65 KB – 35 Pages

PAGE – 1 ============
Modul 1 Konsep Dasar dan Model – m odel Pembelajaran Terpadu Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd. Dra. Novi Resmini, M.Pd. ebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa memandang dan mempelajari s egala peristiwa yang terjadi di sekitarnya atau yang dia laminya sebagai suatu kesatuan yang utuh ( holistik ), mereka tidak melihat semua itu secara parsial (terpisah – pisah). Sayangnya, ketika memasuki situasi belajar secara formal di bangku sekolah dasar, mereka disuguhi oleh berbagai ilmu atau mata pelajaran ya ng terpisah satu sama lain sehingga mereka terkadang mengalami kesulitan untuk memahami fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya. Penyelenggaraan pendidikan dengan menekankan pada pembelajaran yang memisahkan penyajian antarsatu m ata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya akan mengakibatkan permasalahan yang cukup serius terutama bagi siswa usia sekolah dasar. Pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian mata pelajaran – mata pelajaran tersebut membuahkan kesulitan bagi seti ap anak karena hanya akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artifisial atau pengalaman belajar yang dibuat – buat. Oleh karena itu, proses pembelajaran pada satuan pendidikan sekolah dasar, terutama untuk kelas – kelas awal, harus memperhatikan karak teristik anak yang akan menghayati pengalaman belajar tersebut sebagai satu kesatuan yang utuh. Pengemasan pembelajaran harus dirancang secara tepat karena akan berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman belajar anak. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur – unsur konseptual baik di dalam maupun antar mata pelajaran, akan memberi peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna ( meaningful learning ). Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan pembelajaran ya ng melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan S PENDAHULUAN

PAGE – 2 ============
1 . 2 Pembelajaran Terpadu di SD pengalaman belajar yang bermakna bagi anak. Pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Pembelajaran terpadu secara e fektif akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat dan membangun konsep – konsep yang saling berkaitan. Dengan demikian, pembelajaran terpadu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah yang kompleks yang ada di ling kungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh. Dengan pembelajaran terpadu ini siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai, dan menggunakan informasi yang ada di sekitarnya secara bermakna. Pada Modul 1 ini, Anda akan diantarkan pada pemahaman mengenai konsep dasar pembelajaran terpadu, karakteristik pembelajaran terpadu, landasan filosofis, landasan psikologis dan landasan praktis yang mendasari munculnya pembelajaran terpadu, fungsi pembelajaran terpadu dan model – mode l pembelajaran terpadu yang dapat diimplementasikan guru di dalam kelas. Pemahaman tersebut sangat diperlukan oleh seorang guru yang akan berperan sebagai pelaksana pembelajaran , sehingga mampu mengarahkan siswa pada pengemb angan kemampuan dan daya kreati v itasnya dalam menemukan keterkaitan konsep pada satu mata pelajaran dengan konsep lain pada mata pelajaran lainnya. Modul ini terdiri dari dua kegiatan belajar. Dalam Kegiatan Belajar 1 disajikan mengenai pengertian, karakteristik, landasan – landasan, fun gsi, dan prinsip pembelajaran terpadu. Sedangkan dalam Kegiatan Belajar 2 disajikan mengenai beragam model pembelajaran terpadu yang dapat dikembangkan di sekolah dasar. Kegiatan Belajar 1 dirancang untuk pencapaian tujuan 1 sampai dengan 4, sedangkan Kegi atan Belajar 2 untuk pencapaian tujuan 5. Mudah – mudahan Anda dapat memahami secara menyeluruh apa yang diuraikan dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi landasan utama dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah dasar di mana Anda kela k akan bertugas. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda dapat memahami konsep dasar dan model – model pembelajaran terpadu. Secara lebih khusus, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat menjelaskan: 1. pengertian pembelajaran terpadu; 2. k arakteristik pembelajaran terpadu;

PAGE – 3 ============
PDGK4205 /MODUL 1 1 . 3 3. landasan yang mendasari lahirnya pembelajaran terpadu; 4. fungsi dan pr insip pembelajaran terpadu; 5. beragam model pembelajaran terpadu. Untuk membantu Anda dalam mempelajari modul ini, ada baiknya diperhatikan beber apa petunjuk belajar berikut ini. 1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda memahami secara tuntas tentang apa , untuk apa , dan bagaimana mempelajari modul ini. 2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata – kata kunci dari kat a – kata yang dianggap baru. Carilah dan baca pengertian kata – kata kunci tersebut dalam kamus yang Anda miliki. 3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan mahasiswa lain atau dengan tutor An da . 4. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber – sumber lain yang relevan. Anda dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk dari internet . 5. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan dalam modul dan melalui kegiatan diskusi d alam kegiatan tutorial dengan mahasiswa lainnya atau teman sejawat. 6. Jangan dilewatkan untuk mencoba menjawab soal – soal yang dituliskan pada setiap akhir kegiatan belajar. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah Anda sudah memahami dengan benar kandungan modul ini. Selamat belajar, semoga Anda berhasil!

