May 25, 2021 — merupakan program hibah Kemendikbud yang didesain untuk bisa mengakselerasi proses bridging bagi mahasiswa untuk beralih dari dunia.
38 pages

347 KB – 38 Pages

PAGE – 3 ============
PENGANTAR DIRJEN PENDIDIKAN TINGGI Pembangunan sumber daya manusia juga menjadi rencana strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020 Ð 2024, dengan menata dan memaksimalkan bonus demograÞ yang menjadi kunci tercapainya bangsa maju dan berkeadilan sosial, salah satunya dengan kebijakan transformasi Pendidikan Tinggi melalui program Kampus Merdeka. Program Kampus Merdeka memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengasah kemampuan dan talentanya sehingga siap untuk menjadi profesional di suatu bidang dan memberikan hak kepada setiap mahasiswa untuk berkegiatan dan belajar selama 1 semester di program studi lain dan 2 semester di luar perguruan tinggi sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti). Di samping itu, dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kepmendikbud) Nomor 754/P/2020 tentang Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri dimana setiap institusi diharapkan dapat- melakukan transformasi pendidikan tinggi sejalan dengan 8 Indikator Kinerja Utama (IKU), perguruan tinggi didorong untuk melakukan transformasi pendidikan tinggi berdasarkan kebijakan kampus merdeka melalui kebijakan 8 indikator utama tersebut. Terdapat delapan IKU yang menjadi landasan transformasi pendidikan tinggi, yakni 1) Lulusan mendapat pekerjaan yang layak; 2) Mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus; 3) Dosen berkegiatan di luar kampus; 4) Praktik mengajar di dalam kampus; 5) Hasil kerja dosen dapat digunakan masyarakat dan mendapatkan rekognisi internasional; 6) Program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia; 7) Kelas yang kolaboratif dan partisipatif; dan 8) Program studi berstandar internasional. Dalam implementasi IKU No. 2 terdapat Program Magang dan Studi Independen BersertiÞkat (MSIB) yang merupakan program untuk mengembangkan kemampuan hard-skill maupun soft-skill sehingga mahasiswa siap menghadapi revolusi industri 4.0. ! Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Tim Penyusun buku panduan ini yang telah memberikan waktu dan pemikirannya sehingga buku panduan ini dapat diwujudkan. Saya yakin perguruan tinggi dapat menghasilkan talenta-talenta yang unggul dan memiliki kompetensi yang dapat bersaing secara global dan dapat berkontribusi dalam pembangunan negara. Jakarta, 25 Mei 2021, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Ir. Nizam, Ph. D. 3

PAGE – 4 ============
PENGANTAR SEKRETARIS DIRJEN PENDIDIKAN TINGGI Transformasi pendidikan tinggi yang dituangkan dalam Kepmendikbud 754 tahun 2020 tentang 8 (delapan) Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan terjemahan dari 4 (empat) kebijakan Pendidikan Tinggi yang tertuang dalam Rencana Strategis Kemendikbud 2020 “2025. Indikator Kinerja Utama ditujukan untuk meningkatkan relevansi Pendidikan Tinggi dengan IDUKA (Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja). Untuk menjamin terlaksananya IKU, khususnya terkait dengan hak setiap mahasiswa untuk berkegiatan dan belajar selama 1 semester di program studi lain dan atau 2 semester di luar perguruan tinggi sesuai dengan Permendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti), terdapat delapan aktivitas Kampus Merdeka, yang diantaranya dapat dikategorikan menjadi Microcredential. Istilah Microcredential adalah suatu bentuk sertiÞkasi mikro yang diperoleh oleh mahasiswa setelah melaksanakan proses pembelajaran praktik terhadap serangkaian keterampilan, pengetahuan, dan sikap sehingga memperoleh suatu kompetensi khusus setelahnya. Program Microcredential merupakan program yang akan mengembangkan kemampuan hard-skill maupun soft-skill mahasiswa secara spesiÞk untuk siap menghadapi revolusi industri 4.0. Program ini akan memberikan ruang seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk mengembangkan kompetensinya di berbagai aspek industri dan teknologi, seperti di bidang artiÞcial intelligence, machine learning, UI-UX design, Deep Learning, dan pengembangan aplikasi digital lainnya. Hal ini menjadi penting karena negara ini memerlukan talenta-talenta yang dapat berkompetisi secara global dan dapat menyesuaikan diri di era disruptif seperti saat ini. Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh tim yang telah menyusun buku panduan Internship Acceleration and ecosystem Development Grant sehingga buku panduan ini dapat diselesaikan. Semoga dengan adanya buku panduan ini dapat mendukung pelaksanaan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, dan memberikan kemudahan bagi setiap perguruan tinggi untuk dapat menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang unggul, serta memiliki kemampuan berdaya saing, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Jakarta, 25 Mei 2021, Sekretaris Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Dr. Paristiyanti Nurwardani, M. P. 4

