- ta lain, dokumen/ arsip sangat berperan untuk pengajuan seseorang memperoleh gelar pahlawan. Sebab tanpa bukti perjuangan seseorang dalam bentuk dokumen, sulit rasanya untuk memperoleh gelar pahlawan. Arsip-arsip yang terhimpun tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan rapat Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Daerah (TP2GD) dan Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Pusat (TP2GP). Dalam hal ini, TP2GD akan memberikan pertimbangan kepada gubernur, bupati/walikota dalam meneliti dan mengkaji usulan pemberian gelar. Sedangkan TP2GP bertugas untuk memberikan pertimbangan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial dalam meneliti dan mengkaji usulan pemberian gelar. Dalam usulan pemberian gelar pahlawan, ANRI menjadi salah satu anggota TP2GP. Dalam hal ini Kepala ANRI berharap agar perspektif kearsipan yang menjadikan arsip sebagai bukti dapat diselenggarakan terkait dengan proses pengajuan gelar pahlawan nasional. ANRI sebagai lembaga kearsipan nasional berperan dalam mendokumentasikan peristiwa sejarah dan nilai-nilai kepahlawanan sebagaimana terekam dalam arsip pahlawan. Terkait dengan khasanah arsip pahlawan yang disimpan di ANRI, menurut Kepala ANRI yang dilantik pada bulan Desember tahun 2013, fiArsip-arsip yang terkait dengan kepahlawanan masih bersifat menye- bar dan masih berasal dari perspektif penjajah . Belum ada khazanah yang gambaran tentang pahlawan secara individu. Oleh karena itu untuk menyiasati kekurangan tersebut dilakukan wawancara sejarah lisan yang bekerja sama dengan sejarawan dari beberapa perguruan tinggi, contoh: wawancara dengan Bung Hatta, LN Palar, Leimena, dan Abdul Halim. Dengan adanya program sejarah lisan diharapkan dapat melengkapi beberapa khazanah terkait kepahlawanan secara individu yang belum terekam di dalam arsip. Ter- kait dengan akuisisi arsip pahlawan, Mustari Irawan mengatakan bahwa fiuntuk kedepannya dapat dilakukan kerjasama dengan Kementerian Sosial mengingat dalam proses pengajuan pahlawan, arsip berperan sebagai bukti dalam pengajuan seseorang untuk menjadi pahlawan. Selain Kemensos, tentu ada beberapa instansi pemerintah yang terkait dalam konteks pahlawan masa kini oleh karena itu ANRI dinilai perlu untuk mengadakan kerja sama dengan instansi-instansi tersebut, salah satu contohnya adalah perguruan tinggi. Dengan adanya UU No. 43 Tahun 2009 dan PP No. 28 Tahun 2009 dinilai sudah mampu untuk mengakomodir dalam proses penyelamatan arsip-arsip pahlawan. Sekarang yang diperlukan adalah aksi kongkrit. Terlebih lagi pihak ANRI sedang menyusun inpres terkait akuisisi atau penyelamatan arsip-arsip yang tidak hanya berorientasi di akhir kegiatan pemerintahan akan tetapi juga di awal kegiatan pemerintahan fl.Keharuman nama sebuah bangsa merupakan salah satu hal yang dipersembahkan seorang pahlawan kepada bangsanya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa para pahlawannya. Pahlawanku Idolaku. (Santi)Keharuman nama sebuah bangsa merupakan salah satu hal yang dipersembahkan seorang pahlawan kepada bangsanya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa pahlawannya

