Instrumen pemanduan bakat harus bersifat spesifik dan disesuaikan dengan cabang Bompa menyatakan ada beberapa tahapan yang harus dikuti untuk
97 KB – 31 Pages
PAGE – 2 ============
Identifikasi Bakat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksudkan dengan bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa dari lahir dan dalam Webster•s Encyclopedic Unabridged Dictionary of the English Language dinyatakan sebagai a special natural ability. Dari pengertian bakat di atas, selanjutnya dapat dikatakan bahwa identifikasi bakat olahraga adalah proses pemberian ciri (karakteristikisasi) terhadap dasar kemampuan yang dibawa dari lahir yang dapat melandasi keterampilan olahraga. Instrumen pemanduan bakat harus bersifat spesifik dan disesuaikan dengan cabang olahraga masing – masing, yang pengembangannya dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan. Pendekatan pertama dilakukan dengan cara menyusun tes baterei, sedangkan pendekatan kedua dilakukan dengan menggunakan tes baku yang telah d ikembangkan para ahli. Bompa menyatakan ada beberapa tahapan yang harus dikuti untuk mempersiapkan atlet. Adapun tahapan yang dimaksud adalah: (1) Mencari calon atlet berbakat; (2) Memilih calon atlet pada usia muda; (3) Memonitor calon atlet tersebut se cara terus – menerus dan teratur; (4) Membantu calon atlet agar dapat meraih prestasi puncak. Tertinggalnya prestasi olahraga nasional dengan negara – negara Asia lainnya merupakan salah satu masalah besar bagi bangsa untuk meningkatkan prestasi olahraganya. P ercepatan (acceleration) prestasi olahraga kita lebih lamban bila dibandingkan dengan negara Cina, Jepang, Korea, Thailand bahkan Vietnam baru – baru pada Sea Games merupakan ancaman besar bagi prestasi olahraga bangsa Ketertinggalan ini mendorong perlunya penataan sistem pembinaan olahraga nasional termasuk di dalamnya sistem pemanduan dan pengembangan atlet berbakat. Program pemanduan dan pengembangan bibit atlet berbakat di negara – negara yang maju prestasinya telah d ilaksanakan dengan mendapatkan dukungan sumber – sumber daya memadai, termasuk bukan saja dari dana pemerintah dan masyarakat, tetapi dukungan kepakaran melalui
PAGE – 3 ============
pendekatan ilmiah secara lintas dan inter disiplin. Kecanggihan dalam bidang pengukuran dan evalu asi dan ditemukannya instrumen yang dapat digunakan untuk meramal prestasi seseorang mendorong kita untuk bekerja secara efektif dalam mengidentifikasi d an memilih calon atlet berbakat . Dengan demikian, dapatlah ditarik konklusi bahwa tujuan utama melakuk an identifikasi calon atlet adalah untuk mengidentifikasi dan memilih calon atlet yang mempunyai kemampuan terbaik sesuai dengan cabang olahraga yang dipilih. Bompa (Bompa, 1990) menyatakan di negara barat identifikasi calon atlet bukanlah merupakan suatu konsep baru dalam bidang olahraga, meskipun kegiatan identifikasi calon atlet ini belum banyak dikerjakan secara formal. Sebagai ilustrasi dapat dicermati keadaan berikut: pada akhir tahun 1960 – an dan awal tahun 1970 – an, sebagian besar negara Eropah Timur telah menetapkan metode khusus untuk melakukan identifikasi calon atlet potensial. Prosedur pemilihan calon atlet ditemukan dan diarahkan oleh para ilmuwan olahraga, selanjutnya para ilmuwan memberikan rekomendasi beberapa calon atlet berpotensi dalam caba ng olahraga tertentu kepada para pelatih. Dengan menggunakan prosedur pemilihan calon atlet seperti disebutkan di atas hasilnya sangat menakjubkan. Beberapa atlet Republik Demokrasi Jerman yang meraih medali di arena Olimpiade 1972, ternyata terpilih menja di calon atlet melalui pemilihan dengan cara ilmiah. Hal yang sama terjadi pula pada para atlet Bulgaria di arena Olimpiade 1976. Hampir 80% peraih medali negara tersebut merupakan hasil dari suatu proses identifikasi calon atlet yang dilakukan secara cer mat. Ilustrasi lain dapat disajikan sebagai berikut: pada tahun 1976 di Romania terdapat sekelompok ilmuwan dan ahli olahraga dayung yang memilih