171 KB – 21 Pages

PAGE – 1 ============
71KONTRIBUSI TEORI DAN TEKNOLOGI KOMUNIKASIDALAM TEKNOLOGI PEMBELAJARANBambang Warsita Pustekkom Kemdikbud(bambang.warsita@kemdikbud.go.id) Abstrak: Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu, teknologi pembelajaran dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori komunikasi dan hasil-hasil penelitian dalam pemanfaatan teknologi komunikasi. Kajian ini bertujuan untuk mem- peroleh gambaran tentang kontribusi teori dan teknologi komunikasi dalam teknologi pembelajaran. Teknologi pembelajan dibangun berdasarkan pada prinsip-prinsip yang ditarik dari berbagai teori, salah satunya adalah teori komunikasi. Teknologi pembela- jaran memanfaatkan media komunikasi yang berbasis teknologi komunikasi (teknolo- gi broadcasting) yaitu radio dan televisi. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa kon- tribusi atau dukungan teori dan teknologi komunikasi dalam teknologi pembelajan yaitu adanya berbagai model pembelajaran alternatif yang inovatif berbasis teknologi komunikasi untuk memecahkan masalah belajar dan pembelajaran. Misalnya peng- ’žŠ−−Š‰žflž ðˇ ŁŒð œ™−ł−Šł−“™Ÿ 𠜙−ł−Š ð “−ŠŁ−™Š ,Ł−™Š“−Ł−ŒžŽ−¢−Ž”Œ−Š‘−−š−Š teknologi komunikasi untuk menunjang peningkatan kualitas proses pembelajaran. Kata kunci: teori komunikasi, teknologi komunikasi, teknologi pembelajaran. Abstract: Every technology is built on the basis of certain theory, instructional technology is built on the basis of principles that is drawn from communication theory and results of research in the utilization of communication technology. This study aims to gain an overview of the contribution of communication theory and technology in instructional technology. Instructional technology is built based on the principles that is drawn from various theo- ries, one of them is a theory of communication. Instructional technology is utilizing com- munication media based on communication technology (broadcasting technology) which is a radio and television. The results of this study indicates that contribution or support theory and communication technology in the presence of various Instructional technolo- gies as an alternative learning model in which innovative based communications tech- ŠŸŁŸ’¢šŸ”ŽłŸ‰Ł”ŒœŸ‘Ł”−łŠ™Š’−Š“š”−„‚™Š’ ï ™Šœš−Š„” ð š‚”žœ”Ÿ‘‰ŸŸflœ ðˇ ŁŒœð ł−“™Ÿ‰łŸ−“„−œšœ ð ‰łŸ−“„−œšœ 𠔚„ï ™Š” ˙ŸłšœšŸžœ”„ŸŒŒžŠ™„−š™ŸŠš”„‚ŠŸŁŸ’™”œ to support the quality improvement of learning process. Keywords: communication theory, communication technology, instructional techno- logy.

