Upaya yang telah dilakukan masyarakat dan lembaga terkait berupa pemikiran tentang pendidikan nilai, moral, dan karakter bangsa telah dikembangkan dan
62 pages
458 KB – 62 Pages
PAGE – 3 ============
iDAFTAR ISI DAFTAR ISI iKATA PENGANTAR iiBAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang 1 B.Pengertian Pendidikan Buda ya dan Karakter Bangsa 2C.Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 5 D.Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 7E.Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 7F.Nilai-Nilai dalam Pendidikan B udaya dan Karakter Bangsa 7 BAB II : PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA MELALUI INTEGRASI MATA PELAJARAN, PENGEMB ANGAN DIRI, DAN BUDAYA SEKOLAHA.Prinsip dan Pendekatan Pengemb angan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 11B.Perencanaan Pengembangan Pendi dikan Budaya dan Karakter Bangsa 14C.Pengembangan Proses Pembelajaran 19 D.Penilaian Hasil Belajar 22 E.Indikator Sekolah dan Kelas 23BAB III : PETA NILAI DAN INDIKATOR A.Nilai, Jenjang Kelas, dan Indikator 31B.Peta Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Berdasarkan Mata Pelajaran 41 C.Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Nilai, dan Indikator Mata Pelajaran 48 BAB IV : INTEGRASI NILAI-NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA KE DALAM DOKUMEN KTSP 81PENUTUP101
PAGE – 4 ============
iiKATA PENGANTAR Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT se rta dukungan dan partisipasi berbagai pihak akhirnya Naskah Pedoman Pendidikan B udaya dan Karakter Bangsa telah rampung. Naskah ini merupakan salah satu hasil dari program 100 hari yang diamanahkan kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kementri an Pendidikan Nasional Kabinet Bersatu II. Kebijakan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dican angkan berdasarkan masukan dari Masyarakat, pengembangan telah dilaku kan bersama oleh Ba dan Penelitian dan Pengembangan dan beberapa Unit Utama di lingkungan Kementrian Pendidikan Nasional serta kantor Menteri Koordi nator Kesejahteraan Rakyat. Upaya yang telah dilakukan masyarakat dan lembaga terkait berupa pemi kiran tentang pendidikan nilai, moral, dan karakter bangsa telah dikembangkan dan dilaksanakan dalam skala yang manageablesesuai dengan kemampuan lembaga terkait dan dukungan kebijakan pemerintah. Pada saat sekarang, kebijakan pemerintah merupakan bu kan saja dukungan tetapi juga unsur yang berperan aktif dalam pengembanga n budaya dan karakter bangsa. Berdasarkan kajian terhadap masukan dari masy arakat baik melalui media massa, seminar, sarasehan, kajian literatur, maupun upaya lang sung dalam melaksanakan pendidikan nilai, moral, budaya, dan karakter, Badan Pene litian dan Pengembangan menyusun naskah Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Pikiran tentang Pendi dikan Budaya dan Karakter Bangsa yang tercantum dalam naskah yang ada di hadapan para pendidik dan peminat pendidikan ini merupakan pikiran yang bersif at praktis dan dapat dilaksanakan dalam suasana pendidikan yang ada di sekolah pada saat sekarang. Meskipun demikian, pelaksanaan Pendidikan Budaya dan Karakt er Bangsa memerlukan berbagai perubahan dalam pelaksanaan proses pendidikan yang te rjadi di sekolah pada saat sekarang. Perubahan yang diperlukan tidak mengubah kur ikulum yang berlaku tetapi menghendaki sikap baru dan keterampilan baru dari para guru, kepala sekolah dan konselor sekolah. Sikap dan keterampilan baru tersebut me rupakan persyaratan yang harus dipenuhi (condito sine qua non) untuk keberhasilan implementasi Pendi dikan Budaya dan Karakter Bangsa. Perubahan sikap dan penguasaan keterampilan yang dipersyaratkan tersebut hanya dapat dikembangkan melalui pendidikan dalam ja batan yang berfokus, berkelanjutan, dan sistemik. Karakter sebagai suatu moral excellence atauakhlak dibangun di atas berbagia kebajikan (virtues ) yang pada gilirannya hanya memilikimakna ketika dilandasi atas nilai-nilai yang berlaku dalam budaya (bangsa). Karakter ba ngsa Indonesia adalah karakter yang dimiliki warga Negara Indonesia berdasarkan tinda kan-tindakan yang din ilai sebagai suatu kebajikan berdasarkan nilai yang berlaku di ma syarakat dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa diarahkan pada upaya mengembangkan nilai- nilai mendasari suatu kebijakan sehingga