remaja puteri untuk disiapkan menjadi atlet cabang olahraga dayung. Pada awalnya dari 27 000 remaja puteri dip ilih sebanyak 100 orang. Dari 100 orang remaja puteri yang terpilih pada tahun 1978 disusutkan menjadi 25 orang. Perlu diketahui, bahwa sebagian besar atlet (dari 25 orang remaja puteri) ini menjadi anggota kontingen Romania di Olimpiade Moskow 1980. Parti sipasi 25 remaja puteri Romania ini di arena Olimpiade Moskow, meraih 1 medali emas, 2 medali perak, dan 2 medali perunggu. Sedangkan kelompok remaja puteri lainnya yang dipilih pada akhir tahun 1970 – an menghasilkan 5 medali emas dan 1 medali perak di aren a Olimpiade Los angeles, dan meraih 9 medali emas di arena Olimpiade Seoul 1988 (Bompa, 1990). Ilustrasi di
PAGE – 4 ============
atas akan memperkuat keyakinan para ahli teori latihan bahwa pola pembinaan yang dilakukan telah berada pada jalur yang benar. Oleh karena itu, agar mendapatkan manfaat lebih lanjut, maka proses identifikasi calon atlet harus menjadi satu tugas yang mengasyikkan dan dilakukan secara terus – menerus. Untuk melakukan identifikasi bakat, yang pada gilirannya diharapkan dapat menemukan calon atlet yang dapa t meraih prestasi tinggi dalam bidang olahraga. diperlukan pengembangan kriteria yang bersifat psiko – biologik, Penggunaan kriteria ilmiah dalam proses identifikasi calon atlet mempunyai beberapa keuntungan antara lain: (1) Secara substansial dapat menguran gi waktu yang diperlukan dalam upaya meraih prestasi puncak; (2) Dapat mengeliminir volume kerja, energi dan pemborosan potensi yang dimiliki pelatih. Sebab efektifitas latihan yang diberikan pelatih kepada atlet akan meningkat, jika latihan tersebut diber ikan kepada calon atlet berkemampuan istimewa; (3) Dapat meningkatkan sikap kompetitif dan variasi tujuan yang dimiliki atlet dalam upaya meraih tingkat kinerja puncak, yang hasil akhirnya akan membuat anggota tim semakin kuat dan lebih homogen, serta memp unyai kinerja internasional lebih baik; (4) Dapat meningkatkan rasa percaya diri calon atlet, sebab dinamika kinerja calon atlet ternyata lebih baik dibandingkan dengan kinerja yang ditampilkan oleh para atlet kelompok umur sama yang dilatih tidak melalui proses seleksi secara ilmiah; (5) Secara tidak langsung mendukung penerapan latihan dengan pendekatan ilmiah, karena ahli para olahraga yang membantu dalam mengidentifikasi calon atlet, termotivasi untuk meneruskan dan memonitor latihan yang dilakukan calo n atlet tersebut Disadari bahwa upaya mencapai prestasi dalam olahraga merupakan hal yang kompleks, karena melibatkan banyak faktor antara lain faktor internal seperti: fisik dan mental atlet dan faktor eksternal seperti: lingkungan alam dan peralatan. Fa ktor internal sesungguhnya bersumber dari kualitas atlet itu sendiri, dimana atlet yang berkualitas berarti memiliki potensi bawaan (bakat) yang sesuai dengan tuntutan cabang olahraga dan siap dikembangkan untuk mencapai prestasi puncak. Pengalaman menunju kkan bahwa hanya atlet yang berbakat dan mau latihan dengan baik dapat mencapai prestasi puncak (peack performance). Prestasi puncak merupakan hasil dari seluruh usaha program pembinaan dalam jangka waktu tertentu yang merupakan paduan dari proses latihan yang dirancang secara sistematis, berjenjang, berkesinam bungan,
PAGE – 5 ============
berulang – ulang dan makin lama makin meningkat. 1 . Pengenalan Bakat Proses pengidentifikasian atlet yang berbakat, kemudian mengikut sertakannya dalam program latihan yang terorganisir dengan baik merupakan hal yang paling utama dalam olahraga kontemporer. Setiap orang dapat belajar menari, menyanyi, melukis namun sangat sedikit yang mencapai tingkat penguasaan yang tinggi. Maka dari itu dalam o lahraga seperti juga dalam seni sangat penting untuk menemukan seseorang yang berbakat menyeleksinya pada usia muda, memantaunya secara kontinyu, serta membantunya untuk mencapai tingkat penguasaan yang tertinggi. Pada masa lalu dan sekarang hampir set iap negara barat