PAGE – 2 ============
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 – Nomor 2, Desember 2014 A. PENDAHULUAN Dalam upaya mencerdaskan ke- hidupan bangsa sebagaimana yang diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945 dan pemenuhan hak setiap warga negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan yang diamanatkan pasal 31 ayat 1 UUD 1945, kenyataanya sam- pai saat ini masih menemui masalah, terutama dalam hal: (1). pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (2). peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan; dan (3). peningka- tan govermance dan akuntabilitas pen- gelolaan pendidikan. Untuk mengatasi masalah tersebut, UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 11 ayat 1 mengamanatkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib mem- berikan layanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidi- kan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi (Depdiknas, 2003). Selain itu, dengan perkemban- gan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat perlu diimbangi dengan pembelajaran gerak cepat dan tepat. Salah satu alternatif pemecahan masalah pendidikan tersebut, melalui penerapan teknologi pembelajaran, yaitu dengan mendayagunakan sum- ber-sumber belajar ( learning resources ) yang dirancang, dimanfaatkan, dan dikelola untuk tujuan pembelajaran. Adapun sumber belajar adalah meli- puti semua sumber baik berupa data, orang atau benda yang dapat diguna- kan untuk memberi fasilitas (kemu- dahan) belajar bagi peserta didik (Mi- arso, 2005). Dengan demikian, aplikasi praktis teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah belajar mempu- nyai bentuk kongkrit dengan adanya sumber belajar yang berbasis teknologi komunikasi untuk memudahkan atau memfasilitasi peserta didik belajar. Salah satu bentuk sumber belajar yang potensial adalah yang dikembang- kan berdasarkan teori komunikasi dan memanfaatkan berbagai bentuk dan jenis teknologi komunikasi. Artinya media komunikasi massa mempunyai potensi besar untuk dimanfaatkan se- bagai sumber belajar untuk belajar dan pembelajaran (Miarso, 2005). Teknolo- gi pembelajaran adalah kombinasi dari pembelajaran, belajar, pengembangan, pengelolaan, dan teknologi lain yang diterapkan untuk memecahkan masalah pendidikan (Anglin, 1995). Teknologi pembelajaran telah berkembang sebagai teori dan praktek di mana proses, sumber, dan sistem be- lajar pada manusia baik perseorangan maupun dalam suatu ikatan organi- sasi dapat di rancang, dikembangkan, dimanfaatkan, dikelola, dan dievalua- si. Pada hakikatnya teknologi pem- belajaran adalah suatu disiplin yang berkepentingan dengan pemecahan masalah belajar dengan berlandaskan pada serangkaian prinsip dan meng- gunakan berbagai macam pendekatan atau teori komunikasi dan teknologi komunikasi. Teknologi pembelajaran merupa- kan suatu bidang kajian khusus (spesi- alisasi) ilmu pendidikan dengan obyek formal flbelajarfl pada manusia secara pribadi atau yang tergabung dalam suatu organisasi. Belajar tidak hanya berlangsung dalam lingkup perseko- lahan (lembaga pendidikan) ataupun pelatihan. Selain itu, juga pada organi- 72

PAGE – 3 ============
73sasi misalnya keluarga, masyarakat, dunia usaha, bahkan pemerintahan. Belajar tidak hanya dilakukan oleh dan untuk individu, melainkan oleh dan untuk kelompok, bahkan oleh or- ganisasi secara keseluruhan. Belajar itu ada di mana saja, kapan saja dan pada siapa saja, mengenai apa saja, dengan cara dan sumber apa saja yang sesuai dengan kondisi dan keperluan atau kebutuhan (Miarso, 2005). Oleh karena itu, teknologi pembelajaran berupa- ya untuk memacu (merangsang) dan memicu (menumbuhkan) belajar. Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu. Demikian pula pada teknologi pembelajaran, dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori komunikasi terutama hasil-hasil penelitian dalam pemanfaatan media, khususnya me- dia komunikasi. Oleh karena itu, per- masalahannya adalah apa kontribusi atau dukungan teori dan teknologi komunikasi dalam teknologi pembela- jaran? Tujuan kajian ini adalah untuk mendeskripsikan atau menjelaskan kontribusi atau dukungan teori dan teknologi komunikasi dalam teknologi pembelajaran. Manfaat hasil kajian ini adalah untuk meningkatkan kontribu- si atau dukungan teori dan teknologi komunikasi dalam teknologi pembela- jaran. B. KAJIAN TEORI DAN PEMBA- HASAN 1. Pengertian komunikasi Kata komunikasi berasal dari ba- hasa Latin yaitu communicare yang be- rarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama dalam hal pengertian dan pendapat antara komunikator dan ko- munikan. Dengan demikian, apabila kita akan berkomunikasi dengan orang lain, sebaiknya terlebih dahulu harus menentukan suatu sasaran, sebagai dasar untuk memperoleh pengertian yang sama. Kalau kesamaan penger- tian dan pendapat telah dapat dicapai, maka komunikasi akan berlangsung dengan lancar dan baik. Secara etimologis, komunikasi be- rasal dari kata to communicate . Menu- rut Longman Dictionary of Contemporary English ð “”ˇŠ™œ™fl−š− communicate ada- lah upaya untuk membuat pendapat, menyatakan perasaan, menyampaikan informasi dan sebagainya agar diketa- hui atau dipahami oleh orang lain. Arti lain dari komunikasi adalah berbagi (to share ) atau bertukar ( to exchange ) pendapat, perasaan, informasi dan se- bagainya. Komunikasi adalah proses me- nyampaikan pesan dari seseorang ke- pada orang lain, sehingga diperoleh pengertian yang sama. Oleh karena itu, komunikasi adalah pertukaran infor- masi dari beberapa pihak yang meng- hasilkan pengertian, kesepakatan, dan tindakan bersama (Rogers & Kincaid, 1981). Komunikasi merupakan peristiwa sosial dan terjadi ketika manusia ber- interaksi dengan manusia lainnya. Ko- munikasi dapat terjadi di mana-mana tanpa mengenal tempat dan waktu, dengan kata lain komunikasi dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Dengan demikian, komunikasi adalah persyaratan kehidupan manusia. Ke- hidupan manusia akan tampak fiham- pafl apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi tidak akan mungkin terjadi interaksi sosial atau

PAGE – 4 ============
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 – Nomor 2, Desember 2014 74interaksi antar manusia, baik secara individu maupun kelompok, pada- hal sebagai makhluk sosial manusia senantiasa dituntut untuk saling berin- teraksi. Dua orang dikatakan berinter- aksi apabila saling melakukan aksi dan reaksi yang dalam ilmu komunikasi disebut sebagai tindakan komunikasi. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan manifestasi dari kehidupan itu sendiri. Ini berarti ko- munikasi merupakan realita pokok dari kehidupan manusia. Tanpa kita sadari, kita tiap hari, bahkan tiap saat, mengadakan komunikasi dengan sesa- ma manusia, baik melalui ucapan, ge- rakan maupun isyarat lainnya. Tindakan komunikasi dapat di- lakukan secara verbal yaitu dengan menggunakan kata-kata baik lisan dan atau tulisan maupun secara non- verbal dalam bentuk isyarat ( gesture ), sikap, tingkah laku, gambar-gambar, dan lain lain. Tindakan komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung seperti berbicara tatap muka, berbicara melalui telepon, dan lain-lain. Komu- nikasi juga dapat dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan media atau peralatan tertentu, seperti penyampaian informasi melalui surat, surtat kabar, majalah, radio, TV, inter- net, dan lain-lain. Dari semua kegiatan yang di- lakukan manusia, kegiatan bekomu- nikasi mengambil waktu terbanyak. Kebanyakan waktu kita, diperguna- kan untuk bercakap-cakap, membaca, menulis, melukis, memperagakan atau memamerkan sesuatu dan semua- nya itu merupakan kegiatan-kegiatan berkomunikasi. Dengan berkomu- nikasi orang dapat mengubah dan mempengaruhi sikap orang lain, ko- munikasi memungkinkan