by R Rahmawati · 2014 — kebiasaan membaca Al-Qur’an, terlebih dahulu penulis akan mengemukakan pengertian tentang kebiasaan. 16-17, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 327.
53 pages

54 KB – 53 Pages

PAGE – 1 ============
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1 . Kebiasaan Membaca Al – a. Pengertian Kebiasaan Membaca Al – Sebelum membahas lebih la njut tentang kebiasaan membaca A l – Qur’an, terlebih dahulu penulis akan mengemukakan pengertian tentang kebiasaan. Kebiasaan secara etimologi be Dalam Kamus Besar B ahasa Indonesia biasa adalah lazim atau umum. 1 Sehingga kebiasaan diartikan sebagai proses pembuatan menjadikan seseorang menjadi terbiasa. Adapun secara istilah, kebiasaan dapat diartikan oleh beberapa tokoh berikut ini: 1 ) Menurut Armai Arif kebiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran a gama Islam. 2 2 ) Menurut Hanna Junhana Bastaman, kebiasaan adalah melakukan sesuatu perbuata n atas keterampilan tertentu ter us menerus secara konsisten untuk waktu 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa , (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 186. 2 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, ( Ja karta: Ciputat Pres, 2002), hlm. 110.

PAGE – 2 ============
10 yang cukup lama, sehingga perbuatan dan keterampilan benar – benar dikuasai dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang sulit ditinggalkan. 3 3 ) Habit is something which you do oten and regularly, 4 ( kebiasaan adalah sesuatu yang sering kamu lakukan secara teratur, terkadang tanpa kamu tahu bahwa kamu sedang melakukannya). Dari definisi di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa yang dimaksud kebiasaan adalah suatu cara yang dipakai pendidik untuk kebiasaan anak didik secara berulang – ulang sehingga dengan sendirinya kebiasaan tersebut dapat dilakukan tanpa ada paksaan dari orang lain. Al – Qur’an adalah Firman Al lah SWT yang diwahyukan kepada N abi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang mengandung jizat , diriwayatkan secara konsensus, serta digunakan sebagai bacaan dalam beberapa ritus keagamaan . 5 3 Hanna Junhana Bastaman, Integrasi Pesikologi dan Islam, (Yogyakarta: Pustaka P elajar, 1995), hlm. 126. 4 5 Ahmad Shams Madyan, Peta Pembelajaran Al – (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 36.

PAGE – 3 ============
11 The Qur’an is the word of Allah revealed by Him to the Holy Prophet (S.A.W) through the Archangel Gabriel. The Qur’an has its own unique way and mode of expression which has no match. 6 – Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh – Nya kepada Nabi besar Muhammad SAW , melalui malaikat Jibril. Al – Qur’an mempunyai cara yang khusus Orang yang membaca Al – , baik dengan hafalan maupun dengan melihat mushaf akan membawa kebaikan atau keberkahan dalam hidupnya bagaikan sebuah rumah yang dihuni oleh pemiliknya dan tersedia segala perabotan dan peralatan yang diperlukan. 7 Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dari Rasulullah SAW bersabda: menceritakan kepada kita. Jarir menceritakan kepada kita dari Qobus bin Abi Dzobyan dari ayahnya dari Ibnu Abbas berkata: 6 Rafi Ahmad Fidai, Concise History of Muslim World, Vol. I, (New Delhi: Kitabbhava n, 2001), hlm. 47. 7 Abdul Majid Khon, at Keanehan Bacaan Al – , (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 59.

PAGE – 4 ============
12 yang tidak ada dalam perutnya sesuatu dari al – – Tirmidzi). 8 Membaca Al – adalah kenikmatan yang luar biasa. Seseorang yang sudah merasakan kenikmatan membacanya, tida k akan bosan sepanjang malam dan siang. Bagaikan nikmat harta kekayaan di tangan orang yang shaleh adalah merupakan kenikmatan yang besar, karena dibelanjakan ke jalan yang benar dan tercapai apa yang diinginkan. 9 Dengan demiki an kebiasaan membaca Al – adalah suat u kebiasaan atau kegiatan (aktiv itas) melihat serta memahami apa yang ada dalam Al – dan melafalkan kalam Allah SWT ( Al – ) dengan ucapan Muhammad SAW de ngan perantara M alaikat Jibril sampai kepada kita secara mutawatir dan membacanya merupakan ibadah. Penulis menyimpulkan bahwa pengertian kebiasaan membaca Al – adalah aktifitas kebiasaan membaca Al – yang dilakukan secara terus menerus dengan membiasakan membacanya , sehingga kegiatan 8 Al – – Shohih 1987), jil. 5, hlm. 162. 9 Abdul Majid Khon, hlm. 56.

PAGE – 5 ============
13 tersebut menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan. b. Hal – hal yang H arus D iperhatikan dalam Kebiasaan Membaca Al – Dalam membaca Al – , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : 1 ) Tajwid Tajwid merupakan hiasan atau seni dalam bacaan Al – . Tajwid adalah membaca huruf sesuai dengan hak – haknya, menertibkannya, serta mengembalikannya ke tempat keluar dan asalnya, serta memperhalus pelafalannya tanpa dilebih – lebihkan, tanpa dikurangi, dan tanpa dibuat – buat. 10 Jadi Tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang cara membaca Al – , tempat memulai da n pemberhentiannya dan lain – lain yang berhubungan dengan tujuan seseorang mampu membaca Al – dengan baik dan benar. 2 ) Gharib Gharibil Qur’an adalah ilmu yang mempelajari tentang makna kata – kata yang ganjil yang tidak terdapat dalam kitab – kitab biasa atau tidak terdapat dalam 10 Muhammad ibn Alawi Al – Maliki Al – Hasani, Samudra Ilmu – ilmu Al – ( Bandung: Mizan Media Utama, 2003), hlm. 52 – 53.