PAGE – 5 ============
DAFTAR ISI Pengantar Dirjen Pendidikan Tinggi 3 Pengantar Sekretaris Dirjen Pendidikan Tinggi 4 Daftar Isi 5 Sekapur Sirih 6 Executive Summary 8 Tentang Kampus Merdeka 10 Program Magang dan Studi Independen BersertiÞkat Kampus Merdeka 11 Magang BersertiÞkat 11 Studi Independen BersertiÞkat 12 Mitra IDUKA Kampus Merdeka 13 Manfaat Magang dan Studi Independen BersertiÞkat 13 Pendaftaran Mahasiswa 13 Apa yang harus kamu persiapkan sebelum seleksi? 15 Prinsip Dasar Seleksi 15 Mengenali Value, Passion, dan Keahlian Diri 16 Tempat Magang Terbaik 16 Proses Seleksi 18 Pelaporan dan Evaluasi 19 Ketentuan-ketentuan 21 Kewajiban Mahasiswa Peserta Program 21 Hak Mahasiswa Peserta Program 22 Hak dan Kewajiban Mitra IDUKA 23 Hak dan Kewajiban Kemendikbudristek 24 Layanan Aduan 24 Iternship Fair 2021 25 Lini Masa 26 Pertanyaan yang Sering DIAJUKAN 27 Lampiran 1 Lembar Kerja Pemilihan Tempat Magang 30 Lampiran 2 Panduan Registrasi ke Portal Kampus Merdeka 32 5

PAGE – 6 ============
SEKAPUR SIRIH Program Magang dan Studi Independen BersertiÞkat (MSIB) adalah salah satu metode pembelajaran, dari delapan metode yang dicanangkan dalam Kebijakan Kampus Merdeka. Selain program MSIB, program-program yang lain adalah: melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa, mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi/proyek independen, dan mengikuti program kemanusiaan. ! Kebijakan ini diluncurkan dalam rangka menyiapkan mahasiswa-mahasiswa kita. menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus disiapkan untuk lebih gayut dengan kebutuhan zaman. Link and match tidak saja dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga dengan masa depan yang berubah dengan cepat. ! Khusus untuk program MSIB, selama ini mahasiswa kurang mendapat pengalaman kerja di industri/dunia profesi nyata sehingga kurang siap bekerja. Sementara magang yang berjangka pendek (kurang dari 6 bulan) sangat tidak cukup untuk memberikan pengalaman dan kompetensi industri bagi mahasiswa. Perusahaan yang menerima mahasiswa magang juga menyatakan magang dalam waktu sangat pendek sangat kurang kemanfaatannya, bahkan mengganggu aktivitas di Industri. ! Program MSIB sebanyak maksimal 2 semester, memberikan pengalaman yang cukup kepada mahasiswa, pembelajaran langsung di tempat kerja (experiential learning). Selama program, mahasiswa akan mendapatkan hard skills (keterampilan, complex problem solving, analytical skills, dsb.), maupun soft skills (etika profesi/kerja, komunikasi, kerjasama, dsb.). Sementara industri mendapatkan talenta yang bila cocok nantinya bisa langsung direkrut, sehingga mengurangi biaya rekrutmen dan training awal/induksi. ! Mahasiswa yang sudah mengenal tempat kerja tersebut akan lebih mantap dalam memasuki dunia kerja dan karirnya. Melalui kegiatan ini, permasalahan industri akan mengalir ke perguruan tinggi sehingga meng-update bahan ajar dan pembelajaran dosen serta topik-topik riset di perguruan tinggi akan semakin relevan. ! Kami sadar ini adalah perubahan besar yang memerlukan banyak penyesuaian. Terutama bagi perguruan tinggi dan dosen, tentu banyak tantangan dan permasalahan. Untuk itu kami dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan memberi arahan kepada perguruan tinggi serta dosen agar dapat menyukseskan program MSIB dengan cara memberikan kemudahan dan rekomendasi kepada para mahasiswa untuk ikut langsung 6