menj adi suatu kepribadian diri warga Negara. Berbeda dari materi ajar yang bersifat mastery, sebagaimana halnya suatu performance content suatu kompetensi, materi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bersifat developmental. Perbedaan hakekat kedua kelom pok materi tersebut menghendaki perbedaan perlakuan dalam proses pendid ikan. Materi pendidikan yang bersifat developmental menghendaki proses pendidikan yang cukup panjang dan bersifat saling menguat ( reinforce ) antara kegiatan belajar dengan kegi atan belajar lainnya , antara proses belajar di kelas dengan kegiatan kurikuler di sekolah dan di luar sekolah. iii Disamping persamaan dalam kelompok, ma teri belajar ranah pengetahuan ( cognitive) yang dalam satu kelompok developmental dengan nilai, antara ke duanya terdapat perbedaan yang mendasar dalam perencanaan pada dokumen kurikulum (KTSP), silabus, RPP, dan proses belajar. Materi belajar ranah pe ngetahuan dapat dijadikan pokok bahasan sedangkan materi nilai dalam Pendidikan Budaya dan Ka rakter Bangsa tidak dapat dijadikan pokok bahasan karena mengandung resiko akan menj adi materi yang bersifat kognitif. Oleh karena itu, dalam pengembangan materi Pendi dikan Budaya dan Karakter Bangsa sikap menyukai, ingin memiliki, dan mau menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai dasar bagi tindakan dalam perilaku kehidupa n peserta didik sehari-hari merupakan persyaratan awal yang mutlak untuk keberhasilan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.Proses Pembelajaran Pendidikan Budaya dan Ka rakter Bangsa dilaksanakan melalui proses belajar aktif. Sesuai dengan prinsip pengemb angan nilai harus dilakukan secara aktif oleh peserta didik (dirinya subyek yang akan mene rima, menjadikan nilai sebagai miliknya dan menjadikan nilai-nilai yang sudah dipelajariny a sebagai dasar dalam setiap tindakan) maka posisi peserta didik sebagai subyek yang aktif dalam belajar adalah prinsip utama belajar aktif. Oleh karena itu, keduanya saling memerlukan. Selain sebagai pedoman untuk pelaksanaan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, naskah ini dilengkapi juga dengan indikato r sekolah dan indikator kelas yang dianggap kondusif dalam penerapan Pendidikan Budaya da n Karakter Bangsa. Kepada guru, kepala sekolah, konselor sekolah dan pengawas da pat menggunakan indikato r tersebut sebagai pedoman dalam mengembangkan dan menila i budaya sekolah yang kondusif untuk Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Semoga naskah ini dapat dimanfaatkan sebaik -baiknya oleh guru, kepala sekolah, konselor sekolah, pengawas dan pihak lain yang terkait. Akhirnya kami ucapkan terima kasih ke pada semua pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam penyusunan naskah ini. Kami doakan semoga semua dukungan dan partisipasi berupa pikiran, tena ga, waktu dan materi bernilai ibadah di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin. Jakarta, Januari 2010 Kepala Badan Penelitian dan PengembanganProf. Dr. H. Mansyur Ramly
PAGE – 5 ============
ivPENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA Pengarah:Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kepala Pusat Kurikulum Penanggung Jawab Kegiatan: Erry Utomo, Ph.D Wakil Penanggung Jawab Kegiatan: Drs. Sutjipto, M.Pd. Tim Penulis Naskah :Ketua:Prof. Dr. Said Hamid Hasan Anggota:Prof. Dr. Abdul Aziz Wahab Prof. Dr. Yoyok Mulyana Drs. M. Hamka, M.Ed Drs. Kurniawan, M.Ed Drs. Zulfikrie Anas, M.Ed Dra. Lili Nurlaili, M.Ed Dra. Maria Listiyanti Drs. Jarwadi, M.Pd Dra. Maria Chatarina Drs. Heni Waluyo, M.Pd Drs. Sapto Aji Wirantho Dra. Suci Paresti, M.Ed Drs. A. Buchori Ismail Sekretaris Kegiatan :Erlina Indarti, ST 1PENDAHULUANA.Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorota n tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tert uang dalam berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di media elektron ik. Selain di media massa, para pemuka masyarakat, para ahli, da n para pengamat pendidikan, dan pengamat sosial berbicara mengenai persoalan budaya dan karakter bangsa di berbagai forum seminar, baik pada tingkat lokal, nasiona l, maupun internasional. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, ke kerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupn politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi topik pemb ahasan hangat di media massa, seminar, dan di berbagai kesempatan. Berbagai alternatif penyelesa ian diajukan seperti peraturan, undang-undang, peningk atan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat. Alternatif lain yang banyak dikemukaka n untuk mengatasi, pa ling tidak mengurangi, masalah budaya dan karakter bangsa yang dibicarakan itu adalah pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai al ternatif yang bersifat prev entif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diha rapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapa t memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter ba ngsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat. Kurikulum adalah jantungnya pendidikan ( curriculum is the heart of education ). Oleh karena itu, sudah seharusnya kurikulum, s aat ini, memberikan perhatian yang lebih besar pada pendidikan budaya dan karakter bangsa diba ndingkan kurikulum masa sebelumnya. Pendapat yang dikemukakan pa ra pemuka masyarakat, ahli pendidikan, para pemerhati pendidikan dan anggota masy arakat lainnya di be rbagai media massa,
PAGE – 6 ============
2seminar, dan sarasehan yang diadakan ol eh Kementerian Pendi dikan Nasional pada awal tahun 2010 menggambarkan adanya kebutuhan masyarakat yang kuat akan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Apalagi jika dikaji, bahwa kebutuhan itu, secara imperatif, adalah sebagai kualitas manusia Indonesia yang dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional. Kepedulian masyarakat mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa telah pula menjadi kepedulian pemerintah. Berbagai upaya pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa telah dilakukan di berbag ai direktorat dan ba gian di berbagai lembaga pemerintah, terutama di berbag ai unit Kementrian Pendidikan Nasional. Upaya pengembangan itu berkenaan dengan berbagai jenjang dan jalur pendidikan walaupun sifatnya belum menyeluruh. Ke inginan masyarakat dan kepedulian pemerintah mengenai pendidika n budaya dan karakter bang sa, akhirnya berakumulasi pada kebijakan pemerintah mengenai pe ndidikan budaya dan karakter bangsa dan menjadi salah satu program unggulan pemeri ntah, paling tidak unt uk masa 5 (lima) tahun mendatang. Pedoman sekolah ini adalah rancangan operasionalisasi kebijakan pemerintah dalam pendidikan buda ya dan karakter bangsa. B.Pengertian Pendidikan Bud aya dan Karakter Bangsa Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan f ungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di I ndonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, fiPendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertuj uan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cak ap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawabfl. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manus ia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh kare na itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendi dikan budaya dan karakter bangsa. 3Untuk mendapatkan wawasan me ngenai arti pendidikan bud aya dan karakter b21angsa perlu dikemukakan pengertian istilah buda ya, karakter bangsa, dan pendidikan. Pengertian yang dikemukakan di sini dikem ukakan secara teknis dan digunakan dalam mengembangkan pedoman ini. Guru-guru Antr opologi, Pendidikan Kewarganegaraan, dan mata pelajaran lain, yang istilah-isti lah itu menjadi pokok bahasan dalam mata pelajaran terkait, tetap memiliki kebebasa n sepenuhnya membahas dan berargumentasi mengenai istilah-istilah tersebut secara akademik. Budaya diartikan sebagai keseluruhan sist em berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan ( belief ) manusia yang dihasilkan masyarakat . Sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan itu digunakan dalam kehidupan manusia dan menghasilkan si stem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, sistem pengeta huan, teknologi, seni, dan se bagainya. Manusia sebagai makhluk sosial menjadi penghasil sistem berpik ir, nilai, moral, norma, dan keyakinan; akan tetapi juga dalam interaksi dengan sesama manusia dan alam kehidupan, manusia diatur oleh sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan yang telah dihasilkannya. Ketika kehidupan manusia terus berkembang, maka yang berkembang sesungguhnya adalah sistem sosial, sist em