pemindah- an dan penyebaran ide kepada orang lain, atau penemuan ide baru. Komunikasi juga merupakan salah satu fungsi kehidupan manusia. Mela- lui komunikasi seseorang menyampai- kan pikiran atau perasaannya kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang bisa membuat dirinya tidak terisolasi atau terasing dari lingkung- annya. Melalui komuniaksi seseorang dapat mengajarkan atau memberita- hukan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Melalui komunikasi se- seorang dapat mengetahui dan mem- pelajari tentang orang lain dan berba- gai peristiwa yang sebelumnya tidak diketahuinya. Melalui komunikasi seseorang dapat menambah pengeta- huan dan mengubah perilakunya se- bagaimana yang diharapkan. Melalui komunikasi pula seseorang bisa mem- bujuk atau memaksa orang lain untuk berpendapat, bersikap atau berperi- laku sebagaimana yang diharapkan. Melihat pentingnya komunikasi tersebut sehingga terdapat banyak ru- Œžœ−Š−š−ž“” ˇŠ™œ™š”Šš−Š’flŸŒžŠ™fl− -si. Misalnya komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan/ atau di antara dua orang atau lebih de- ngan tujuan tertentu (Djuarsa, 1999). Suatu hal yang cukup penting untuk diperhatikan agar kita bisa me- ngadakan tindakan komuniaksi yang ”‘”flš™‘“−Š” ˇœ™”Š™−Ł−‚Ž”Š’”łš™−Š ð

PAGE – 5 ============
75bahwa komunikasi memiliki beberapa karakteristik pokok, yaitu: a) komu- nikasi adalah suatu proses, b) komu- nikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan, c) komunika- si menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang ter- libat, d) komunikasi bersifat simbolis, e) komunikasi bersifat transaksional, f) komunikasi menembus faktor waktu dan ruang. Sebagai suatu proses pembentuk- an, penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan/atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan ter- tentu. Oleh karena itu, komunikasi sedikitnya melibatkan empat faktor/ komponen yaitu: a) sumber/pengirim pesan/komunikator ( sources), b) pesan (message ), c) media atau saluran ( chan- nel), dan d) penerima, komunikan, au-dience ( receiver ). Begitu juga hubungan antara manusia yang satu dengan ma- nusia yang lain, empat unsur untuk terjadinya komunikasi ini akan selalu ada. 2. Teori Komunikasi Komunikasi merupan kegiatan orang sehari-hari. Kegiatan komunika- si bagi manusia merupakan bagian yang hakiki dalam kehidupannya. Di- namika kehidupan masyarakat akan senantiasa bersumber dari kegiatan komunikasi. Komunikasi merupakan suatu proses yang kompleks yang ter- jadi pada semua orang dan berlang- sung seumur hidup. Kegiatan komu- nikasi yang berupa perilaku kompleks dan proses yang multidisipliner itu te- lah lama menjadi obyek penelitian il- muwan. Karena kompleksnya masalah komunikasi, banyak sekali teori yang berusaha untuk menjelaskan bagaima- na proses komunikasi itu terjadi. Aki- batnya ilmu komunikasi dari waktu ke waktu makin berkembang dengan pesat, ditandai dengan munculnya berbagai model dan teori komunikasi baru. Ada banyak teori-teori komunika- si, setiap teori memiliki konsep atau prinsip-prinsip sendiri tentang komu- nikasi yang mempengaruhi bentuk atau model penerapannya dalam ke- hidupan manusia sehari-hari. Selain itu, masing-masing teori komunikasi memiliki kelebihan dan kelemahan. Perkembangan teori dan model komu- nikasi dapat disajikan dalam tabel se- bagai berikut: Tabel 1. Models of Communication (Rogers and Kincaid, 1981) No Sources Type of Model Main Components of the Model Definitions of Communication 1. Claude Shannon and Warren Weaver (1949) Linear Source Encoder Message Deco- der Destination Noise Feedback All the procedures by which one mind may affect another. 