–
145 KB – 686 Pages
PAGE – 1 ============
BUKU MATERI U JIAN DINAS BAGI PNS GOLONGAN II KE GOLONGAN III KEMENTERIAN PERTAHANAN RI DISUSUN OLEH: TIM PERUMUS MATERI UJIAN DINAS BAGI PNS GOLONGAN II KE GOLONGAN III KEMENTERIAN PERTAHANAN RI BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIA T JENDERAL KEMENTERIAN PERTAHANAN RI JL. MEDAN MERDEKA BARAT NOMOR 13 14 JAKARTA TELP. (021) 3813731, 3828314 FAKS. (021) 3828611
PAGE – 2 ============
MATERI UJIAN DINAS BAGI PNS GOLONGAN II KE GOLONGAN III KEMENTERIAN PERTAHANAN RI I PANCASILA II UUD 1945 III PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN KEPEGAWAIAN IV TUGAS, FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMHAN DAN TNI V KORPRI VI PENGETAHUAN PERKANTORAN VII MINU UO KEMHAN DAN TNI VIII SEJARAH INDONESIA IX BAHASA INDONESIA X RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JEN DERAL KEMENTERIAN PERTAHANAN RI JL. MEDAN MERDEKA BARAT NOMOR 13 14 JAKARTA TELP. (021) 3813731, 3828314 FAKS. (021) 3828611 i
PAGE – 4 ============
DAFTAR ISI MAT ERI UJIAN DINAS BAGI PNS GOLONGAN II KE GOLONGAN III SAMBUTAN KEPALA BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMHAN i i DAFTAR ISI . i ii BAB I PENGETAHUAN PANCASILA 1. 1 – 2. Pengertian, Asal Mula, Fungsi dan Kedudukan, serta Hubungan Pancasila dan Pambukaan Undang – Undang Dasar Tahun 3. Filosofi Garuda Pancasila dan Makna Sila – Sila dalam Pancasila 4. . BAB II UNDANG – UNDANG DASAR TAHUN 1945 5. Sejarah Lahirnya . 6. UUD 1945 dalam Ger 7. Pengertian, Kedudukan , 8. Makna A linea – 9. Pokok – 10. Hubungan Pembukaan dengan Pasal – 11. 12. 13. 14. 15. 16. UUD 1945 ( S ebelum D iamand .. 17 BAB III PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN KEPEGAWAIAN 18. 19. Konsep – Konsep dan Istilah Kepegawaian, Kedudukan, Kewajiban 20. 21. 22. 23. 24. 25. Pengembangan Karie 26. 27. 28. iii
PAGE – 5 ============
BAB IV TUGAS, FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TNI 29 . Struktur Organisasi Kemhan RI 30 . Peraturan Presiden RI Nomor 58 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja 31. 32. Struktur Organ . 33. . 34. 35. Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi Tentara Nasional Indones BAB V KORPRI 36 . . 37 . 38 . 39 . . 40 . Nama, Sifat, Pembentu . 41. 42. 43. Doktrin, Kode Etik, Lambang, Panji, Lagu, Atribut, dan Pakaian 44. Keanggot aan, Hak , 45. 46. Penasihat, Dewan Pengurus, dan Sekjen Dewan Pengurus 47. Penasihat, Dewan Pengurus, dan Sekjen Dewan Pen gurus Korpri Kementerian/LPNK/Kesekretariatan Lembaga Nasional .. 48. Penasihat, Dewan Pengurus, dan Sekjen Dewan Pengurus 4 9 . Penasihat, Dewan Pengurus, dan Sekjen Dewan Pengurus 50 . Penasihat, Dewan Pengurus, dan Sekjen Dewan Pengurus 5 1 . 5 2 . . 5 3 . 5 4 . Ketentuan lain – 5 5 . 5 6 . 5 7 . L 58. Keppres Nomor 24 tahun 2010 tentang Pengesahan A D Korpri BAB V I PENGETAHUAN PERKANTORAN 59 . Pengertian dan Prinsip Perkantoran Modern iv
PAGE – 6 ============
60 . Kegiatan Perkantoran 61 . Lingkungan Fisik dan Peralatan Kantor 62 . Manajemen Kearsipan 63 . Komunikasi dan Korespondensi BAB VI I MINU UO KEMHAN DAN MABES TNI/ANGKATAN 6 4 . 65 . 66. 67. Ciri – 68. 69. 70. 71. 72. 73. Sasa 74. 75. 76. 77. Asas – 78. Prinsip – 79. Sya 80. 81. 82. 83. 84. Ukuran, Jenis, dan 85. Faktor – 86. 87. Hal – 88. 89. Susun 90. 91. 92. BAB VII I SEJARAH INDONESIA 93. 94 . P 95. 96. Pergerakan Nasional Masa Awal, Radikal , dan Masa Bertahan 97 . Faktor – 98. Masa 99. 100. 101. Masa Pendudukan Jepang sampai dengan Indonesia Merdeka 102 . v
PAGE – 9 ============