ekonomi, sistem kepercayaan, ilmu, teknologi, serta seni. Pendidikan merupa kan upaya terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, dan keyakinan yang diwariskan masyarakatnya dan mengembangkan warisan tersebut ke arah yang sesuai untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi be rbagai kebajikan ( virtues ) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersik ap, dan bertindak. Keba jikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti ju jur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi se seorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui penge mbangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseor ang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan. Artin ya, pengembangan budaya dan karakter
PAGE – 8 ============
6Pendidikan adalah suatu proses enkultura si, berfungsi mewariskan nilai-nilai dan prestasi masa lalu ke generasi mendata ng. Nilai-nilai dan prestasi itu merupakan kebanggaan bangsa dan menjadikan bangsa itu dikenal oleh bangsa-bangsa lain. Selain mewariskan, pendidikan juga memiliki fungsi untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu itu menjadi ni lai-nilai budaya bangsa yang sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, serta mengembangkan prestasi baru yang menjadi karakter baru bangsa. Oleh ka rena itu, pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan inti dari suatu proses pendidikan.Proses pengembangan nilai-nilai yang menjad i landasan dari karakter itu menghendaki suatu proses yang berkelanjutan, dilakukan me lalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum (kewarganegaraan, se jarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, bahasa Indonesia, IPS, IPA, matematika, agama, pendidikan jasmani dan olahraga, seni, serta ketrampilan). Dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa, kesadaran akan siapa dirinya dan bangsa nya adalah bagian yang teramat penting. Kesadaran tersebut hanya dapat terba ngun dengan baik melalui sejarah yang memberikan pencerahan dan penjelasan menge nai siapa diri bangsanya di masa lalu yang menghasilkan dirinya dan bangsanya di masa kini. Selain itu, pendidikan harus membangun pula kesadaran, pengetahuan, wawasan, dan nilai berkenaan dengan lingkungan tempat diri dan bangsanya hidup (g eografi), nilai yang hidup di masyarakat (antropologi), sistem sosial yang berlaku dan sedang berk embang (sosiologi), sistem ketatanegaraan, pemerintahan, dan politik (ketatanegaraan/politik/ kewarganegaraan), bahasa Indonesia dengan cara berpikirnya, kehidupan perekonomian, ilmu, teknologi, dan seni. Artinya, perlu ada upaya terobosan kurikulum berupa pengembangan nilai- nilai yang menjadi dasar bagi pendidika n budaya dan karakter bangsa. Dengan terobosan kurikulum yang demikian, nilai da n karakter yang dikembangkan pada diri peserta didik akan sangat kokoh dan mem iliki dampak nyata dalam kehidupan diri, masyarakat, bangsa, dan bahkan umat manusia. Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideol ogi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.7D.Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah: 1.pengembangan: pengembangan potensi pe serta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik; ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya da n karakter bangsa; 2.perbaikan: memperkuat kiprah pendidik an nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta di dik yang lebih bermartabat; dan 3.penyaring: untuk menyaring buda ya bangsa sendiri dan bu daya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat. E.Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah: 1.mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-ni lai budaya dan karakter bangsa; 2.mengembangkan kebiasaan dan perilaku pese rta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tr adisi budaya bangsa yang religius; 3.menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa; 4.mengembangkan kemampuan peserta didi k menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan 5.mengembangkan lingkungan kehidupan se kolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persah abatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan ( dignity) .F.Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pe ndidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumbe r-sumber berikut ini.