PAGE – 10 ============
10Majalah ARSIP Edisi 64 2014ARTIKEL LAPORAN UTAMA AArsip Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara rsip sebagai sumber informasi merupakan rekaman kegiatan atau peristiwa keberadaannya memegang peranan utama sebagai bukti memori kolektif dan jati diri bangsa. Peran arsip dalam konteks masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang tetap menjadi catatan penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Masa lalu, peran arsip banyak ditekankan sebagai alat bukti yang sah dan sebagai tulang punggung dan identitas organisasi. Untuk masa sekarang, arsip banyak dijadikan sebagai bahan penelitian disamping sebagai bukti akuntabilitas kinerja apartur atau organisasi. Sedangkan untuk masa depan, arsip diharapkan bisa menjadi sumber segala ilmu pengetahuan ( knowledge management). Kedudukan arsip di Indonesia sebenarnya sangat istimewa terutama setelah diberlakukannya Undang- Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan yang beberapa pasalnya mewajibkan setiap Lembaga Negara untuk mengelola arsip secara baik dan benar. Begitu juga untuk lembaga kearsipan di Indonesia telah diberi kewenangan penuh untuk mengelola arsip mulai dari arsip dinamis sampai arsip statis. Namun demikian, kesadaran beberapa elemen negara belum diikuti oleh kesadaran pengelolaan arsip yang baik. Masih banyaknya dokumen vital negara yang hilang dan beberapa lembaga negara belum memiliki records centre, hal ini menunjukkan bahwa negeri ini perlu untuk menyadarkan dan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap dunia kearsipan yang tidak hanya dipandang sekedar barang Karseno : PERAN AR SIP DALAM PENG USU LAN KEPAHLAWANAN NA SIONAL Sumber: www.kemensos.go.id

PAGE – 11 ============
11Majalah ARSIP Edisi 64 2014sampingan tetapi lebih daripada itu sebagai warisan peradaban bangsa yang tidak ternilai harganya. Peran arsip sebagai bukti sejarah telah banyak menunjukkan eksistensi bangsa Indonesia dalam menampilkan kebesaran sejarah masa lalunya. Keberadaan kerajaan-kerajaan be- sar nusantara seperti Sriwijaya, Majapahit maupun Mataram, dan keanekaragaman budaya tidak lepas dari catatan-catatan sejarah atau arsip yang ada. Begitu juga munculnya tokoh-tokoh besar dan para pahlawan di Indonesia tidak luput dari peran arsip sebagai sumber otentik yang telah diwariskan oleh generasi pendahulunya. Peran Arsip dalam Pengusulan Kepahlawanan Nasional Setiap tahun bangsa Indonesia merayakan Hari Pahlawan pada tanggal 10 November. Juga setiap tahun jumlah pahlawan nasional Indonesia terus bertambah. Pahlawan bagi bangsa Indonesia mempunyai arti tersendiri selain menjadi ikon sifat keteladanan juga merupakan prestise bagi daerah dimana pahlawan itu berasal. Namun seperti menurut sejarawan Thomas Carlyle Indonesia belum sampai pada taraf fi hero worshipsfl atau pemuja terhadap para pahlawan.Figur pahlawan nasional Indonesia sampai masa kini masih bertumpu pada sosok pejuang yang anti kolonialisme dan imperialisme dan belum menyentuh peran seorang tokoh untuk bidang lain seperti pejuang masalah lingkungan, kemanusiaan, IPTEK, atau bidang lain di luar masalah tersebut. Dalam buku fiWajah dan Perjuangan Pahlawan Nasionalfl terbitan Kementerian Sosial Republik Indonesia yang disebut Pahlawan atau wariskan serangkaian nilai-nilai luhur yang disebut nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial yang bercirikan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta bangsa dan tanah air, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, ulet, tangguh dan pantang menyerah, serta percaya pada kemampuan sendiri, patut kita lestarikan, hayati, teladani dan amalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kriteria kepahlawanan tersebut merupakan prasyarat yang harus dipenuhi bagi setiap komponen masyarakat Indonesia yang akan mengajukan atau mengusulkan tokoh yang dianggap memenuhi syarat sebagai pahlawanan nasional. Selanjutnya ketentuan mengenai lolos tidaknya pengusulan pahlawan itu terletak di tangan Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) yang dibentuk oleh Kementerian Sosial. Unsur utama yang sangat menentukan bagi tim untuk menjadikan seseorang menjadi pahlawan nasional harus didukung oleh sejumlah bukti yang kuat, yaitu adanya catatan tertulis atau arsip. Selain itu juga, saksi hidup yang menguatkan akan kepahlawanan dari Contoh penelusuran arsip untuk kepahlawanan Douwes Dekkerdalam khazanah arsip algemene secretarie

494 KB – 73 Pages