PAGE – 4 ============
1 . 4 Pembelajaran Terpadu di SD Kegiatan Belajar 1 Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu ada bagian pendahuluan modul ini disebutkan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan b eberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak. Dalam Kegiatan Belajar 1 Anda akan mempelajari secara lebih terperinci mengenai konsep dasar pembelajaran terpadu yang mencakup pengertian, karakteristik, landasan – landasan , dan fungsi serta prinsip pembelajaran terpadu. A. PENGERTIAN PEMBELAJA RAN TERPADU Terdap at dua istilah yang secara teori tis memiliki hubungan yang saling terkait dan ketergantungan satu dan lainnya, yaitu integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan integrated learning (pembelajaran terpadu). Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap (Wolfinger, 1994:133). Rasional pemaduan itu antara lain disebabkan oleh beberapa hal ber ikut. 1. K ebanyakan masalah dan pengalaman (termasuk pengalaman belajar) bersifat interdisipliner, sehingga untuk memahami, mempelajari dan memecahkannya diperlukan multi – skill . 2. A danya tuntutan interaksi kolaboratif yang tinggi dalam memecahkan berbagai masalah. 3. M emudahkan anak membuat hubungan antarskemata dan transfer pemahaman antarkonteks. 4. D emi efisiensi. 5. A danya tuntutan keterlibatan anak yang tinggi dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut di atas, pembelajaran terpadu banya k dipengaruhi oleh eksplorasi topik yang ada di dalam kurikulum sehingga anak dapat belajar menghubungkan proses dan isi pembelajaran secara lintas disiplin dalam waktu yang bersamaan. Perbedaan yang mendasar dari konsepsi kurikulum terpadu dan pembelajar an terpadu terletak pada segi perencanaan dan pelaksanaannya. P

PAGE – 5 ============
PDGK4205 /MODUL 1 1 . 5 Idealnya, pembelajaran terpadu seharusnya bertolak dari kurikulum terpadu, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa banyak kurikulum yang memisahkan mata pelajaran satu dengan lainnya ( separated subje ct curriculum) menuntut pembelajaran yang sifatnya terpadu ( integrated learning) . Selain pendapat di atas, nampaknya juga ada pihak yang menyamakan antara konsepsi pembelajaran terpadu dengan kurikulum terpadu. Landasan pemikiran yang digunakan adalah bah wa pusat perhatian kurikulum terpadu terletak pada proses yang ditempuh seorang siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk – bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya. Atas dasar itu, pembelajaran terpadu disikapi sebagai sebuah wawasan dan aktivitas berpikir dalam merancang pembelajaran yang ditujukan untuk menghubungkan tema, topik, maupun pemahaman dan keterampilan yang diperoleh siswa secara utuh/terpadu. Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pende katan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, siswa akan memahami konsep – konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk – bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya (Aminu ddin, 1994). Berdasarkan hal tersebut, maka pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai: 1. suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam rentang kemampuan dan per kembangan anak; 2. suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara serempak ( simultan ); 3. merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih baik da n bermakna. Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian ( center of interest ) yang digunakan untuk memahami gejala – gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari mata pelajaran yang bersangkutan maupun dari mata pelajaran la innya.