BAB I PENGETAHUAN PANCASILA 1. SEJARAH PANCASILA Presiden Soekarno pernah mengatakan – Dari perkataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah mempunyai fungsi yang beragam bagi kehidupan. Seperti diungkap seorang filsuf Yunani yang bernama Cicero (106 – 43 SM) Historia Vitae Magistra Arus sejarah memperlihatkan dengan nyata bahwa semua bangsa memerlukan suatu konsepsi dan cita – cita. Jika mereka tidak memilikinya atau jik a konsepsi dan cita – cita itu menjadi kabur dan usang, maka bangsa itu adalah dalam bahaya (Soekarno, 1989: 64). Pentingnya cita – cita ideal sebagai landasan moralitas bagi kebesaran bangsa diperkuat oleh cendekiawan – politisi Amerika Serikat, John Gardner, No nation can achieve greatness unless it believes in something, and unless that something has moral dimensions to sustain a great civilization kebesaran kecuali jika bangsa itu mempercayai sesuatu, dan sesuatu yang dipercayainya itu memiliki dimensi – dimensi moral guna menopang peradaban besar) (Madjid dalam Latif, 2011:42). Begitu kuat dan mengakarnya Pancasila dalam jiwa bangsa menjadikan Pancasila terus berjaya sepanjang masa. Hal tersebut disebabkan ideologi Panc asila tidak hanya confirm and deepen identitas Bangsa Indonesia sendiri sepanjang masa. Sejak Pancasila digali kembali dan dilahirkan kembali menjadi Dasar dan Ideologi Negara,maka ia memba ngunkan dan membangkitkan . A. Pancasila Pra Kemerdekaan Kekalahan tentara Belanda 1942 kepada tentara Jepang di Kalijati merupakan awal berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia. Kemenangan Jepang tersebut semula disambut gembira oleh rakyat Indonesia ya ng sejak awal tidak mempunyai harapan merdeka di bahwa penjajahan Belanda. Harapan mereka, Jepang sebagai sesama bangsa Asia akan memberi kemerdekaan kepada bangsa Indonesia dalam waktu dekat. Strategi Jepang untuk menjajah Indonesia memang cukup bagus, y aitu dengan membolehkan rakyat Indonesia mengibarkan bendera merah putih, menyanyikan lagi
PAGE – 10 ============
Indonesia Raya, dan untuk mengganti untuk sementara tenaga administratifnya yang ditenggelamkan Sekutu, pegawai pangreh praja Indonesia dinaikkan pangkatnya meskipun diturunkan gajinya. Tentara Jepang menyebut dirinya sebagai saudara tua bangsa Indonesia Dengan sangat strategis, tentara Jepang juga merekrut intelektual Indonesia dengan memberinya wadah Komisi Penyelidik Adat Istiadat dan Tata Negara tanggal 8 November 1942 yang bersama – sama 13 orang Jepang mendiskusikan idea – idea mereka tentang nilai – nilai budaya bangsa Indonesia baik untuk kepentingan Jepang maupun untuk kepentingan Indonesia merdeka yang mereka cita – citakan. Bahkan setelah kegagalan Tiga A (Nippon Ca haya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon Pemimpin Asia, maka didirikanlah Pusat Tenaga Rakyat (Putera) yang diketuai oleh empat serangkai, Sukarno, Hatta, Ki Hadjar Dewantara dan Mas Mansur, yang mendapat sambutan hangat dari rakyat. Setelah itu dibentu klah berbagai organisasi massa seperti Seinendan (Barisan Pemuda), Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), Heiho yang terkenal dengan PETA yang diprakarsai Gatot Mangkupraja. Semuanya adalah strategi Jepang bantu Jepang melawan Sekutu. Kekalahan Jepang secara beruntun dalam perang (PD II) melawan sekutu Pemerintah Jepang memberi janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia, s ebab berdasarkan pengamatannya kesengsaraan bangsa Indonesia di bawah pemerintah Tentara Pendudukan sudah tidak tertahankan lagi. Maka kalau Jepang secara eksplisit tidak memberikan janjir kemerdekaan itu kepada pemimpin – peminpin Indonesia tentu mereka aka n berbalik melawan Jepang. Kalau itu terjadi, maka keadaan Jepang tentu tidak dapat diselamatkan lagi. Saran ini kemudian