keterlibatan anak – anak pada olahraga hanya karena tradisi, cita – cita, karena olahraga populer, dorongan orangtua, spesialisasi guru olahraga, kemudahan fasilitas dan lain – lain. Bagi Eropa Timur para spesialis pelatihan menganggap hal – hal t ersebut tidak lagi memuaskan, misalnya seseorang yang mempunyai bakat alam sebagai pelari jarak jauh, seringkali hanya menjadi pelari jarak pendek dengan prestasi sedang, sehingga hasil yang dicapai tidak pada puncak kemampuan. Setelah atlet elit ditemuka n kerja keras dan waktu berlatih harus digunakan pada atlet yang memiliki kelebihan secara alami, jika tidak bakat, waktu dan energinya akan terbuang percuma atau hanya menghasilkan atlet kelas menengah. Karena itulah tujuan utama dari pengidentifikasian b akat adalah •untuk mengenali dan memilih atlet – atlet yang memiliki kemampuan lebih pada cabang olahraga tertentu†. (Menpora, 1999) mengatakan bahwa tujuan pemanduan bakat adalah •untuk memperkirakan seberapa besar bakat seseorang untuk berpeluang dalam men jalani program latihan sehingga mampu mencapai prestasi yang tinggi†. Pengenalan bakat bukan konsep yang baru dalam olahraga, meski belum banyak dilakukan secara formal terutama di Barat. Pada akhir 60 – an dan awal 70 – an hampir semua
PAGE – 6 ============
negara Eropa Timur men gembangkan metode yang spesifik untuk pengenalan atlet – atlet yang potensial. Beberapa dari prosedur yang digunakan merupakan penemuan dan arahan para ilmuan yang memberikan bimbingan pada para pelatih dalam menentukan seleksi anak – anak yang memiliki kemamp uan yang diperlukan untuk satu cabang olahraga. Hasilnya sangat dramatis banyak para peraih medali pada Olimpiade 1972, 1976, 1980, dan 1984 khususnya Jerman Timur merupakan hasil seleksi ilmiah. Hal yang sama terjadi pada Bulgaria hampir 80% dari peraih m edalinya merupakan hasil dari •seleksi pengenalan bakat yang seksama†. Proses pengenalan dan pengidentifikasian bakat harus merupakan aktivitas yang didahulukan oleh para pelatih dan spesialis pelatihan dalam rangka untuk mengembangkannya serta untuk meni ngkatkan criteria psiko – biologis yang digunakan untuk menemukan seseorang yang lebih berbakat pada tampilan olahraga yang tinggi. Penggunaan criteria ilmiah pada proses identifikasi bakat mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut: (1) secara substansi al mengurangi waktu yang diperlukan untuk mencapai kemampuan yang tertinggi dengan memilih individu – individu yang berbakat pada olahraga tersebut (2) mengurangi volume kerja serta energi yang harus dikerjakan pelatih. efektivitas latihan yang diberikan pel atih biasanya didukung keefektivi tasannya oleh para atlet yang mempunyai kemampuan superior tersebut (3) meningkatkan suasana kompetitif dan jumlah atlet yang dimasukkan serta pencapaian tingkat kemampuan yang tinggi, sebagai hasilnya adalah tim nasional yang homogen serta lebih kuat untuk penampilan pada tingkat internasional (4) meningkatkan kepercayaan diri atlet tersebut karena tampilan lebih baik dibandingkan dengan atlet lain pada usia yang sama yang tidak melalui proses seleksi (5) secara tidak lang sung memberikan motivasi pada penerapan pelatihan ilmiah, asisten pelatih olahraga yang membantu dalam pengenalan bakat termotivasi untuk terus memantau latihan atlet. Pemanduan bakat (talent identification) adalah suatu upaya yang dilakukan secara sistema tik untuk mengidentifikasi seseorang yang berpotensi dalam olahraga, sehingga diperkirakan orang tersebut akan berhasil latihan dan dapat meraih prestasi puncak (Cholik Mutohir, 2002). Definisi lain tentang pemanduan bakat dikatakan sebagai suatu usaha yan g dilakukan untuk memperkirakan dengan probabilitas yang tinggi peluang seseorang yang
PAGE – 8 ============