2. Charles Osgood and others (1957) Linear Message Decoder Interpreter Encoder One system a source, influences another, the destination, by mani- pulation of alternative signals which can be transmitted over the channel connecting them. 3. Bruce Westley and Malcolm MacLean (1957), based on Newcomb (1953) Linear Messages Sources (advocacy roles) Galekeepers (channel roles) Recievers (behavioral system roles) Feedback. Person A transmits messages abaut an object X to person B through galekeeper C. 4. David K. Berlo (1960) Linear Source Message Channel Reciever Feedback A process by which a source intentionally changes the behavior of a reciever 5. Wilbur Schramm (1973) Relation al Informational Signs Relationship Among Participants Active reciever A set of communication acts focused on a set of informational signs within a particular relationship 6. D.Lawrence Kincaid (1979) Converg ence Information Uncertainty Convergence Mutual understanding Mutual agreement Collective action Networks of relationships A process of convergence in which information is shared by participants in order to reach a mutual understanding

PAGE – 6 ============
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 – Nomor 2, Desember 2014 Claude Shannon and Warren Wea- ver (1949) berasal dari teori matemati- ka. Teori ini bersifat linier, yaitu mem- punyai arah yang tertentu dan tetap dari sumber kepada penerima. Salah satu unsur yang masih dapat diperta- hankan dalam teori ini adalah adanya sumber gangguan ( noise), yang senan- tiasa ada pada setiap situasi. David K. Berlo (1960) mengem- bangkan model komunikasi S-M-C-R (Sources, Message, Channel, Receiver ). Model komunikasi SMCR Berlo ini dianggap merupakan pembaharuan karena membawa implikasi dalam teknologi pembelajaran, yaitu di- masukkannya orang dan bahan seba- gai sumber yang merupakan bagian integral dari teknologi pembelajaran. Selain itu, isi pesan beserta struktur dan penggarapannya juga merupakan bagian dari teknologi pembelajaran. Segala bentuk pesan (lambang, verbal, taktil, dan wujud nyata) merupakan bagian dari keseluruhan proses komu- nikasi, sehingga merupakan bagian teknologi pembelajaran (Miarso, 2005).Proses komunikasi model SMCR Berlo ini merupakan model yang pa- ling sederhana dan paling bermanfaat dalam menghasilkan konsep-konsep yang berhubungan dengan teknologi pepembelajaran. Model ini memperhatikan keselu- ruhan proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima dan menun- jukkan unsur-unsur yang terlibat da- lam proses, serta saling hubungan- nya yang dinamis antara unsur-unsur yang terlibat di dalam proses. Selain itu, unsur-unsur yang terdapat dalam model ini dapat memberikan kejelas- an terhadap konsep-konsep penting lainnya, yaitu sebagai berikut: a. Peserta didik (penerima) dan guru atau bahan (sumber) adalah bagian integral teknologi pembelajaran, dan dipandang sebagai komponen komunikasi penting. b. Isi pesan, termasuk juga struktur dan cara fi treatmentflnya, dilihat se- bagai bagian proses komunikasi, oleh karena itu merupakan bagian teknologi pembelajaran. c. Lima macam indera yang merupa- kan saluran komunikasi, merupa- kan bagian dari proses komunikasi. Ini merupakan suatu konsep yang lebih luas dari pengalaman melalui ‚mata dan telinga™ konsep gerakan pembelajaran audio visual. d. Semua jenis pesan yang disampai- kan dengan menggunakan semua jenis sandi (kata-kata, lambang, dan sandi konkrit yang diperguna- kan gerakan pembelajaran audio visual) dipandang sebagai proses komunikasi, karena itu merupakan bagian dari teknologi pembelaja- ran. Walaupun model komunikasi SMCR Berlo ini masih memperlihat- kan suatu proses komunikasi yang si- fatnya linier, artinya pesan dikirimkan dan kemudian diterima oleh penerima. Namun, sesungguhnya komunikasi yang terjadi di sekitar kita jarang sekali terjadi dalam satu arah, karena keban- yakan komunikasi selalu berlangsung dua arah, dengan adanya umpan balik dari penerima ke sumber, baik umpan 76

PAGE – 8 ============