PAGE – 8 ============
EXECUTIVE SUMMARY Permasalahan rekrutmen selalu terkait dengan dua hal: susahnya mencari kandidat yang pas sehingga memakan banyak waktu dan biaya dalam proses seleksi; dan rendahnya retensi pegawai baru akibat tidak cocoknya dengan kondisi riil dunia industri yang dimasuki. Kedua hal ini menjadikan proses rekrutmen dan seleksi yang dilakukan secara tradisional menjadi sangat tidak eÞsien. Satu perusahaan pernah mengaku bahwa mereka mengeluarkan biaya tidak kurang dari Rp150 juta untuk setiap pegawai baru yang mereka bisa rekrut; dengan tidak ada jaminan pegawai tersebut akan bertahan lebih dari setahun di masa depan. Pihak kampus bukannya diam saja dengan fenomena ini, pun demikian Kemendikbud Ristek. Berbagai program untuk menjembatani dunia kampus dengan dunia industri telah dilakukan, melalui program Kementerian, kegiatan regional, maupun kerjasama langsung antara industri dengan kampus tertentu. Namun, banyaknya bidang industri yang ada beserta dengan cepatnya perubahan yang terjadi pada lanskap bisnis tersebut membuat kampus hampir mustahil untuk menyiapkan lulusan yang siap kerja untuk setiap bidang industri, dan dalam setiap kondisi bisnis yang ada. Pada November 2020, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikti Kemendikbud) mengajak 200 akademisi dan 200 praktisi industri untuk memetakan permasalahan yang dirasakan mahasiswa dan industri terkait program magang yang berjalan selama ini. Ditemukan 5 masalah yang umum terjadi dalam program magang dan mestinya bisa diselesaikan: 1.Mahasiswa kesulitan mencari tempat magang; 2.Minimnya supervisi atas proses magang yang ada; 3.Tidak selarasnya durasi dan waktu magang antara kampus dengan industri; 4.Kebijakan yang belum mendukung; dan 5.Minimnya kontribusi hasil magang bagi industri. Penggalian lebih lanjut bahkan menunjukkan adanya 5 masalah yang layak dijadikan sebagai proyek yang harus diselesaikan: 1.Belum adanya proyek yang jelas yang bisa disinergikan dengan program magang mahasiswa; 2.Belum adanya kebijakan yang mendukung program magang berkualitas di Indonesia; 3.Masih sulitnya mahasiswa dalam beradaptasi dengan ritme dan budaya perusahaan; 4.Keahlian dan kompetensi mahasiswa sering kali tidak bisa memenuhi kebutuhan industri; dan 8

PAGE – 9 ============
5.Mahasiswa tidak mendapatkan supervisi yang memadai ketika menjalani program magang. Internship Acceleration and Ecosystem Development Grants (IAEDG) merupakan program hibah Kemendikbud yang didesain untuk bisa mengakselerasi proses bridging bagi mahasiswa untuk beralih dari dunia kampus ke dunia industri. Melalui program ini, yang merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Episode 2, Kemendikbud mengajak organisasi- organisasi kelas dunia untuk berkolaborasi membuat program-program internship berkualitas tinggi, yang memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan atau proyek dunia industri yang sebenarnya. Sebagaimana menanam benih, manis buahnya tentu akan diperoleh jika tanaman tersebut dipupuk, dirawat, dan dipelihara, hingga berbunga dan berbuah. Demikian halnya rekrutmen pegawai. Pihak industri tidak bisa hanya menunggu kampus meluluskan talenta-talenta berkualitas, yang siap dipetik dan menjalankan pekerjaan dunia industri. Kampus juga harus berhenti berkutat pada permasalahan akademis dan internal kampus saja, dan berharap alumninya mulus terserap ke dunia industri. 9

PAGE – 10 ============
TENTANG KAMPUS MERDEKA Kampus Merdeka merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar yang digagas oleh Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia. Kampus Merdeka memberikan hak kepada mahasiswa/i untuk mengambil pembelajaran di luar kampus masing-masing namun tetap memperoleh sks pembelajaran. Dengan hak tersebut, mahasiswa/i akan memiliki kesempatan untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja atau masyarakat sebagai persiapan karir di masa depan. Kampus Merdeka menawarkan 8 bentuk kegiatan pembelajaran di luar kampus, yakni: 1.Magang 2.Studi Independen 3.Pertukaran Pelajar 4.Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan 5.Penelitian 6.Proyek Kemanusiaan 7.Kegiatan Wirausaha 8.Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik 10

PAGE – 11 ============
Sebagai upaya memberikan pilihan pembelajaran yang terbaik bagi mahasiswa, Kemendikbudristek RI meluncurkan program unggulan yang disebut sebagai Magang dan Studi Independen BersertiÞkat Kampus Merdeka. Program unggulan ini dimaksudkan agar mahasiswa/i dapat mengakses secara langsung program-program yang dipersiapkan oleh Mitra Kampus Merdeka yaitu organisasi-organisasi terbaik di industri dan sektor masing-masing. PROGRAM MAGANG DAN STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT KAMPUS MERDEKA 1.Magang BersertiÞkat Kampus Merdeka adalah sebuah program magang yang dipercepat dan di akselerasikan dengan pengalaman belajar yang dirancang dengan baik. 2.Studi Independen BersertiÞkat Kampus Merdeka adalah sebuah pembelajaran di kelas yang dirancang dan dibuat khusus berdasarkan tantangan nyata yang dihadapi oleh mitra/industri. Program ini bisa berupa kursus singkat, bootcamp, kursus daring terbuka secara besar- besaran (MOOC) dan lain-lain. MAGANG BERSERTIFIKAT Setiap organisasi calon mitra dapat merancang program yang berbeda sesuai kebutuhan organisasi tersebut, dan kemudian memberikan sertiÞkasi atas keterampilan yang diasah melalui pembelajaran magang. 11

347 KB – 38 Pages