olahraga tertentu. Jadi dibandingkan dengan individu yang diidentifikasi melalui metode alamiah, waktu untuk mencapai tingkat kemampuan yang tinggi bagi mereka yang terseleksi secar a ilmiah lebih pendek. Untuk cabang – cabang olahraga yang membutuhkan tinggi atau berat tertentu (bola basket, sepakbola, mendayung, cabang – cabang lempar) seleksi ilmiah sangat dianjurkan. Hal yang sama pada cabang yang membutuhkan kecepatan, waktu reaks i, koordinasi da dan tenaga (judo, sprint, hokey, cabang – cabang lompat pada atletik) . Dengan bantuan ilmuan olahraga, kualifikasi tersebut dapat terdeteksi. Sebagai hasil dari tes ilmiah, individu – individu yang berbakat terseleksi secara ilmiah atau di arahkan pada cabang olahraga yang sesuai. 3. Kriteria Pengenalan Bakat Atlet yang berkemampuan tinggi mempunyai profil biologis yang spesifik, kemampuan biomotorik yang tinggi dan sifat fisiologis yang kuat. Prestasi tinggi dalam olahraga memerlukan calon atlet dengan profil biologik khusus , kemampuan biomotorik menonjol , dan ciri – ciri fisiologik yang kuat . Pada dekade terakhir, ilmu latihan telah melangkah ke depan secara impresif, dan ini merupakan dukungan penting bagi perkembangan prestasi atlet. Perkembangan dramatik lainnya juga telah dilakukan berkaitan dengan kuantitas dan kualitas latihan. Walaupun demikian, jika partisipan yang terlibat dalam aktivitas olahraga memiliki hambatan biologik, atau mempuny ai kekurangan dalam hal kemampuan yang dipersyaratkan cabang olahraga tertentu, maka kekurangan awal dalam hal kemampuan alami ini sulit ditanggulangi, meskipun para atlet melakukan latihan dengan jumlah latihan berlebih. Oleh karena itu, identifikasi calo n atlet merupakan sesuatu yang vital dalam pencapaian prestasi olahraga. Pandangan para ahli teori latihan sudah jelas, bahwa latihan optimal memerlukan kriteria optimal pula bagi identifikasi calon atlet, sehingga permasalahan validitas, objektivitas dan reliabilitas kriteria pemilihan calon atlet telah menjadi sesuatu yang menarik
PAGE – 9 ============
perhatian banyak ahli. Meskipun demikian jika seseorang yang menekuni olahraga memiliki kekurangan secara biologis atau lemah dalam hal – hal yang diperlukan dalam suatu cabang olahraga, meskipun mendapatkan latihan yang lebih, tidak akan bias menutupi kelemahan alami pada cabang olahraga itu. Karena itulah pengenalan bakat secara ilmiah merupakan hal yang urgen untuk penampilan kemampuan atlet yang tinggi (peack performance). Mereka yang tidak terpilih tidak diabaikan, mereka dapat ikut dalam program – program rekreasi dimana mereka dapat memenuhi kebutuhan fisik dan sosialnya, bahkan bisa ikut dalam kompetisi. Latihan yang optimal membutuhkan criteria pengenalan bakat yang optimal pula. Objektivitas dan kehandalan criteria seleksi telah menjadi perhatian beberapa ahli seperti; Radu t, 1967, Mazilu dan Focseneanu, 1976 Dragan 1979. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: a. Sehat Merupakan hal yang paling penting bagi seorang yang berpartisipasi dalam pelatihan, maka sebelum diterima dalam klub tertentu setiap pemula harus mendapatkan pemeriksaan medis yang seksama. Dokter dan pelatih harus sepakat untuk memilih individu yang palin g sehat. Kesehatan merupakan sesuatu yang mutlak bagi setiap orang yang akan berpartisipasi dalam latihan olahraga. Oleh karena itu, calon atlet sebelum diterima dalam suatu perkumpulan harus melalui pengujian medik. Dokter perlu memberi rekomendasi dan p elatih sebaiknya memilih calon atlet yang memiliki kesehatan sempurna. Selama pengujian, ahli medik dan ahli pengujian di bidang jasmani, seharusnya mengobservasi status calon atlet, apakah calon atlet mempunyai • malfunction † secara fisik maupun organik? Dan selanjutnya memberi rekomendasi yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk cabang – cabang olahraga dinamis (seperti: hoki, bola basket, atletik, renang, dll), calon atlet dengan kondisi • malformation † tidak dapat dipilih, tetapi untuk olahraga de ngan karakteristik statik (seperti: menembak, panahan, bowling, dll)
PAGE – 10 ============