diterima oleh Pemerintah Jepang dibawah Perdana Menteri Koiso. Maka tanggal 7 September 1944, Koiso mengumumkan ke seluruh dunia di mu ka sidang ke – 85 Parlemen Jepang bahwa Indonesia akan diberi kemerdekaan dalam waktu dekat. Dasar negara Indonesia, dalam pengertian historisnya merupakan hasil pergumulan pemikiran para pendiri negara ( The Founding Fathers ) untuk menemukan landasan atau p ijakan yang kokoh untuk di atasnya didirikan negara Indonesia merdeka. Walaupun rumusan dasar negara itu baru mengemuka pada masa persidangan Badan Penyelidik Usaha – Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), namun bahan – bahannya telah dipersiapkan sej ak awal pergerakan kebangsaan Indonesia. Latif (2002: 5) menyebutkan bahwa setidaknya sejak dekade 1920 – an pelbagai kreativitas intelektual mulai digagas sebagai usaha mensintesiskan aneka ideologi dan gugus pergerakan blok histori (blok nasional) bersama demi mencapai
PAGE – 11 ============
kemerdekaan. Pemberian kemerdekaan dan bayangan kekalahan Jepang tersebut BPUPKI yang selanjutnya disebut dalam bahasa Jepang sebagai Dokuritsu Zyunbi Tyoosak ai (Badan Persiapan Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan) dibentuk pada 29 April 1945 sebagai realisasi janji kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus 1945 dari pemerintah Jepang. Anggota BPUPKI berjumlah 63 orang, termasuk Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat sebag ai ketua, Itibangase Yosio (anggota luar biasa yang berkebangsaan Jepang) dan R. Pandji Soeroso (merangkap Tata Usaha) masing – masing sebagai wakil ketua Pembicaraan mengenai rumusan dasar negara Indonesia melalui sidang – sidang BPUPKI berlangsung dalam dua babak, yaitu: pertama, mulai 29 Mei sampai 1 Juni 1945; dan kedua, mulai 10 Juli sampai 17 Juli1945. Dr. KRT. Rajiman Wedyodiningrat diangkat ketua ( kaityo ), bukan Soekarno, yang pada waktu itu dianggap sebagai pemimpin nasional yang utama. Pengangkatan te rsebut disetujui oleh Soekarno, alasannya, sebagai anggota biasa akan lebih mempunyai banyak kesempatan untuk aktif dalam diskusi – diskusi. Sidang pleno BPUPKI pertama, sidang dibuka dengan sambutan Saiko Syikikan, Gunseikan, yang menasehati BPUPKI agar me ngadakan penelitian yang cermat terhadap dasar – dasar yang akan digunakan sebagai landasan negara Indonesia merdeka sebagai suatu mata rantai dalam lingkungan kemakmuran bersama di Asia Timur Raya. Ketika Dr. Radjiman Wediodiningrat, selaku Ketua Badan dan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), pada tanggal 29 Mei 1945, meminta kepada sidang untuk mengemukakan dasar (negara) Indonesia merdeka, permintaan itu menimbulkan rangsangan anamnesis yang memutar kembali ingatan para pendiri bangsa ke bela kang; hal ini mendorong mereka untuk menggali kekayaan kerohanian, kepribadian dan wawasan kebangsaan yang terpendam lumpur sejarah (Latif, 2011: 4). Begitu lamanya penjajahan di bumi pertiwi menyebabkan bangsa Indonesia hilang arah dalam menentukan dasar negaranya. Dengan permintaan Dr. Radjiman inilah, figur – figur negarawan bangsa Indonesia berpikir keras untuk menemukan kembali jati diri bangsanya. Pada sidang pertama BPUPKI, tampi l berturut – turut untuk berpidato menyampaikan usulannya tentang dasar neg ara. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengusulkan calon rumusan dasar Negara Indonesia sebagai berikut: 1) Peri Kebangsaan, 2) Peri Kemanusiaan, 3) Peri Ketuhanan, 4) Peri Kerakyatan dan 5) Kesejahteraan Rakyat. Selanjutnya Prof. Dr. Soepomo p ada tanggal 30 Mei 1945 mengemukakan teori – teori Negara, yaitu: 1) Teori negara perseorangan (individualis), 2)
145 KB – 686 Pages