PAGE – 6 ============
14 percakapan sehari – hari. Ilmu ini juga menerangkan kata – kata yang sulit, halus dan tinggi. 11 3 ) Makharijul Huruf Saat membaca Al – , huruf hija’iyyah mempunyai letak yang berbeda – beda ketika pengucapan, ini disebut dengan makharijul huruf . Hal ini digunakan untuk membaca Al – secara tartil dan fasih serta untuk membedakan antara huruf yang satu dengan huruf lainnya. Tempat keluarnya huruf yang pokok ada lima, yaitu: Jauf , Chalq, Lisan , Syafatain, Khoisyum. 12 4 ) Tartil Membaca Al – Qur’an tidak sama dengan membaca bahan bacaan lain nya, karena ia adalah kalam Allah. Tartil melibatkan pengetahuan di mana untuk berhenti membaca dan mengoreksi pengucapan kata – kata. Al Ghazali dan Suyuthi menyatakan tartil itu sangat membantu untuk pikiran dan meditasi. Oleh karena itu membacanya mempunyai etika lahir dan batin. Di antara etika – etika lahir adalah membacanya dengan tartil . Tartil adalah membaguskan bacaan huruf – huruf Al – dengan jelas, teratur dan 11 M. Ali Hasan, Studi Islam di Al – ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 133. 12 Pelajaran Ilmu Tajwid, (Surabaya: Apollo Lestari, 2010 ), hlm. 46.

PAGE – 8 ============
16 Kebiasaan merupakan proses pembelajaran yang dimaksudkan agar anak mampu untuk membiasakan diri pada perbuatan – perbuatan yang baik dan dianjurkan oleh norma agama maupun hukum yang berlaku. Untuk membina anak agar mempunyai sifat – sifat terpuji, tidaklah mu ngkin dengan penjelasan pengertian saja, agar perlu membiasakannya untuk melakukan yang baik diharapkan nanti dia akan mempunyai sifat – sifat itu menjauhi sifat – sifat tercela. 14 Se orang yang telah mempunyai kebiasaan tertentu akan dapat melaksanakannya dengan mudah dan senang hati. Bahkan segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan dalam usia muda sulit untuk dirubah dan akan tetap berlangsung sampai usia tua. Atas dasar ini, para a hli pendidikan senantiasa mengingatkan kepada guru atau orang tua untuk membiasakan anak – anak kepada suatu hal yang baik sehingga anak menjadi terbiasa dengan sendirinya tanpa ada paksaan, sebelum terlanjur kebiasaan lain yang bertentangan dengan ajaran Is lam. Umat Islam dalam membaca Al – tentunya atas dasar yang kuat. Adapun dasar tersebut ada 3 aspek yaitu: 14 Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama , (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hlm. 73.

PAGE – 9 ============
17 1 ) Al – Firman Allah SWT yang berhubungan dengan dasar kebiasaan membaca Al – diantaranya : a) QS. al – Isra a ayat 36 yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta 15 (al – Israa: 36). Ayat di atas menjelaskan bahwa sebagai seorang muslim harus dapat menegakkan pribadinya, artinya tidak hanya mengikuti jej ak orang lain saja hanya karena kebiasaannya, adat istiadat, dan tradisi yang diterima. Tetapi dalam kehidupannya ia harus menerima dan membiasakan hal – hal yang baik dan positif. Sehingga ia tidak mudah terpengaruh dengan sesuatu yang salah. Dan dia dapat membuat pertimbangan sendiri, tanpa menuruti sesuatu yang tidak mereka ketahui. 15 Kementrian Agama RI, Al – – 16 – 17, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 327.

PAGE – 10 ============
18 b) QS. a l – 77 Al – ini adalah 16 Sesungguhnya Al – ini memuat bermacam – macam manfaat dan banyak kegunaan. Karena Al – ini memuat hal – h al yang membawa kepada kebesaran umat manusia di dunia maupun di akhirat mereka. Al – Azhari berkata Al – Karim adalah isim yang memuat petunjuk dan keterangan – keterangan, ilmu dan hikmat. Seorang Faqih menjadikan Al – sebagai dalil dan mengambil pelajaran darinya. Seorang ahli hikmat akan mengambil pelajaran darinya. Seorang ahli hikmat akan m engambil pelajaran dari Al – sebagai hujjah. Dan seorang sastrawan akan mengambil faidah dari Al – an memperkuat hujjahnya. Jadi setiap ilmuwan akan mencari dasar ilmunya dari Al – . 17 16 Kementrian Agama RI, Al – 26 – 27, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 652. 17 Ahmad Musthafa Al – Maraghi, Terj. Tafsir Al – Maraghi, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1989 ), Cet. 1, hlm. 264.

PAGE – 11 ============
19 2 ) Dasar Hadits Sedangkan Hadits yang memerintahk an akan kegiatan membaca Al – adalah sebagai berikut: Hajjaj bin Minhal menceritakan kepada kita, – Sulami – b aik kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al – (HR. Buhkari) . Dalam Hadits diatas dijelaskan ba h wa seseorang diperintahkan untuk membaca Al – , karena dengan membaca Al – kita bisa mendapat belaan atau pahala besok pada hari kiamat. Orang yang membiasakan membaca Al – adalah orang yang terbaik dan manusia yang paling utama. Jadi tidak ada manusia di atas bumi ini yang lebih baik dari pada orang yang mau belajar dan mengerjakan Al – . 18 Syihabudin, Irsyadu As – Sari 1996), Jil.11, hlm. 302.

54 KB – 53 Pages