diskriminasi yang diberlakukan seperti pada olahraga dinamis dapat lebih diperlonggar. Sama seperti di atas, status fungsional individu, seperti: kemampuan menggerakkan lengan, kaki, dll, sebaiknya juga memegang peran penting dalam identifikasi calon atlet, karena disparitas fungsional dapat berperan restriktif (pembatas). Satu hal lagi, diskriminasi diantara calon akhirnya harus dihubungkan dengan kebutuhan fungsional dan kekhususan caban g olahraga. Selama pemeriksaan spesialis medis dan pengetesan harus mengetahui apakah kandidat tersebut mempunyai cacat fisik ataupun organic dan harus membuat laporan atasnya. Untuk cabang olahraga dinamik (hockey, bolabasket, track and field, swimming, tinju) seseorang yang memiliki cacat tubuh harus tidak dipilih, tetapi untuk cabang yang statis (menembak, panahan, bowling) kriterianya bisa lebih longgar. Hal yang sama dilakukan pada kondisi fisiologis kandidat, kemampuan menggerakkan lengan, kaki dan sebagainya sangat berperan penting dalam pengidentifikasian bakat, karena perbedaan – perbedaan fisiologis dapat membatasi gerak. Ditekankan bahwa criteria yang menentukan pada tiap kandidat harus dikaitkan dengan kebutuhan dan spesifikasi dari cabang olahra ga tersebut. b. Kualitas Biometrik Kapasitas antropometrik dari seseorang merupakan hal yang penting pada beberapa cabang olahraga, maka dari itu menjadi pertimbangan utama pada criteria identifikasi bakat. Tinggi dan berat atau panjang dari anggota bada n seringkali berperan penting dalam cabang olahraga tertentu. Bagaimanapun juga pada tahap awal identifikasi bakat pada cabang tertentu dilakukan pada umur 4 ‡ 6 tahun (senam, figure skating, berenang) agak sulit untuk meramalkan pertumbuhan dan perkembang an dinamik seseorang. Sebab itulah pada tahap awal identifikasi bakat perkembangan fisik yang harmonis harus diperhatikan. Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa persendian kaki, pinggul, lebar bahu dan rasio
PAGE – 11 ============
antara pinggul dan lebar bahu. c. Hereditas Merupakan fenomena biologis yang komplek dan seringkali memainkan peranan penting dalam latihan. Anak – anak cenderung mewariskan karakteristik biologis dan psikologis orang tuanya, meskipun dengan pendidikan, pelatihan dan pengkondisian sosial hal – hal yang diwarisi tersebut dapat sedikit diubah. Pandangan terhadap peranan keturunan pada pelatihan tidak seragam dan tidak ada kesepakatan. Radut (1976) menganggap factor keturunan mempunyai peran yang penting, namun tidak mutlak dalam latihan. Sementara Klisso uras et al (1973) beranggapan bahwa peningkatan pada kemampuan fisiologis akan sangat dibatasi oleh potensi genetic atlet tersebut. Dia mengatakan bahwa sistem dan fungsi ditentukan secara genetic; sistem asam laktat sampai 81,4%, heart rate 85,9% dan VO2m ax 93,4%. Proporsi antara serat otot merah dan putih pada manusia sudah tertentu secara genetic, fungsi metabolic dari kedua otot ini berbeda. Serat otot merah/otot lambat/slow twitch mempunyai mioglobin lebih banyak (sebagai penyimpan oksigen yang dibawah darah untuk sel yang bekerja) secara biokimiawi lebih baik untuk kerja aerobik/ketahanan (soekarman, 1989) . Serat otot putih/otot cepat/fast twitch mengandung banyak glikogen (karbohidrat) dan lebih baik dalam kerja anaerobic, singkat dan tipe latihan in tensif (Gollnick.,et al, 1973). Persentase serat otot tidak dapat dirubah, namun dengan latihan yang ekstensif dan spesifik dapat meningkatkan kapabilitas dari serat – serat otot dan mengubah struktur biokimianya. Berdasarkan kenyataan di atas, atlet yang m ewarisi serta otot dengan proporsi lebih banyak akan lebih sukses pada cabang yang membutuhkan ketahanan. Hal yang sama terjadi pada atlet yang memiliki serat otot putih lebih dominan akan lebih sukses pada cabang yang membutuhkan intensitas kerja (kecepat an dan explosive power). Biopsi, teknik ekstraksi jaringan otot dan kemudian proporsi kedua jaringan otot tersebut dihitung dapat digunakan untuk menentukan dikelompok cabang olahraga yang mana atlet akan sukses. Cara ini dapat digabung dengan karakteristi k psikologik dan biometric sehingga
97 KB – 31 Pages