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 – Nomor 2, Desember 2014 pada level individu meliputi merasa (perceiving ), memahami ( understand- ing ), percaya ( believing ), dan tindakan (action), yang berpotensi untuk men- ciptakan informasi baru untuk pem- rosesan selanjutnya. Ketika informasi dishare oleh dua atau lebih individu, pemrosesannya dapat menghasilkan saling kesepahaman ( mutual under- standing ), mutual agreement , dan col- lective action . Komponen-komponen tersebut diorganisasikan dalam tiga ”Ł ð ¢−™šž ˇœ™flð Žœ™flŸŁŸ’™ð “−ŠœŸœ™−Ł ïCollective action mensyaratkan adanya tindakan-tindakan dari dua individu atau lebih, yang dibangun dengan fondasi mutual agreement dan understanding . Ketika dua atau lebih individu percaya bahwa sebuah state- ment itu valid, hal itu dikuatkan oleh konsensus atau mutual agreement dan mutual understanding . Atau dapat juga terjadi sebaliknya, yaitu misconsep- tion, misinterpretation, misunderstand- ing , dan ketidakpercayaan yang dapat me-ngurangi mutual understanding , dan menyebabkan ketidaksepakatan (disagreement ü œ”łš−flŸŠ ˆ™fl ûœ−Ł−‚œ−šž bentuk collective action ). Ada empat kombinasi dari mutual understanding dan agreement yang mungkin terjadi dalam komunikasi model konvergensi yaitu: 1) sepakat untuk sepakat, 2) sepakat untuk tidak sepakat, 3) tidak sepakat untuk sepakat, dan 4) tidak sepakat untuk tidak sepakat. Teori komunikasi konvergensi ini sesuai dengan paradigma belajar dan pembelajaran yang konstruktivistik, yaitu masalah belajar dan pembela- jaran, adalah: a) bersifat ketidaktera- turan atau keberagaman, peserta didik dihadapkan kepada lingkungan be- lajar yang bebas, karena kebebasan itu merupakan unsur yang esensial; b) keberhasilan atau kegagalan, ke- mampuan atau ketidakmampuan dilihat sebagai interpretasi yang ber- beda yang perlu dihargai; c) kebe- basan dipandang sebagai penentu ke- berhasilan, kontrol belajar dipegang oleh peserta didik sendiri; d) tujuan pembelajaran menekankan pada pen- ciptaan pemahaman yang menuntut −flš™ˇš−œflł”−š™‘ ð ŽłŸ“žflš™‘“−Ł−ŒflŸŠ -teks nyata. Oleh karena itu, implikasi teori komunikasi konvergensi ini pada konsep belajar dan pembelajaran yang konstruktivistik yang sesuai dengan prinsip teknologi pembelajaran. Salah satu prinsip teknologi pembelajaran adalah berorientasi pada peserta didik (student centered ), berarti bahwa usaha- usaha pendidikan, pembelajaran dan pelatihan hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik yang belajar. Untuk itu peranan guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber be- lajar tetapi berubah sebagai fasilitator yang akan memfasilitasi peserta didik untuk belajar, dan peserta didik sendi- rilah yang harus kreatif dan aktif bela- jar ( student active learning ) dari berba- gai sumber belajar. 3. Teknologi komunikasi. Kata teknologi berasal dari istilah teckne yang berarti sebagai seni ( art) atau ketrampilan ( skill). Selain itu, kata teknologi banyak dipahami oleh awam sebagai mesin atau hal-hal yang berkaitan dengan mesin. Dalam Dic- tionary of Science ð š”flŠŸŁŸ’™“™“” ˇŠ™œ™-kan sebagai penerapan pengetahuan teoritis pada masalah-masalah prak- 78

PAGE – 9 ============
79tis. Pada hakekatnya teknologi ada- lah merupakan penerapan ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke dalam tugas-tugas praktis (Miarso, 2005). Pengertian teknologi sebagai kumpulan pengetahuan, melengkapi pengertian teknologi sebagai barang buatan yang ditujukan untuk men- dukung kegiatan manusia agar lebih ”ˇœ™”Š“−Š‰”łšžfiž−Š ï −š”flŠŸŁŸ -gi dapat dipahami sebagai upaya un- tuk meningkatkan efektivitas dan ”ˇœ™”Šœ™ï ™šž ð š”flŠŸŁŸ’™š™“−fl bisa dipisahkan dari masalah, karena pada hakekatnya teknologi lahir dan dikembangkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh umat ma- nusia. Dengan demikian, teknologi mempunyai peranan dalam memper- luas dan memperbesar potensi manu- sia memenuhi kebutuhan praktisnya. Teknologi merupakan bagian in- tegral dalam setiap budaya. Makin maju suatu budaya, makin banyak dan makin canggih