PAGE – 9 ============
81.Agama: masyarakat Indonesia adalah masyar akat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasa rkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama. 2.Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesi a ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang di sebut Pancasila. Pa ncasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pe ndidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara. 3.Budaya:sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu d ijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antara nggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidi kan budaya dan karakter bangsa. 4.Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan ol eh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pe ndidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. 9Gambar 1. Baris berbaris (nilai disiplin) Berdasarkan keempat sumber nilai itu, teride ntifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini. Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa NILAI DESKRIPSI 1. ReligiusSikap dan perilaku yang pa tuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3. ToleransiSikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4. DisiplinTindakan yang menunjukkan pe rilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5. Kerja KerasPerilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 7. MandiriSikap dan perilaku yang tida k mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
PAGE – 10 ============
11PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA MELALUI INTEGRASI MATA PELAJARAN, PENGEMBANGAN DIRI, DAN BUDAYA SEKOLAH A.Prinsip dan Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter BangsaPada prinsipnya, pengembangan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dala m mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu menginteg rasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan buday a dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (K TSP), Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada. Prinsip pembelajaran yang digunakan da lam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa mengusahakan agar pesert a didik mengenal dan menerima nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui taha pan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya me njadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, pesert a didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial da n mendorong peserta didik untuk melihat diri sendi ri sebagai makhluk sosial. Berikut prinsip-prinsip ya ng digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.1. Berkelanjutan; mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan se buah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Sejatinya, proses tersebut dimulai dari kelas 1 SD atau tahun pertama dan berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau kelas akhir SMP. Pendidikan budaya dan karakter bangsa di SMA adalah kelanjutan da ri proses yang telah terjadi selama 9 tahun. 10NILAI DESKRIPSI 8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan ba ngsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati ke berhasilan orang lain. 13. Bersahabat/ KomuniktifTindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 18. Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Catatan: Sekolah dan guru dapat menambah atau pun mengurangi nilai-nila i tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani sekolah dan hakekat materi SK/KD dan materi bahasan suatu mata pelajaran. Mesk ipun demikian, ada 5 nilai yang diharapkan menjadi nilai minimal yang dikemb angkan di setiap sekolah yaitu nyaman,jujur, peduli, cerdas, dan tangguh/kerjakeras.
PAGE – 11 ============
122. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah; mensyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Gambar 1 berikut ini memperlihatkan pengembangan nilai-nilai melalui jalur-jalur itu: Gambar 2. Pengembangan Nilai-nilai Pe ndidikan Budaya dan Karakter Bangsa Pengembangan nilai budaya dan karakter bangs a melalui berbagai mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam Standar Isi (S I), digambarkan seba gai berikut ini. NILAI MP 1 MP 2 MP 3 MP 4 MP 5 MP6MP .n Gambar 3. Pengembangan Nilai Budaya dan Ka rakter Bangsa melalui Setiap Mata Pelajaran 3. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan; mengandung makna bahwa materi nilai budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan aj ar biasa; artinya, nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakt a seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matema tika, pendidikan jasmani dan kesehatan, seni, dan ketrampilan. MATA PELAJARAN NILAI PENGEMBANGAN DIRI BUDAYA SEKOLAH 13Materi pelajaran biasa digunakan sebaga i bahan atau media untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Oleh karena itu, guru tidak perlu mengubah pokok bahasan yang sudah ada, tetapi menggunakan materi pokok bahasan itu untuk mengembangkan nilai-nilai budaya da n karakter bangsa. Juga, guru tidak harus mengembangkan proses belajar khus us untuk mengembangkan nilai. Suatu hal yang selalu harus diingat bahwa satu aktivitas belajar dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Konsekuensi dari prinsip ini, nilai-n ilai budaya dan karakter bangsa tidak ditanyakan dalam ulangan ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui pengertian dari suatu nilai yang sedang mereka tumbuhkan pada diri mereka. Mereka tidak boleh berada dalam posisi tidak tahu dan tidak paham makna nilai itu. 4. Proses pendidikan dilakukan pesert a didik secara aktif dan menyenangkan; prinsip ini menyatakan bahwa proses pendi dikan nilai budaya da n karakter bangsa dilakukan oleh peserta didik bukan oleh gur u. Guru menerapkan prinsip fltut wuri Gambar 4. Warung Kejujuran Nilai kejujuran dikembangkan dengan praktik langsung melalui warung kejujuran, tidak diajarka n sebagai materi atau pokok bahasan dalam mata pelajaran. Pembeli membayar sesuai dengan harga yang ditentukan. NILAIMP 1 MP 2 MP 3 MP 4 MP 5 MP 6 MP .n
458 KB – 62 Pages