PAGE – 6 ============
1 . 6 Pembelajaran Terpadu di SD Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan ( drill ) sebagai dasar pe mbentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt , (termasuk teori Piaget) yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang ber orientasi pada kebutuhan perkembangan anak. Pelaksanaan pendekatan pembelajaran terpadu ini bertolak dari suatu topik atau tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama – sama dengan anak. Tujuan dari tema ini bukan hanya untuk menguasai konsep – konsep mata pelajaran, akan tetapi konsep – konsep dari mata pelajaran terkait dijadikan sebagai alat dan wahana untuk mempelajari dan menjelajahi topik atau tema tersebut. Jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka pembelajaran terpadu tampaknya lebih menekankan pada keterlibatan anak dalam proses belajar atau mengarahkan anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan. Pendekatan pembelajaran terpadu ini lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesua tu ( learning by doing ) . B. KARAKTERISTIK PEMBEL AJARAN TERPADU Penerapan pendekatan pembelajaran terpadu di sekolah dasar bisa disebut sebagai suatu upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan, terutama dalam rangka mengimbangi gejala penjejalan isi kuri kulum yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah – sekolah kita. Penjejalan isi kurikulum tersebut dikhawatirkan akan mengganggu perkembangan anak, karena terlalu banyak menuntut anak untuk mengerjakan aktivitas atau tugas – tug as yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Dengan demikian, anak kehilangan sesuatu yang seharusnya bisa mereka kerjakan. Jika dalam proses pembelajaran, anak hanya merespon segalanya dari guru, maka mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran yan g alamiah dan langsung ( direct experiences ) . Pengalaman – pengalaman sensorik yang membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak siswa menjadi tidak tersentuh, hal tersebut merupakan karakteristik utama perkembangan anak usia sekolah dasar. Di sinilah

PAGE – 8 ============
1 . 8 Pembelajaran Terpadu di SD 1. Pengalaman dan kegiatan belajar akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan siswa. 2. Kegiatan – kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. 3. Seluruh keg iatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama. 4. Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan keterampilan berpikir siswa. 5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang seri ng ditemui siswa dalam lingkungannya. 6. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain. Selain beberapa kekuatan atau kelebihan di atas, penerapan pembelajaran terpadu di sek olah dasar memiliki beberapa kendala dalam pelaksanaannya, di antaranya: 1. Kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam kurikulum sekolah dasar tahun 2004 masih terpisah – pisah ke dalam mata pelajaran – mata pelajaran yang ada. Hal ini akan menyulitk an guru dalam mengembangkan program pembelajaran terpadu. Di samping itu, tidak semua kompetensi dasar dapat dipadukan. 2. Dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu dibutuhkan sarana dan prasarana belajar yang memadai untuk mencapai kompetensi dasar secara op timal. Jika tidak, maka proses pelaksanaan pembelajaran terpadu tidak akan berjalan dengan baik, dan hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. 3. Belum semua guru sekolah dasar memahami konsep pembelajaran terpadu ini s ecara utuh, bahkan ada kecenderungan yang menjadi kendala utama dalam pelaksanaannya yaitu sifat konservatif guru, dalam arti bahwa pada umumnya guru merasa senang dengan proses pembelajaran yang sudah biasa dilakukannya yaitu pembelajaran yang konvensiona l. C. LANDASAN PEMBELAJARA N TERPADU Dalam setiap pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar, seorang guru harus mempertimbangkan banyak faktor. Selain karena pembelajaran itu

PAGE – 9 ============
PDGK4205 /MODUL 1 1 . 9 pada dasarnya merupakan implementasi dari kurikulum yang berlaku, juga selalu me mbutuhkan landasan – landasan yang kuat dan didasarkan atas hasil – hasil pemikiran yang mendalam. Pembelajaran pada hakikatnya menempati posisi/kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, dalam arti akan sangat menjadi penentu terha dap keberhasilan pendidikan. Dengan posisi yang penting itu, maka proses pembelajaran tidak bisa dilakukan secara sembarangan, dibutuhkan berbagai landasan atau dasar yang kokoh dan kuat. Landasan – landasan tersebut pada hakikatnya adalah faktor – faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, serta menilai proses dan hasil pembelajaran. Landasan – landasan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah dasar melip uti landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan praktis. Landasan filosofis dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, bahkan landasan filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek – aspek lainnya. Peru musan tujuan/kompetensi dan isi/materi pembelajaran terpadu pada dasarnya bergantung pada pertimbangan – pertimbangan filosofis. Pandangan filosofis yang berbeda akan mempengaruhi dan mendorong pelaksanaan pembelajaran terpadu yang berbeda pula. Landasan psi kologis terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi/teori belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran terpadu yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamann ya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran terpadu tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya, dengan kata lain berkenaan denga n penentuan cara/metode pembelajaran. Sedangkan landasan praktis berkaitan dengan kondisi – kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses pembelajaran saat ini , sehingga harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu. Coba Anda cermat i uraian mengenai masing – masing landasan pembelajaran terpadu di bawah ini. Kalau bisa Anda diskusikan dengan teman atau dengan tutor Anda jika menemukan kesulitan – kesulitan dalam memahaminya.