teknologi yang diguna- kan. Teknologi diterapkan di semua bi- dang kehidupan, diantaranya bidang pendidikan. Teknologi modern dalam bidang komunikasi dengan produk yang berupa peralatan elektronik dan bahan ( software ) yang disajikannya te- lah mempengaruhi seluruh sektor ke- hidupan termasuk pendidikan. Misal- nya teknologi komunikasi pendidikan, maksudnya teknologi komunikasi yang diterapkan atau dipakai dalam dunia pendidikan. Sering disebut pula dengan teknologi pendidikan yang memanfaatkan media komunikasi. Teknologi komunikasi yang dimak- sudkan di sini secara khusus ditujukan untuk teknologi-teknologi broadcasting . Radio dan televisi telah digunakan se- cara luas sebagai alat bantu pendidik- an sejak tahun 1920-an dan 1950-an. Teknologi komunikasi adalah sa- rana dan prasarana struktur kelem- bagaan dan nilai-nilai sosial dimana dikumpulkan, disimpan, diolah, dan dipertukarkan informasi sehingga me- mungkinkan untuk terjadinya persa- maan persepsi dan atau tindakan.Pengertian teknologi komunikasi sebagai suatu proses meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) proses itu harus ra- œ™ŸŠ−Ł“−Š” ˇœ™”ŠòXü ‚−łžœŒ”Šœ™œš”Œ ð karena segala sesuatu akan mempu- nyai dampak dan dipengaruhi oleh hal lain dalam lingkungannya; 3) harus bersistem, yaitu mempertimbangkan segala variabel yang mungkin ber- pengaruh dalam menentukan prose- dur tindakan agar proses itu efektif, ”ˇœ™”Šð “−Šœ”ł−œ™ òZü Œ”Ł™‰−šfl−Š‰”ł -bagai pihak yang berkepentingan, 5) mengarah pada pemecahan masalah bersama, 6) memadukan berbagai prinsip, konsep, dan gagasan, dan 7) mempertimbangkan kondisi lingkun- gan (lokal, nasional, dan internasion- al) untuk mencapai tujuan (Miarso, 2005). Teknologi komunikasi ini telah mengalami perkembangan yang pesat dengan dikembangkannya satelit ko- munikasi dan serat kaca ( fyber optics ) yang mampu mentransmisikan pulsa dengan kecepatan cahaya. Perkembangan teknologi komu- nikasi telah mengalami empat re- volusi dalam bidang komunikasi, yaitu: a) dalam hal berbicara, kemam- puan manusia berbicara dalam berko- munikasi antara seseorang dengan yang lain merupakan komponen yang

PAGE – 10 ============
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 – Nomor 2, Desember 2014 harus ada dalam kelengkapan atribut- atribut yang memungkinkan kelom- pok-kelompok manusia bisa bekerja sama dan survive, serta berkembang; b) ditemukannya tulisan, tulisan tidak hanya berfungsi sebagai suatu pem- bantu ingatan, tetapi juga meningkat- kan kemungkinan dalam berbagai hal; c) penemuan percetakan, percetakan berfungsi sebagai basis bagi menye- barnya kemampuan melek huruf dan merupakan fondasi untuk terseleng- garanya aktivitas pendidikan secara menyeluruh; d) dalam hal hubungan jarak jauh atau telekomunikasi, de- ngan ditemukannya berbagai sarana yang memungkinkan manusia ber- hubungan satu sama lain tampa harus terhalang oleh faktor jarak, kecepatan, dan waktu (Bell, 1979). Adapun basis teknologi itu adalah penemuan tran- sistor printer circuit , intergrated circuit , dan komputer. Ada berbagai jenis dan bentuk teknologi komunikasi yang dapat di- gunakan atau dimanfaatkan dalam pendidikan, antara lain sebagai beri- kut: a. Siaran radio pendidikan Radio merupakan media elek- tronik tertua dan sangat luwes. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengem- bangkan hubungan saling mengun- tungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Keunggulan media radio adalah berada dimana saja, di tempat tidur, di dapur, di dalam mobil, di kantor, di jalan, di pantai, dan berbagai tempat lainnya. Se- cara umum radio dapat dipandang sebagai media komunikasi massa yang penyerapannya melalui in- dera pendengaran ( audiktif ). Radio memiliki ciri khas, yaitu: menjanjikan kecepatan, ketepa- tan, kepraktisan dan kualitas da- lam mencari, mengumpulkan menyeleksi, mengolah dan me- nyajikan informasi. Kehadiran- nya dirasakan lebih universal, dan memiliki jaringan yang luas. Hal ini mengingat pengiriman suaranya melalui gelombang radio. Gelom- bang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dipercepat dengan frekuensi yang terdapat dalam frekuensi ra- dio (RF) dalam spektrum elektro- magnetik.Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi komunikasi adalah siaran radio pendidikan. Pemilihan me- dia radio didasarkan pada kemam- puan media ini dapat menjangkau populasi pendengar yang banyak “−Š‰™−¢−Ł”‰™‚Œžł−‚ û„Ÿœš” ˙”„-tive). Media radio memiliki per- anan, karena eksistensinya sebagai jaringan nasional dapat menge- œ−ŒŽ™Š’fl−Š‚−Œ‰−š−Š’”Ÿ’ł− ˇœ dan dapat menjangkau pendengar pada semua tingkatan pendidikan, budaya dan ekonomi (Summer, 1980). Adanya pemilihan media radio sebagai media adalah unsur kemampuan media ini dapat men- jangkau populasi pendengar yang lebih banyak dengan jarak jauh dan waktu yang lebih cepat, serta biaya yang relatif lebih murah diband- ingkan dengan media teknologi yang lain. Di negara-negara maju ham- pir semua orang memiliki radio. 80

PAGE – 11 ============
81jarak jauh bagi guru SD dengan memanfaatkan media radio. Pro- gram ini di mulai sejak tahun 1977 untuk menatar para guru SD di 11 propinsi. Para peserta hanya mengi- kuti siaran radio yang dilengkapi dengan bahan penyerta (BP). Pe- nataran tersebut kemudian diting- katkan fungsinya berdasarkan SK Dirjen Dikdasmen nomor: 239/C/ Kep/I/1992 tanggal 18 Juli 1992 menjadi pendidikan dan pelatihan bagi guru SD melalui siaran radio pendidikan (Diklat SRP). Tujuan- nya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya ting- kat Sekolah Dasar melalui pening- katan kualitas dan profesionalime guru. Program ini ditujukan un- tuk guru SD, MI, SDLB, khusus- nya yang tinggal di pedesaan dan daerah terpencil. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum pe- nyetaraan D II PGSD, yang ber- langsung selama dua tahun enam bulan. Peserta yang lulus penila- ian mendapat Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) yang bernilai kredit 2 (dua) untuk kenaikan pangkat guru.Dakir dan J. Simanjuntak te- lah melakukan penelitian secara khusus pemanfaatan siaran radio dalam penataran guru Sekolah Dasar. Penelitian ini membanding- kan dua kelompok yaitu kelompok penataran dengan siaran radio dan tatap muka secara konvensional sebagai kelompok kontrol. Salah satu hasil penelitian ini menunju- kan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti dari hasil prestasi belajar guru dalam bidang studi Sementara di negara berkembang termasuk Indonesia, radio dika- tagorikan sebagai barang yang cu- kup terjangkau harganya dan mu- dah didapat. Radio dikenal sebagai media yang sangat memasyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa radio merupakan sebuah media yang memiliki aksesibilitas tinggi. Ting- kat kepemilikan radio di wilayah perkotaan dengan angka penetrasi sebesar 40% (Katili-Niode, 2002). Di Indonesia terdapat banyak stasiun pemancar radio baik yang dimiliki oleh pemerintah pusat dan daerah serta swasta yang dapat di- pakai untuk menyiarkan program pendidikan. Radio Republik Indo- nesia (RRI) sebagai lembaga penyi- aran publik mempunyai daya jang- kau siaran secara nasional. Daya jangkau stasiun radio swasta yang pada umumnya menggunakan gelombang FM pada frekuensi 88 Œ 108. Media radio, dengan eksis- tensinya sebagai jaringan nasional dapat mengesampingkan ham- ‰−š−Š’”Ÿ’ł− ˇœ“−Š“−Ž−šŒ”Š -jangkau pendengar pada semua tingkatan pendidikan, budaya dan ekonomi (Summer, 1980). Pemi- lihan media radio oleh pemerintah didasarkan kemampuan media ini dapat menjangkau populasi pen- dengar yang lebih banyak dengan jarak jauh dan waktu yang lebih cepat serta biaya yang relatif lebih murah dibanding dengan media yang lain (Cantrill dan Allport, 1971).Adapun contoh siaran radio pendidikan antara lain program Diklat SRP adalah sebuah Diklat

171 KB – 21 Pages