PAGE – 10 ============
1 . 10 Pembelajaran Terpadu di SD Secara filosofis, kemunculan pembelajaran terpadu sangat dipeng aruhi oleh tiga aliran filsafat berikut: (1) progresivisme , (2) konstruktivisme , dan (3) humanisme . Mari kita bahas ketiga aliran tersebut secara lebih ringkas. 1. Aliran progresivisme beranggapan bahwa proses pembelajaran pada umumnya perlu sekali diteka nkan pada: (a) pembentukan kreativitas, (b) pemberian sejumlah kegiatan, (c) suasana yang alamiah ( natural ), dan (d) memperhatikan pengalaman siswa. Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis (Ellis, 1993). Aliran ini juga memandang bahwa dalam proses belajar, siswa sering dihadapkan pada persoalan – persoalan yang harus mendapatkan pemecahan atau bersifat problem solving . Dalam memecahkan masalah tersebut, siswa perlu memilih dan menyusun ulang pengetahuan dan pengalaman bel ajar yang telah dimilikinya. Dalam hal demikian maka terjadi proses berpikir yang metakognisi dan pengalaman belajar dengan pengetahuan lain untuk menghasilkan sesuatu (J. Marzano et al , 1992). Terda patnya kesalahan atau kekeliruan dalam proses pemecahan masalah atau sesuatu yang dihasilkan adalah sesuatu yang wajar, karena hal itu merupakan bagian dari proses belajar. 2. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa ( direct experiences ) se bagai kunci dalam pembelajaran. Sebab itu, pengalaman orang lain yang diformulasikan misalnya dalam suatu buku teks perlu dihubungkan dengan pengalaman siswa secara langsung. Aliran konstruktivisme ini menekankan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi a tau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai. Bagi konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswa, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing – masing siswa. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu ya ng sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus – menerus. Dalam proses itu keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya amat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Pengetahuan tidak lepas dari subjek yang sedang belajar, pengetah uan lebih dianggap sebagai proses pembentukan (konstruksi) yang terus –

PAGE – 11 ============
PDGK4205 /MODUL 1 1 . 11 menerus, terus berkembang, dan berubah. Para penganut konstruktivisme menganggap bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah gambaran dari dun ia kenyataan yang ada. Alat dan sarana yang tersedia bagi siswa untuk mengetahui sesuatu adalah inderanya. Siswa berinteraksi dengan objek dan lingkungannya dengan cara melihat, mendengar, menjamah, mencium, dan merasakan. Dari sentuhan inderawi itulah sis wa membangun gambaran dunianya. 3. Aliran humanisme melihat siswa dari segi: (a) keunikan/kekhasannya, (b) potensinya, dan (c) motivasi yang dimilikinya. Siswa selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan. Implikasi dari hal tersebut dalam kegiatan pem belajaran yaitu: (a) layanan pembelajaran selain bersifat klasikal, juga bersifat individual, (b) pengakuan adanya siswa yang lambat dan siswa yang cepat, (c) penyikapan yang unik terhadap siswa baik yang menyangkut faktor personal/individual maupun yang m enyangkut faktor lingkungan sosial/kemasyarakatan. Secara fitrah siswa memiliki bekal atau potensi yang sama dalam upaya memahami sesuatu. Implikasi wawasan tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (a) guru bukan merupakan satu – satunya sumber informas i, (b) siswa disikapi sebagai subjek belajar yang secara kreatif mampu menemukan pemahamannya sendiri, (c) dalam proses pembelajaran, guru lebih banyak bertindak sebagai model, teman pendamping, pemberi motivasi, penyedia bahan pembelajaran, dan aktor yang juga bertindak sebagai siswa (pembelajar). Dilihat dari motivasi dan minat, siswa memiliki ciri tersendiri. Implikasi dari pandangan tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (a) isi pembelajaran harus memiliki manfaat bagi siswa secara aktual, (b) dala m kegiatan belajarnya siswa harus menyadari penguasaan isi pembelajaran itu bagi kehidupannya, dan (c) isi pembelajaran perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan, pengalaman, dan pengetahuan siswa. Selain landasan filosofis di atas, pembelajaran terpa du juga dilandasi oleh beberapa pandangan psikologis. Hal ini disebabkan bahwa p r oses pembelajaran itu sendiri berkaitan dengan perilaku manusia, dalam hal ini yaitu siswa. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dengan lingkungan belajarn ya, baik lingkungan yang bersifat fisik, maupun lingkungan sosial. Melalui pembelajaran diharapkan adanya perubahan

65 KB – 35 Pages